Mencari pekerjaan di jaman sekarang sangatlah sulit, sudah banyak tempat yang Eric datangi namun sayangnya dia selalu ditolak karena tak sesuai dengan kriteria tempat tersebut.
"Hah harus cari kerja dimana lagi nih, udah hampir ngelilingin kota tetep aja gak dapet-dapet kerjaan. Andai gue anak presiden pasti enak gak usah capek-capek cari kerja"
Tengah meratapi nasibnya tiba-tiba saja telfonnya berbunyi.
"Tumben banget nih anak nelfon"
"Halo, apaan"
"Halo ric lo udah dapet kerjaan belom?"
"Belom, kenapa?"
"Kebetulan gue dapet info dari om gue kalo temennya ada yang lagi cari orang buat kerja sama dia"
"Om lo?, kok gue jadi curiga ya. Lo gak lagi nawarin gue buat jadi ani-ani kayak lo kan?"
"Tai lo. Gimana mau gak mumpung masih belum ada orang yang ngisi, lagian syaratnya juga gampang"
"Apaan syaratnya?"
"Syaratnya lo harus punya kontol yang gede, terus lo harus siap setiap waktu"
"Duh iz gak ada kerjaan lain apa, gue gak mau kalo kerja kayak gitu"
"Gue cuma bisa bantu itu doang ric, lo tau sendiri kan kerjaan gue kayak apa"
Eric berpikir untuk menolak tawaran Faiz tapi dia ingat jika dia susah mencari kerja dan juga dia sudah mulai kehabisan uang.
"Emm yaudah deh gue coba dulu, kemana gue harus pergi"
"Entar gue serlok , tapi lo perginya lusa aja karena dia lagi dinas diluar kota"
"Oke, makasih iz"
"Ya santai aja, udah dulu ya om gue nyariin"
Setelah telfon tertutup Eric pun bangkit dan memilih pulang ke kosannya.
"Gak papa lah jadi ani-ani yang penting bisa makan".
*****
Lusa pun tiba Eric pun pergi ke alamat yang diberikan oleh Faiz, sesampainya di tempat yang di tuju Eric berdiri cukup lama didepan rumah ini.
Dia masih bimbang hatinya mengatakan untuk pergi dari sana namun logikanya menyuruh untuk segera masuk kedalam rumah itu.
Setelah bergelut dengan pikirannya Eric pun memantapkan tekad dan mengikuti logikanya.
"Semangat ric cuma ini pekerjaan yang bisa lo lakuin sekarang"
Eric mengetuk pintu rumah itu dan tak lama kemudian seorang pria berbadan kekar membukakan pintu tersebut.
'anying'
" Cari Siapa?"
"A-anu om saya temennya Faiz, saya dikasih alamat rumah ini sama dia. Katanya pemilik rumah ini lagi cari pekerja makanya saya datang kesini".
"Faiz? Berondongnya Pandu?"
"E-ehh iiya om"
Pria itu menatap teliti pada Eric setelah itu dia mengangguk dan mempersilahkan Eric untuk masuk kedalam rumahnya.
Kini keduanya tengah duduk diruang tamu dengan suasana tegang, di karenakan pria dewasa itu masih belum buka suara dan lagi dia terus menatap penuh sidik ke arah Eric.
"J-jadi gimana om"
Dengan gugup Eric mengeluarkan suaranya karena dia sudah tidak tahan dengan suasana ini.
"Ehm. Kamu serius mau kerja sama saya?"
"Iya om saya mau kerja sama om"
"Hah. Usia kamu masih muda dan masa depanmu masih panjang, kalo kamu milih kerja sama saya kamu bakal kehilangan masa emasmu. Mending kamu pikir-pikir lagi dari pada menyesal di akhir"
"Sebelum masuk ke rumah om saya udah yakini diri saya buat kerja sama om, lagi pula saya juga udah capek cari kerja diluar sana"
"Hem. Yasudah kalo kamu emang udah yakin, sekarang buka celana mu tunjukkin kontolmu ke saya"
Eric menelan ludah mendengar perintah pria itu.
'anying baru juga setuju udah disuruh nunjukin kontol aja'
CERITA LENGKAP ADA DI KARYAKARSA
