Allô selamat datang lagi di lapak bokuaka milik Valeriavalentine semoga kamu menikmati cerita ini 🦉
Welcome to...
Bokuaka story🦉
Happy reading 🏐
❁BOKUAKA❁❁❧byvaleriavalentine❧
Setelah makan malam bersama keluarganya, Akaashi pamit untuk segera tidur. Laki-laki itu naik kembali ke kamarnya. Setelah memastikan pintu kamar terkunci, Akaashi menatap kasurnya lama.
Apakah Bokuto sekarang sudah makan? Apakah dia menceritakan kejadian itu pada kakak kakaknya?
Akaashi berjalan menuju jendela besar di ujung kamarnya. Akaashi menyibak gorden jendela itu dan mulai terlihat pemandangan dari atas sana. "Apakah aku memang sudah gila? Tapi kejadian itu terlihat nyata. Bagian mana yang membuatku disebut gila?" Gumam Akaashi.
Dia masih tidak bisa mempercayai banyak hal yang terjadi padanya. Namun kemudian laki-laki itu teringat sebuah surat yang ibunya bilang. Akaashi langsung menghampiri meja belajar dan duduk di sana.
Matanya mengamati surat itu lamat-lamat. Suratnya cukup tebal, sebenarnya apa yang orang ini tulis hingga permukaan surat saja nampak sedikit menggembung. Namun, surat itu terlihat unik. Dengan segel lilin berwarna merah yang merekatkannya, Akaashi tidak berpikir kalau orang Jepang sekarang masih jaman untuk melakukan hal ini. Mengirim pesan kan bisa melalui via SMS. Kalaupun sangat perlu ke kantor pos dengan surat, tidak perlu menggunakan segel lilin, cukup lem saja.
Akaashi membuka surat yang tersegel itu. Tiga lembar surat yang terlipat terlampir di sana. Mata Akaashi mengeluarkan surat itu dan mulai membukanya. Tulisannya rapi, bergaya tegak sambung berukuran sedikit kecil dan tipis. Tulisan tangan yang rapi dan terampil. Apakah diantara temannya Akaashi memiliki seseorang seperti ini ya?
Laki-laki itu membaca baris pertama dari surat itu kemudian mendelik. Ini Shiro! Surat dari Shiro!
Dengan hati yang berdegup was-was, Akaashi pelan-pelan membaca tiap baris dari surat itu. Banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Shiro, tapi kenapa laki-laki itu tidak menemui Akaashi secara langsung dan malah memilih untuk menitipkannya sebuah surat.
Akaashi Keiji,
Bagaimana keadaanmu? Semoga kau tidak merasakan efek samping yang meski sudah ingin ku hilangkan itu. Akaashi, tariklah napasmu dalam-dalam, mungkin ini akan menjadi surat panjang dan terakhir yang aku tulis. Aku tidak berani untuk hadir di hadapanmu lagi, makanya aku menuliskan surat ini untukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Mirror And Two Hearts(BOKUAKA)
Fiksi Penggemarketika teenage Bokuto dan Akaashi bertemu adult Bokuto dan Akaashi melalui cermin ajaib yang mereka temui di gudang penyimpanan klub voli. Menjadi perjalanan panjang untuk Akaashi Keiji yang mencari arti sesungguhnya dari perasaanya,dan penantian Bo...