🌿Bab 24

72.6K 5.2K 224
                                    

Happy Reading!

'Duh kenyang banget' batin Meylisa lalu melirik semua makanan di atas meja.

"Kenapa? Nggak suka makanannya? Mau mama masakin yang lain?" tanya Hasti membuat Meylisa menggeleng.

"Mas minta maaf, sayang. Mas ngaku salah tapi kamu makan ya. Kasihan anak kita kalau kamu nggak mau makan." Ucap Andra memelas.

Meylisa menghela napas lalu menatap mamanya. "Meylisa nggak bisa, mah. Meylisa nggak nafsu makan. Kalau dipaksain takutnya malah muntah." ucap Meylisa membuat Hasti menggeleng.

"Mama mengerti ibu hamil memang ribet soal makan tapi setidaknya coba sedikit. Kasihani anak kamu yang perlu nutrisi." ucap Hasti lalu menuangkan sup ke nasi Meylisa.

Meylisa menelan ludahnya susah payah. Sungguh ia sudah kenyang.

"Atau mau martabak biar mas beli?" tawar Andra membuat Meylisa menatap suaminya itu tajam.

"Mas ngapain di sini sih? Nggak ke kampus? Nggak nemuin bu Erika?" tanya Meylisa kesal.

Hasti segera menyentuh tangan putrinya. "Sudah, bahas itu nanti saja sekarang makan dulu. Mama nggak mau cucu mama kenapa-kenapa karena kamu ngeyel nggak mau makan." omel Hasti membuat Meylisa menggeleng.

"Ya kalau kenapa-kenapa mama salahin mas Andra dong. Kok nyalahin aku hiks" isak Meylisa lalu menutup wajahnya membuat Andra menggeleng.

"Mas minta maaf. Biarin mas jelasin ya. Kamu cuma salah paham." ucap Andra lalu beranjak dan menarik tubuh Meylisa ke pelukannya.

"Lepas!" bentak Meylisa namun Andra memeluk tubuh istrinya erat.

"Mas nggak ada hubungan apapun dengan bu Erika. Kami murni teman saat kuliah dulu dan sekarang rekan kerja." ucap Andra membuat Meylisa menangis keras.

Hasti segera menyentuh kepala putrinya. "Dengerin dulu penjelasan suamimu, Mey. Jangan sampai karena hal ini rumah tangga kalian menjadi tidak akur." ucap Hasti lalu melangkah menjauh. Ia akan membiarkan pasangan suami istri itu untuk bicara dan menyelesaikan masalah.

Andra melepas pelukannya lalu berlutut dihadapan istrinya.

"Mas minta maaf tapi dengerin dulu ya?" pinta Andra membuat Meylisa menatap suaminya.

"Mas mau ngomong apa? Mau bohong la_lagi?" tanya Meylisa serak.

Andra menggeleng lalu menghapus air mata istrinya. "Malam itu saat di minimarket mas ketemu bu Erika. Dia baru pindah dan tempat kerjanya yang lama agak jauh karena itu mas saranin untuk coba melamar jadi dosen di kampus kita. Demi Tuhan mas tidak bantu apapun selain ngasih tahu ada pencarian dosen di kampus kita." ucap Andra tapi Meylisa hanya tersenyum kecut.

"Lalu alasan mas bohong apa? Kenapa mas bilang bu Erika sudah menikah dan punya tiga anak."

Andra menunduk lalu kembali meminta maaf. "Saat itu mas hanya sembarang bicara karena takut kamu cemburu. Dan benar kan saat mas bilang begitu kita berhenti berdebat?"

Meylisa kembali menangis. "Lalu hiks yang di caffe? Kenapa mas berduaan sama hiks bu Erika."

"Para dosen tahu kalau mas akan segera menjadi seorang ayah karena itu minta ditraktir makan. Dan saat itu mas, bu Erika dan pak Samsul tiba lebih dulu di caffe tapi saat kamu lihat mas, pak Samsul sedang ijin ke kamar mandi." jelas Andra membuat Meylisa diam.

"Sekali lagi mas minta maaf jika semua yang terjadi menyakiti kamu. Sungguh, mas tidak bermaksud membuat kamu sedih." ucap Andra lembut.

Meylisa menggeleng. "Anggap saja jika semua alasan mas itu benar. Mas mungkin juga hanya menganggap bu Erika rekan kerja lalu bagaimana dengan bu Erika sendiri?"

"Bu Erika tahu jika mas sudah menikah. Jelas dia juga tidak punya niat apapun terhadap mas." sanggah Andra cepat.

Meylisa mengangguk. "Jadi poin nya selama hanya rekan kerja dan orang itu tahu status kita maka semua baik-baik saja?" tanya Meylisa membuat Andra mengangguk.

"Oke. Aku mengerti, mas." ucap Meylisa lalu tersenyum manis.

"Terima kasih, sayang." ucap Andra senang. Akhirnya masalahnya selesai.

"Kalau begitu aku ijin ya, mas. Besok mau ke lokasi penelitian. Mas nggak perlu antar, aku perginya sama Bima. Mas tahu Bima kan? Anaknya pak Wijo. Nah kebetulan kami satu lokasi penelitian." ucap Meylisa membuat Andra melotot.

"Kan sudah sepakat mas yang antar." ucap Andra tak terima.

"Ck! Iya tapi kan mas pasti sibuk ini itu di kampus. Belum lagi kalau bu Erika perlu teman ngobrol kan. Nah jadi aku perginya sama Bima aja. Mas tenang saja, Bima itu cuma rekan ngerjain skripsi kok dan yang paling penting dia juga tahu kalau aku sudah nikah. Nggak mungkin kan dia punya niat yang aneh sama istri orang." ucap Meylisa lalu berdiri meninggalkan Andra yang diam seribu bahasa.

-Bersambung-

Oh_ My LectureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang