Episode 6
Happy reading.
Paginya, Jaesung langsung terbangun dari tidurnya. Dia langsung menatap ke sekeliling tempatnya, dan memejamkan matanya guna mengingat kejadian tadi malam. Helaan napas berat pun terdengar, dia langsung bangkit dari tempat itu berjalan ke kamarnya dan langsung membersihkan tubuhnya, bersiap untuk segera ke kantor. Saat hendak mengambil segelas air putih, dia melihat ada secarik kertas di atas meja makan.
Ada telur gulung di lemari es, jika ingin makan makanlah itu dengan nasi, maaf saya buru-buru ke kampus, hari ini saya ada kelas pagi.
Salam dari saya, Kim Seojin, bukan Kim Hyejin.
Jaesung melihat itupun langsung berdecak kesal dengan dirinya sendiri. Segera saja dia membuang kertas itu ke tempat sampah lalu meminum segelas air putih, dan berangkat ke kantor. Dia berjalan keluar apartemen dengan menghubungi sekertarisnya. Jaesung meminta sekertaris itu untuk memesan makanan untuk dirinya sarapan.
"Sebenarnya Tuanku, jam sekarang sudah bukan lagi jam sarapan, sekarang sudah jam makan siang."
Jaesung yang mendengar itu langsung melihat ke arah layar ponselnya, bener. Jam di layar ponselnya menunjukkan pukul setengah 12 siang.
"Tidak peduli, tetap pesankan aku makanan, aku libur sehari untuk hari ini," ujar Jaesung sebelum memutuskan sambungan telepon itu. Dia kembali ke apartemennya lalu berganti pakaian dengan pakaian biasa lalu berjalan ke ruang kecil yang letaknya di antara dua kamar.
Ruang yang sengaja Jaesung jadikan tempat untuk beristirahat. Pria itu langsung menghidupkan komputernya lalu membuka salah satu aplikasi yang ada di komputer tersebut. Dia langsung memeriksa pergerakan dari anak buahnya. Pria itu miliki sebuah organisasi perusahaan yang berkecimpung di bidang ekonomi bawah. Istilah lainnya, itu bernama mafia. Dunia bawah, atau kehidupan di kegelapan yang ada di dunia.
Sebelum perusahaan yang berdiri itu, Jaesung sendiri sudah berkecimpung di dunia itu. Tidak ada yang tahu sampai sekarang, anak buahnya pun tidak pernah tahu wajahnya seperti apa. Mereka semuanya hanya mengetahui nama ketua mereka itu adalah Nana. Nama yang cukup aneh, aneh dalam kehidupan dunia bawah. Nama samaran yang Jaesung gunakan ketika dia berkunjung ataupun menemui anggota organisasi.
Di sisi lain, lebih tepatnya di tempat Seojin berada. Dia terdiam kaku di tempatnya, orang yang telah membuat hidup saudarinya hancur adalah seorang yang dia cintai. Pantas saja, pria itu bersikeras membuatnya terhubung dengan kerja kontrak yang direncanakan pria itu sendiri.
"Hyejin-a, aku akan memenjarakannya, aku janji, aku akan membuatnya mendekap di jeruji, tak masalah jika dia membunuhku, aku ingin dia menerima hukumannya. Maafkan aku, maafkan aku yang baru saja mengetahui akan hal ini, maafkan aku yang baru bisa mencari tahu tentang informasi semua ini."
Seojin terduduk di lantai ruang tunggu kantor kepolisian dengan air mata yang mengalir. Setelah terdiam begitu lama, dia pun mengembalikan berkas itu ke meja resepsionis, lalu berjalan keluar dari tempat itu. Dia harus segera memutuskan kerja kontrak dengan pria itu.
Tidak ada lagi waktu untuknya bersenang-senang dengan rasa cintanya. Lebih baik dia pergi jauh dari pria itu daripada membuat saudarinya merasa sedih melihatnya bahagia dengan seorang yang telah merusak kehidupan saudarinya.
Segera saja Seojin membereskan semua barang-barangnya, lalu menuliskan sesuatu di kertas dan menaruhnya di meja belajar kamar itu. Seojin pun langsung keluar dari apartemen itu dengan dua kopernya lalu segera saja pergi, dia ingin bener-benar pergi jauh dari pria itu. Pria yang membuatnya merasakan cinta dan kebencian dalam waktu yang berdekatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice ✓
ActionBukan novel terjemahan. Kisah masa lalu yang kelam membuat Seojin harus ekstra sabar dan kuat dalam menghadapi kehidupannya. Pilihan menjadi pelacur bukanlah sebuah masalah baginya, toh keperawanannya memang sudah hilang sejak lama. Bahkan, ketika...