🌿Bab 19

77.8K 4.9K 79
                                    

Happy Reading!

"Lok kok ke sini? Ada yang ketinggalan?" tanya Hasti saat menantunya datang.

Andra mengernyit. "Kan Andra dan Meylisa memang sementara tinggal di sini, mah." ucap Andra bingung.

Hasti melotot. "Tapi tadi siang Meylisa bilang kalian mau pulang ke rumah."

Mendengar hal itu, Andra langsung memeriksa ponselnya.

"Apa Meylisa bohong sama mama?" tanya Hasti cemas.

Andra menghela napas lalu menatap mama mertuanya. "Meylisa nggak ngomong apapun sama Andra, mah." ucap Andra lalu bergegas memakai sepatunya kembali.

"Ya sudah. Segera pulang, kasihan Meylisa sendirian di rumah." ucap Hasti khawatir.

"Iya mah. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam. Hati-hati Ndra." Pesan Hasti lalu menghela napas. Meylisa memang belum dewasa. Bisa-bisanya ia berbohong pada orang tua dan suaminya sendiri.

Sedang di tempat lain, tepatnya di sebuah dapur yang cukup kecil terlihat Meylisa sedang memasak mie instan.

"Lo yakin makan mie instan? Gimana kalau pak Andra tahu." tanya Tasya khawatir.

"Udah santai. Suami gue juga lagi enak-enak ngobrol sama temannya." ucap Meylisa lalu menambahkan cabe ke dalam bumbu.

"Ck! Harusnya tadi lo masuk terus tanya ada kepentingan apa tu wanita nemuin laki lo? Bukannya malah kabur ke sini." ucap Tasya membuat Meylisa mendengus.

"Gue nggak mau ganggu orang yang lagi asyik ngobrol." ucap Meylisa kesal lalu mematikan api dan menuang mie instannya yang sudah matang.

"Terus ini gimana? Lo mau nginap di sini?"Tanya Tasya sembari memberikan piringnya minta bagian mie instan.

"Iyalah. Mau ngapain lagi, udah malam ini." ucap Meylisa santai.

"Minimal lo kirim pesan deh sama pak Andra. Takutnya entar gue dikira nyulik bininya lagi." ucap Tasya sembari meniup mie.

"Iya. Nanti selesai gue makan mie." ucap Meylisa yang dengan lahap menyantap mie nya.

Di sisi lain, Andra yang sudah tiba di rumah kembali dibuat panik karena tidak menemukan keberadaan Meylisa di manapun. Bahkan tidak terdapat tanda-tanda bahwa istrinya tadi pulang ke sini.

"Ya Tuhan." Gumam Andra cemas lalu mengambil ponselnya.

"Meylisa? Nggak di sini. Bunda dari tadi di rumah dan nggak lihat Meylisa datang. Memang kenapa? Meylisa nggak ada di rumah."

Andra memijat keningnya. "Iya bun. Meylisa nggak ada di rumah. Sudah Andra coba telpon tapi nomernya nggak aktif."

"Ya Allah, Meylisa. Coba telpon temannya dulu. Siapa tahu lagi di rumah temannya." usul Sasmita.

"Iya bun. Andra coba ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tutt

Andra langsung membuka grub kelas dan mencari nomer Tasya.

Satu detik, dua detik, tiga detik belum diangkat dan_

"Hallo_ maaf Tasyanya lagi di kamar mandi."

Andra menghela napas saat mendengar suara istrinya.

"Di mana?" tanya Andra membuat wanita diseberang sana kaget.

"M_mas Andra? Kok nelpon Tasya sih?"

"Mas tanya, kamu di mana?" tanya Andra datar.

"Anu_ ini di rumah Tasya."

"Kirim alamatnya, mas jemput sekarang."

"Hah? Nggak usah. Udah malam, besok aja mas jemput."

"Sekarang, Meylisa!" tekan Andra.

"Iya_ iya."

Tutt

Telponnya dimatikan dan Andra segera mengambil kunci mobilnya lalu keluar dari rumah.

Andra tiba di depan sebuah rumah di dekat gang lalu keluar dari mobil. Di halaman rumah, ternyata Meylisa sudah menunggu.

"Masuk!" titah Andra membuat Meylisa menghentak kakinya kesal lalu segera masuk ke dalam mobil.

"Berani kamu ya pergi tanpa ijin dulu sama mas." ucap Andra begitu ia masuk ke dalam mobil.

Meylisa hanya diam menatap jalanan.

"Mau skripsinya mas tunda?" ancam Andra membuat Meylisa berdecak.

"Apaan sih mas. Ngancem mulu. Lagian harusnya aku yang marah." ucap Meylisa ketus.

"Memangnya mas salah apa?" tanya Andra bingung sekaligus kesal. Istrinya itu sudah salah bukannya minta maaf malah melempar kesalahan.

"Tadi siang aku ke kampus mau ngajak mas makan tapi malah ada tamu." ucap Meylisa membuat Andra mengingat-ingat siapa tamu yang Meylisa maksud.

"Bu Erika?"

"Ya mana aku tau. Pokoknya mas seru banget ngobrol sama dia sampai aku di depan pintu aja mas nggak lihat."

Andra menghela napas lalu terkekeh pelan. "Ini kamu marah karena mas ada tamu atau karena tamunya seorang wanita?"

"Ya_ mas pikir aja sendiri." jawab Meylisa ketus.

"Bu Erika itu teman mas waktu kuliah. Dia juga sudah nikah, anaknya aja sudah tiga." ucap Andra membuat Meylisa melotot.

"Tapi kenapa__"

"Dia dosen baru di kampus kita gantiin pak Handoko." terang Andra membuat Meylisa tersenyum kecil.

"Hehe_ kok mas nggak cerita sih dari awal." ucap Meylisa lalu mengelus pelan lengan suaminya.

Andra menghentikan mobilnya di depan penjual nasi goreng.

"Sudah makan?" tanya Andra membuat Meylisa mengangguk.

"Makan apa?" tanya Andra lagi.

"Anu_ itu mas. Apa ya namanya yang panjang-panjang terus berkuah."

Andra menatap istrinya curiga. "Kamu nggak makan yang aneh-aneh kan?"

"Nggak kok. Sumpah." ucap Meylisa membuat Andra mendekat dan_

Cupp

Meylisa melotot saat lidah suaminya menerobos masuk ke mulutnya.

Andra menarik dirinya setelah berhasil menemukan bukti.

Mie instan eh?

"Mas_itu tadi cuma nyicip punya Tasya." ucap Meylisa membela diri.

Andra menatap istrinya. "Enak ya makan soto ayam malam-malam." ucap Andra membuat Meylisa tertawa.

"Iya_hehe."

"Mau lagi? Kan tadi cuma nyicip sampai seluruh mulut aroma soto ayam." sindir Andra membuat Meylisa memgangguk.

"Iya. Beli yang rasa opor ayam ya, mas." ucap Meylisa membuat Andra mendelik.

-Bersambung-

Oh_ My LectureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang