Episode 9

25 6 2
                                    

Episode 9

Happy reading.

Seojin sampai di rumah dengan selamat, dia langsung memasuki rumahnya lalu mengambil segelas air putih. Dia langsung meminumnya sampai tandas. Seojin langsung saja menuju ke ruang kerjanya, menghidupkan komputernya. Seojin pun memulai mencari semua artikel tentang kasus pemerkosaan Hyejin. Setiap kali mendapatkan informasi tentang kasus itu, dia menulisnya di buku catatan.

Setelah mendapatkan semuanya, dia langsung saja keluar dari rumahnya. Seojin langsung menjalankan mobilnya menuju ke kantor polisi. Dia langsung memperlihatkan kartu identitasnya lalu meminta berkas kasus Hyejin. Kasus itu sudah selesai, sehingga membuat polisi yang memberikan berkas itu memandang heran ke Seojin.

"Terima kasih," ujar Seojin sambil tersenyum. Dia langsung membawa berkas-berkas itu ke mobilnya dan kembali pulang. Sebelum sampai di rumah, Seojin mampir ke toserba. Seojin membeli makanan ringan untuknya, dan juga beberapa kopi kemasan. Saat hendak membayar semua barang itu, tiba-tiba saja seorang pria mengambil beberapa kopi, dan hanya mengisahkan satu kemasan kopi saja.

"Kopinya hanya satu, jadi berapa totalnya?" Ujarnya. Pria itu langsung mengeluarkan kartunya. Seojin langsung mengambil bungkus plastik itu, lalu kembali mengambil kopi kemasan yang dia ambil tadi. Seojin pun langsung membayarnya dan berjalan melewati pria itu dengan tenang.

"Ingatlah kesehatanmu yang semakin parah itu," ujar pria itu sambil mengikuti Seojin.

"Kamu siapaku?" balas Seojin menatap datar pria itu.

"Apa kamu tidak memikirkan perasaan Ji-ho?" sahutnya.

"Lalu kau? Apa kau tidak memikirkan perasaanku waktu itu?" balas Seojin dingin dengan tatapan tajamnya.

"Bisakah kau pergi dari hidupku?" lanjutnya. Pria itu terdiam kaku, dia tahu. Seharusnya tidak mencampuri semua urusan pribadi wanita itu, tapi dia selalu khawatir tentang kesehatan Seojin.

"Kalau tak mau pergi, biarkan aku saja yang pergi," ujar Seojin setelah terdiam sejenak. Dia langsung memasuki mobilnya lalu menjalankan mobilnya untuk pulang. Saat dia memasuki rumahnya, ada panggilan masuk dari Sungmin. Dia langsung saja membalas panggilan telepon itu.

"Ketua, ada penemuan mayat di daerah Hongdae, seorang mahasiswi yang menjadi pekerja paruh waktu di salah satu café disana," ujarnya. Seojin langsung saja berbalik badan dan kembali ke mobilnya.

Dia langsung memutuskan sambungan sepihak dan langsung segera menuju tempat penemuan mayat itu. Selama perjalanan, Seojin menghubungi Ji-ho memberitahu bahwa dia tidak bisa menjemput sang anak. Dia akan meminta Sunghan untuk menjemput anaknya.

Sesampainya di tempat TKP, sudah ada beberapa orang yang mengerumuni tempat itu. Mayat itu terlihat seperti tercekik oleh stoking wanita itu, dan juga ada beberapa bercak darah di bajunya.

"Ketua, ini sama seperti pembunuhan berantai Hongdae," ujar Sungmin dengan memperlihatkan bagaian kaki kanan korban yang tidak ada stoking-nya.

"Ada beberapa luka tusukan juga, tetapi bagaimana bisa kasus yang sudah selesai itu terulang kembali? Apakah pelakunya sudah keluar dari penjara?" Tanya Seojin sambil memakai sarung tangannya.

"Seperti tidak, bagaimana jika detektif yang menyelesaikan kasus ini itu salah menangkap seseorang?" Sahut Yeon-jin.

"Jika seperti itu, seharusnya pelakunya ada dua orang, karena si pelaku sendiri yang mengakui perbuatannya, dan semua bukti mengarah ke dia," balas Seojin.

"Ketua, kaki kirinya tidak ada stoking," ujar Tae-ho yang sedang mengamati kondisi korban.

"Tolong segera bawa mayat korban ke pihak forensik, lalu jangan pernah sekalipun membiarkan orang lain yang bukan anggota timku mengetahui laporan hasilnya!" ujarnya dengan nada dingin dan tegas. Dia langsung saja mengamati keadaan sekitar café itu.

Choice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang