Pelayan.

33 3 0
                                    

Aliya yang sedang menyuapi tanpa sepatah kata pun, mereka benar benar tidak ada yang memulai pembicaraan, Aliya hanya melakukan tugasnya, mengurus Jimin, pergi kuliah dan pulang untuk istirahat, hanya seperti itu terus menerus.

"Morning oppaa!!"

Sapa Hera yang baru saja masuk ke dalam kamar Jimin, Aliya yang menatap nya hanya mendatar kan tatapan nya.

"Oppa kok sudah makan sih, tpi keknya belum makan banyak ya? Nih aku tadi masak makanan kesukaan oppa, kajja kita makan bersama"

"Tapi aku sudah makan Hera, kau bisa makan sendiri"

"Wae oppa? Ayolah sedikit saja, oh ya biar aku saja pelayan, kau boleh pergi"

Ucap Hera membuat Jimin tersentak dan menatap Aliya.

"Pelayan?"

Jimin yang masih tidak percaya dengan ucapan Hera tadi.

"Baik nyonya, saya permisi untuk kuliah"

"Arra, dia masih sangat muda ya oppa? Dan masih kuliah juga?"

"Nee, dia masih sangat muda"

Pukul 17.10 Aliya sampai di rumah, ia harus mengambil air hangat untuk mengompres kaki Jimin.

"Aliya"

"Wae? Tuan butuh sesuatu?"

"Aku ingin bertanya boleh?

"Tentu"

"Kenapa kau hanya diam ketika Hera memanggil mu dengan sebutan pelayan? Apakah kau selelah itu? Kenapa kau tidak marah"

"Untuk apa aku harus marah tuan, sedangkan suami ku sendiri saja menganggap ku seperti pelayan, jadi tidak masalah bagi ku"

Jimin terdiam karena perkataan Aliya barusan, entah terbuat dari apa hatinya itu, sudah berkali kali di buat sakit tetap saja masih selembut Awan.

"Jimin-ah"

Eomma Jimin yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

"Ada apa kau kemari?"

"Besok kita ke Amerika untuk menyembuhkan mu, ibu sudah mendapatkan kabar bahwa di sana ada salah satu dokter yang bisa menyembuhkan penyakit seperti mu ini"

"Tidak, aku tidak butuh bantuan mu, aku bisa sembuh sendiri, tidak ada ibu yang selalu ingin apa apa dari anak nya, ibu itu adalah bagaimana dia menanyakan apa mau anak nya"

"Ibu melakukan ini untuk mu, agar kau sembuh"

Setelah berdebat beberapa menit, seperti biasa Jimin lah yang mengalah.

"Oke baik, besok kita berangkat, Jeon Aliya kau ikut dengan kami"

"Tidak, Aliya tetap di rumah, dia harus kuliah, dia tidak boleh meninggalkan kuliah nya"

"Apa kau yakin? Lalu siapa yang akan merawat mu disana?"

"Bukan kah disana banyak perawat, Aliya biar di rumah, kuliah nya tidak bisa di ganggu"

Aliya yang mendengar itu hanya terdiam, segitu tidak inginnya Jimin dekat dengan nya sampai kuliah menjadi alasan agar Aliya tidak ikut dengan nya.

"*Apakah oppa akan bersama Hera disana?*"

Skip malam harinya.

PELAYAN HIDUP🧸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang