🌿Bab 33

66.3K 4.1K 85
                                    

Happy Reading!

"Kamu yakin nggak ikut mamah ke rumah baru tante Sasmita?" tanya Hasti pada putrinya.

"Yakin, mah. Meylisa harus antar tugas ke rumah dosen."

"Ya sudah. Tapi mama sama papa kemungkinan pulangnya malam."

Meylisa mengangguk sembari mengklik print pada laptopnya. "Aman, mah. Meylisa berani kok."

Hasti hanya menggeleng pelan lalu menutup pintu kamar putrinya.

"Duh sudah jam sepuluh." gumam Meylisa lalu bergegas berlari ke kamar mandi. Gara-gara sibuk print semua tugas dari pagi, ia sampai lupa mandi.

Setelah mandi, Meylisa segera bersiap lalu dengan cepat mematikan laptop dan mesin print kemudian mengumpulkan semua tugas dalam satu paper bag.

"Bismillah." ucap Meylisa lalu keluar dari kamar. Karena keadaan rumah yang sepi, sudah pasti orang tuanya telah pergi.

Di jalan, Meylisa segera memeriksa ponselnya. Tadi pagi ia sudah mengirim pesan kepada pak Andra untuk meminta alamat.

"Untung ada," gumam Meylisa lalu menepuk pundak abang ojol. "Belok kanan, pak."

Hampir setengah jam, akhirnya mereka tiba di depan sebuah rumah yang cukup besar.

"Duhh_kok ramai rumahnya." keluh Meylisa lalu memberikan uang untuk abang ojol.

Meylisa melangkah memasuki halaman rumah lalu memperhatikan sekeliling. Siapa tahu ada pak Andra jadi ia bisa langsung kasih tugasnya kemudian pulang.

"Meylisa."

Meylisa segera berbalik lalu melotot saat melihat orang tuanya.

"Mama sama papa kok di sini?" tanya Meylisa bingung.

"Loh ini rumah baru tante Sasmita. Kamu yang kenapa di sini? Katanya mau antar tugas ke rumah dosen." ucap Hasti membuat Meylisa melongo.

"Tapi ini rumah dosen Meylisa, mah." ucap Meylisa membuat Hasti menatap suaminya.

"Dosen kamu namanya Andra, nak?" tanya Faisal pada putrinya.

"Iya pah." jawab Meylisa.

Faisal dan Hasti saling pandang kemudian mengajak putri mereka masuk.

"Assalamualaikum." ucap Hasti dan Faisal bersamaan.

"Waalaikumsalam, eh kalian sudah datang. Ada Meylisa juga ya." ucap Sasmita membuat Meylisa segera menyalimi wanita paruh baya itu.

"Hallo tante." sapa Meylisa ramah.

"Hallo sayang. Bagaimana kabarmu?" tanya Sasmita.

"Baik tante." ucap Meylisa lalu melotot saat melihat sang dosen berdiri di belakang tante Sasmita.

Sasmita segera memanggil putranya. "Kamu pasti sudah lupa. Ini anak tante, dia yang dulu main sama kamu." ucap Sasmita membuat Meylisa tersenyum kecil.

"Masa sih tante? Kan Meylisa sama pak Andra usianya jauh." ucap Meylisa.

"Pak?" tanya Sasmita heran.

"Ternyata Andra adalah dosen Meylisa di kampus." beritahu Hasti membuat Sasmita mengangguk.

"Oo_ baguslah. Sekarang kalian ngobrol saja. Bunda sama tante Hasti mau ke belakang. Nah pak Faisal bisa ke depan nemuin papanya Andra." ucap Sasmita mengajak semua orang pergi dan meninggalkan Andra serta Meylisa berduaan.

Meylisa tersenyum lalu mengangkat paper bag yang ia bawa. "Ini semua tugas yang bapak kasih." ucap Meylisa sopan.

Andra mengambil paper bag itu lalu meletakkannya di dalam lemari yang ada di ruang tamu.

"Jadi pak Andra anaknya tante Sasmita?" tanya Meylisa. Pasalnya ia memang sering bertemu dengan tante Sasmita tapi tidak pernah tahu tentang pak Andra. Mungkin bukan tidak tahu tapi ia lupa. Soalnya orang tuanya pernah bilang kalau anak tante Sasmita dulu sering ke rumah saat dirinya bayi.

"hm."

'Dih dingin banget.' batin Meylisa kesal namun wajahnya tetap menampilkan senyuman.

"Karena kamu tidak ikut UAS dan hanya mengerjakan tugas, nilai kamu saya isi C."

Heh?

Meylisa tak bisa lagi menyembunyikan kekagetannya.

"Tapi pak__"

Belum sempat Meylisa mengatakan apapun, Andra sudah lebih dulu melangkah pergi.

'arghhh_ padahal soal UAS cuma lima.  Sedangkan gue ngerjain lima proposal.' jerit Meylisa dalam hati lalu segera mencari tempat duduk. Tiba-tiba saja tubuhnya terasa lemas, lesu dan juga lelah.

Saat orang pengajian, Meylisa malah sibuk memijat kepalanya yang mendadak pening.

Hasti menyenggol lengan putrinya. "Duduk yang sopan!"

Meylisa menghela napas lalu bergerak untuk duduk dengan benar.

"Kenapa? Pusing?" tanya Sasmita yang kebetulan duduk di samping kiri Meylisa.

Meylisa mengangguk lemah. "Pusing gara-gara habis dapat musibah, tante." ucap Meylisa membuat Sasmita mengernyit.

"Musibah apa?"

Meylisa segera berbisik. "Anak tante, ngasih Meylisa nilai C."

"Hahaha_ emm" Sasmita segera membungkam mulutnya karena tertawa terlalu keras.

"Maklumin aja. Emang begitu anaknya. Kurang belaian." bisik Sasmita membuat Meylisa terkekeh.

"Emang kalau dibelai bakal ngasih nilai tinggi, tan?" tanya Meylisa menanggapi.

Sasmita mengangguk. "Coba aja belai."

Meylisa balik berbisik. "Apanya yang dibelai?"

"Otongnya."

Meylisa melotot lalu tertawa kemudian berhenti saat matanya tak sengaja bertatapan dengan sang dosen.

'Duh seram banget. Gue belai juga nih otongnya' batin Meylisa absurd.

-Bersambung-

Oh_ My LectureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang