🌿Bab 26

79.5K 5.5K 185
                                    

Happy Reading!

Andra mengernyit saat tak menemukan istrinya. Jika istrinya tidak di rumah, lalu kenapa saat ia datang tadi pintu rumah tidak terkunci.

"Sayang." panggil Andra sekali lagi namun tetap tidak ada sahutan dari siapapun.

Merasa khawatir, Andra segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi istrinya.

Tut tut tut tut tut

Andra menghela napas saat telponnya tidak diangkat. "Apa ke rumah mama?" gumam Andra lalu bersiap menghubungi sang mertua namun suara pintu yang dibuka membuat ia membatalkan niat itu.

Brak

Meylisa menutup pintu lalu melepas sendalnya.

"Dari mana?" tanya Andra membuat Meylisa mendongak menatap sang suami yang ternyata sudah pulang.

"Beli es cream sama roti." ucap Meylisa sembari menunjukkan kantong plastik di tangannya.

Andra mengangguk lalu segera menarik pelan lengan Meylisa menuju sofa di ruang tamu.

"Lihat yang mas beli." ucap Andra membuat Meylisa mengintip beberapa paper bag yang ada di atas sofa.

"Mas beli baju?" tanya Meylisa yang langsung diangguki oleh Andra.

"Baju ibu hamil." ucap Andra lalu mengeluarkan semua pakaian yang tadi ia beli untuk sang istri.

"Terima kasih, mas." ucap Meylisa lalu melangkah menuju dapur.

Andra terdiam melihat reaksi istrinya lalu segera menyusul ke dapur.

"Kamu tidak senang?" tanya Andra memeluk istrinya dari belakang.

"Senang kok." ucap Meylisa sembari menyusun es cream yang tadi ia beli ke dalam kulkas.

Andra menghela napas. "Kamu marah kan karena satu bulan terakhir ini mas sangat sibuk?" tanya Andra membuat Meylisa tersenyum tipis lalu menutup pintu kulkas dan berbalik menghadap sang suami.

"Nggak kok. Lagipula mas kan kerja juga buat aku dan anak kita." ucap Meylisa membuat Andra menyentuh wajah istrinya.

"Karena perkejaan mas sudah selesai, bagaimana jika kita jalan-jalan." tawar Andra membuat Meylisa menggeleng.

"Daripada jalan-jalan bukankah lebih baik mas istirahat? Aku tahu mas pasti capek banget satu bulan terakhir ini." ucap Meylisa lalu menarik lengan sang suami menuju kamar.

Meylisa dengan telaten melepas satu persatu kancing kemeja yang suaminya kenakan.

"Mas sudah makan?" tanya Meylisa. Karena tumben sekali jam dua siang suaminya sudah pulang.

"Belum. Kamu?" tanya Andra sembari menatap wajah cantik istrinya yang semakin gembul.

"Sudah." jawab Meylisa lalu melangkah menuju lemari untuk mengambil handuk baru.

Andra menatap tubuh istrinya yang kini semakin berisi. Syukurlah meskipun ia sangat sibuk namun Meylisa bisa mengerti itu dan tetap makan dengan baik. Selama satu bulan terakhir ini, Andra begitu sangat terbantu dengan sikap penurut istrinya. Setidaknya hanya pekerjaan yang membuatnya pusing.

"Mas mandi dulu sementara aku siapin makan siang." ucap Meylisa sembari menyerahkan handuk ke tangan suaminya.

"Iya sayang. Terima kasih." ucap Andra lalu mengecup kedua pipi Meylisa bergantian kemudian melangkah menuju kamar mandi.

Di dapur, Meylisa dengan telaten memasak nasi goreng dengan telur dan sosis. Kemudian membuat jus jeruk untuk suaminya.

"Wangi sekali." puji Andra yang datang dengan wajah segar.

Meylisa meletakkan sepiring nasi goreng dan jus jeruk di atas meja makan.

"Mau ke mana?" tanya Andra saat istrinya ingin beranjak pergi.

"Itu_ aku mau rapiin pakaian yang tadi mas beliin ke lemari." jawab Meylisa membuat Andra menggeleng.

"Duduk di sini! Temani mas makan." titah Andra membuat Meylisa mengangguk kemudian ikut duduk.

"Enak." puji Andra lalu mengarahkan sesendok nasi goreng ke mulut istrinya.

Meylisa menggeleng. "Mas saja, aku sudah kenyang." tolak Meylisa membuat Andra tersenyum lalu lanjut makan.

"Mas rasa anak kita sangat pengertian karena nggak bikin kamu ngidam ini itu disaat mas sibuk." ucap Andra membuat Meylisa mengelus perutnya.

"Berarti pekerjaan mas sudah selesai kan?" tanya Meylisa.

Andra mengangguk lalu mengelus perut Meylisa. "Semuanya sudah selesai dan mulai besok mas bisa lebih fokus ke kamu dan baby." ucap Andra membuat Meylisa mengangguk. Pasalnya satu bulan terakhir suaminya benar-benar jarang di rumah. Sibuk mengurus bisnis baru dan bekerja di kampus. Bahkan kadang saat di rumah pun hanya fokus pada laptop dan ponselnya.

"Jadi kapan aku bisa bimbingan lagi, mas? Aku sudah selesai bikin bab akhir." tanya Meylisa. Karena ia dilarang pergi ke kampus dan gabung mahasiswa lain untuk bimbingan. Sedang di rumah pun juga cuma dua kali bimbingan.

"Malam ini saja. Sudah kamu print kan?" tanya Andra yang langsung diangguki oleh Meylisa.

"Oh ya. Mas lupa. Besok kita pergi USG ya. Pasti sudah ketahuan jenis kelaminnya." ucap Andra membuat Meylisa tersenyum.

"Aku sudah pergi kok mas. Jenis kelaminnya laki-laki." ucap Meylisa membuat Andra terdiam.

"Kapan?" tanya Andra.

"Dua minggu yang lalu." jawab Meylisa membuat Andra terdiam tanpa bisa berkata-kata lagi.

Sedang Meylisa hanya tersenyum lalu membatin. 'Kurang dewasa apalagi aku ini'

-Bersambung-

Oh_ My LectureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang