Side Story 2 - Rhino & Peter

317 15 0
                                    

Ini "hidden story" yang sebelumnya gak ada di AU utama (BUKAN kelanjutan dari AU utama)

***

Peter melirik ke arah pintu saat mendengar suara pintu dibuka dan Rhino masuk ke dalam kamarnya. "Gak usah dikunci! Biar kamu gak macem-macem!" ucap Peter saat dia melihat Rhino hendak mengunci pintu. Bagaimana mungkin Peter bisa melihat pergerakannya padahal ruangan ini gelap gulita? Tapi, tentunya Rhino menuruti permintaan kekasihnya itu dan dia pun langsung naik ke atas kasur dan memeluk sang kekasih.

"Aku kepikiran..." ucap Rhino dan Peter menghentikan gerakan tangannya yang mengelus rambut laki-laki itu, menunggu Rhino melanjutkan ucapannya.

"Bukan tentang Sam kok, tapi tentang sikap aku ke kamu dulu yang maksa banget. Aku baru sadar kalo aku egois banget dari pas kita ketemu lagi di kampus sampe tadi pas kamu akhirnya ngajak aku ngobrolin perihal Sam. Aku keliatan kayak anak kecil ya? Maaf!" ucap Rhino dan dia mengangkat kepalanya saat mendapat kecupan di dahinya.

"Hidup aku itu sangat monoton sebelum kamu dateng. Dan, pas kita ketemu di Taste pub itu, itu adalah pertama kalinya aku ke gay bar. Nekad juga sih ke sana sendirian, tapi aku sadar kalo aku gak seharusnya terlalu nyaman di zona nyaman aku sendiri. Aku harus berani coba hal baru untuk bisa memahami dunia," ucap Peter dan dia kemudian meminta Rhino untuk sedikit naik sehingga kini posisi mereka sejajar dan ditatapnya laki-laki itu.

"Pas ketemu sama kamu di bar, aku langsung tertarik sama kamu, tapi aku juga takut untuk terikat sama seseorang karena aku sama Sam yang notabene itu sahabat, pas pacaran malah gagal. Jadi aku mikir, gimana sama strangers? Yang ada aku baper sendiri," ucap Peter dan Rhino mengecup pipinya dan tersenyum menatapnya.

"Aku paham kok eksistensi Sam di hidup kamu. Gak usah terlalu takut untuk bahas Sam. Aku sama sekali gak cemburu karena aku percaya diri dan aku juga percaya sama kamu, aku tau gimana perasaan kamu ke aku, aku gak buta ataupun bodoh," ucap Rhino dan hal itu membuat Peter tertawa dan kini dia yang masuk ke dalam dekapan Rhino.

"Kalo Sam gak dorong aku untuk ikutin kata hati aku, aku gak mungkin bisa ada di pelukan kamu kayak sekarang. Kamu gak mungkin jadi bagian dari hidup aku yang ngebosenin ini. Makasih karena udah maksa aku untuk jadi pacar kamu," ucap Peter dan dia tertegun saat merakan sesuatu melingkar di jari manis tangan kirinya.

Peter pun mengangkat kepalanya dan juga tangannya, menatap sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya dan kemudian menatap Rhino, dia tidak bisa berkata-kata.

"Itu bukan cincin lamaran resmi kok. Masih banyak yang harus aku lakuin sebelum aku bisa ngelamar kamu. Tapi, sayang... Aku serius sama hubungan kita, dan semoga cincin itu bisa jadi simbol keseriusan aku," ucap Rhino, tersenyum tipis saat melihat setetes air mata turun membasahi pipi Peter dan dia pun mengusapnya dengan jari-jari tangannya.

"Nyebelin banget. Aku yang lebih tua, tapi malah aku yang dilamar," gerutu Peter dan Rhino mendekap kekasihnya itu. Mungkin memang Peter lebih tua darinya, tapi dia yakin bahwa cintanya pada laki-laki itu pasti jauh lebih besar dari pada cinta Peter padanya, dan dia tidak mempermasalahkan hal itu.

"Tidur yuk! Aku ngeri malah nanti nerkam kamu," ucap Rhino dan Peter terkekeh pelan mendengarnya. Dia kemudian menyamankan posisi tidurnya dan mengecup leher Rhino lembut sebelum mengucapkan "Night" dan dia pun terlelap di dekapan hangat Rhino.

***

Rhino tersenyum pagi itu saat membuka lemari, kini baju-bajunya juga memiliki tempat di dalam lemari Peter. Dan saat dia keluar kamar, pemandangan Peter yang menyiapkan sarapan di dapur menyambutnya setiap hari. Peter memang tidak bisa memasak, tapi dia bersikeras bahwa dia akan menyiapkan sarapan karena Rhino selalu memasak makan malam. Menurutnya mereka harus berbagi tugas, termasuk untuk urusan bersih-bersih.

"Kenapa kamu bangun pagi-pagi? Ini hari Minggu loh," ucap Rhino seraya memeluk pinggang Peter dan terus menempel dengan laki-laki itu bahkan saat Peter menuangkan nasi goreng kimchi buatannya ke dalam dua buah piring.

Peter kemudian berbalik dan merangkulkan tangannya di leher Rhino seraya berkata "Soalnya aku laper banget. Semalem tenaga aku kamu kuras abis." Rhino meletakkan dahinya di bahu Peter dan terkekeh pelan.

"I know. Makanya aku agak kaget pas buka mata kamu udah gak ada di sebelah aku, kirain kamu kabur," ucap Rhino dan dia mendapat pukulan di bahunya yang membuat Rhino mengangkat kepalanya.

"Aku belom punya rumah sendiri kalo kamu lupa dan kita sekarang masih numpang di apartemennya Sam," ucap Peter dan itu membuat Rhino teringat sesuatu.

"Aku udah buat janji sama agen untuk liat apartemen hari ini. Hampir aja aku lupa. Maaf aku lupa kasih tau kamu. Kamu hari ini free, kan?" tanya Rhino dan Peter menganggukkan kepalanya lalu berkata "Yaudah, ayo kita makan dulu terus siap-siap!"

Seharian itu mereka mengunjungi beberapa apartemen bersama agen properti hingga akhirnya mereka menentukan pilihan pada rumah kedua. Sebuah apartemen yang terletak di dekat sungai Han, dengan dua kamar tidur yang salah satunya akan mereka jadikan sebagai ruang baca atau ruang kerja, ruang tamu yang menyatu dengan dapur dan ruang makan. Keduanya menyukai desain terbuka seperti itu. Hanya kamar dan kamar mandilah yang memiliki kesan private.

Sebulan kemudian mereka resmi pindah ke apartemen baru, tidak banyak yang mereka pindahkan karena Peter sebelumnya tinggal di apartemen Sam dan Rhino pun tinggal di studio apartemen yang sudah dilengkapi dengan perabotan. Apartemen baru mereka terasa kosong hanya dengan kasur, meja kerja dan juga lemari baju, serta beberapa peralatan memasak.

"Uhhmmm... Weekend kita harus hunting perabotan. Ini rumah kosong banget dan sementara kita pesen makanan pesan antar aja dulu," ucap Peter dan Rhino menganggukkan kepalanya, tapi dia kemudian berguling dan kini berada di atas tubuh Peter.

"Mau ngapain?" tanya Peter dengan wajah memerah dan menghindari bertatap mata dengan kekasihnya itu.

"Kita harus lakuin ritual di rumah baru," jawab Rhino dan Peter menelan ludahnya sebelum bertanya "Syukuran rumah baru? Minggu depan aja."

"Bukan... Hal urgent yang wajib kita lakuin sekarang," ucap Rhino dan dia menundukkan kepalanya, mencumbu leher Peter dan tangannya sudah berada di balik baju kekasihnya itu.

"Uhhh... Gak mau pindah ke kamar?" tanya Peter dengan suara bergetar. "Kita harus lakuin ritual ini di semua ruangan," jawab Rhino dan dia membungkam mulut Peter dengan ciuman panas. Dia tidak mau Peter menentangnya dan mereka berdebat.

Case 143 Special (MinSung 18+) https://privatter.net/p/9982998

=====END=====

Case 143 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang