Kakak Ipar Ch1.

1K 18 0
                                    

Kakak Ipar |Jizan.

Untuk pertama kalinya setelah mereka menikah hampir dua tahun, Jizan baru bertemu lagi dengan adik kandung dari sang suami. Terakhir kali mereka hanya pernah bertemu ketika Jagat datang ke Indo, menghandiri pernikahannya dengan Yasa dan kali ini adik sang suami itu datang lagi untuk kuliah.

Sebenarnya Jagat telah di terima di universitas ternama ketika berada di Australia, tetapi karena terlibat pergaulan bebas yang di rasa sangat mengkhawatirkan keluarganya meminta Jagat pulang saja ke Indo. Untuk tinggal bersama dengan Yasa, agar ada seseorang yang bisa memperhatikannya.

Dan kebetulan Yasa juga membutuhkan Jagat menjaga Jizan yang memang tengah hamil lumayan besar sekitar 5 bulan, terlebih lagi dia memiliki begitu banyak pekerjaan selaku direktur cabang Indo.

"Selamat sore Kakak ipar," sapa Jagat sopan dengan suara beratnya, untuk sesaat perawakannya yang terlihat jauh lebih tinggi dari terakhir kali mereka bertemu mampu membuat Jizan tertegun.

"A-ah iya selamat sore Jagat, emm.. jangan terlalu sopan seperti itu anggap saja aku Kakakmu sendiri. Ayo aku antar kamu ke kamar, Mas Yasa belum pulang kemungkinan masih nanti malem sih," ucap Jizan sembari tersenyum canggung dan segera memimpin Jagat dengan berjalan di depan.

Hari ini Jizan menggunakan kemeja kebesaran yang bisa di bilang lumayan pendek, sebab dia tidak tahu jika Jagat akan datang hari ini. Bahkan anak itu tidak di jemput oleh supir keluarga Park, melainkan menggunakan taksi untuk datang ke rumahnya jadi dia tidak menggunakan pakaian yang pantas.

Kemeja yang di gunakannya itu hanya mampu menutupi setengah dari pahanya saja, terlebih dengan perutnya yang telah lumayan membesar sehingga bagian depan jauh lebih pendek dari yang seharusnya.

Dia bahkan tidak menggunakan bra karena pelayan di rumah ini hampir semuanya perempuan, agar tidak membuatnya canggung menggunakan pakaian wanita ketika dalam keadaan hamil seperti ini.

Penggunaan bra di sini di maksudkan untuk menampung dadanya yang telah membesar akibat air susu seperti layaknya wanita, jadi ketika ingin pergi keluar biasanya Jizan akan memakai bra.

"Kamu kok gak ngomong kalau mau pulang hari ini? Kalau gitu kan Kakak bisa minta supir ngejemput di bandara, gak perlu kamu sampe naik taksi segala," ucap Jizan yang berusaha membuka percakapan.

"Mami yang nyuruh Kak, katanya biar cepet beradaptasi," jawab Jagat pelan yang membuat Jizan menganggukkan kepalanya paham, pemuda cantik istri dari kakaknya itu tetap berjalan di depannya dengan langkah pelan.

Dan entah kenapa Jagat justru berjalan sedikit jauh lebih pelan, bukan karena koper tentu saja benda itu tidak ada apa-apanya bagi Jagat. Dia hanya ingin menatap pemandangan indah tubuh sexy dari istri kakaknya itu lebih jelas, karena tengah menaiki tangga bagian bawah Jizan tentu saja terlihat jelas olehnya karena kemeja itu sangat longgar.

Renda putih dengan tali sexy yang memperlihatkan seluruh pantat berisi itu membuat napas Jagat mulai memberat, tapi wajahnya masih tetap datar saja. Berusaha menyembunyikan kenyataan jika dia merasa sangat terangsang, dengan istri kakaknya yang terlihat jauh lebih sexy ketika berada dalam keadaan hamil seperti ini.

"Sini masuk Jagat, kamar kamu tepat di sebelah kamar kita kok. Jadi kalau butuh apa-apa ke kamar Kakak aja ya, istirahat du-aduhhh shh..," ucapan Jizan segera terhenti dengan tendangan di perutnya, membuat dia refleks meringis sakit.

"Eh, kenapa Kak? Sini duduk dulu, perutnya sakit ya perlu aku panggilin dokter gak?" Tanya Jagat dengan nada khawatir dan segera menuntun Jizan untuk duduk di atas kasur terlebih dulu, bahkan tanpa canggung dia juga mengelus perut besar Jizan.

Karya aku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang