Episode 1

61 11 3
                                    

Episode 1

Happy reading

Seojin segera menghapus makeup-nya dengan cepat, lalu memberikan sedikit lipbalm agar tidak terlalu pucat. Dia pun memperlihatkan senyumannya di cermin toilet itu, lalu segera saja keluar dan bertemu dengan adiknya. Seojin membuka pintu ruang inap itu dengan perlahan lalu tersenyum manis ke sang adik.

"Maafkan Nunna karena baru bisa mengunjungimu, bagaimana kabarmu jagoan?" Ujarnya sambil duduk di kursi dekat dengan ranjang Sangjin.

"Nunna bisa melihatnya kan? Nunna, bagaimana kalau aku menyerah saja?"

"Kau ini bicara apa? Sia-sia dong usaha Nunna membayar semua biaya pengobatan kamu," balas Seojin dengan menatap tajam Sangjin.

"Yakinlah bahwa semuanya akan baik-baik saja dan kamu akan sembuh," ujar Seojin dengan senyuman dan menggenggam tangan adiknya itu.

"Nunna, ayah tadi mencarimu," ujar Sangjin. Seojin mengumpat lirih.

"Dia berkata apa kepadamu?"

"Tidak, hanya mencari Nunna," jawabnya dengan senyuman lemah.

"Aku yakin bukan hanya itu, jika dia kesini lagi, pakai earphone dan dengerin musik, atau langsung panggil Nunna yaa," perintahnya. Sangjin mengangguk lemah.

"Sangjinna, tolong yaa bertahan untuk Nunna, hanya kamu yang bisa membuat Nunna semangat untuk terus hidup dan bekerja," ujar Seojin sambil mengelus kepala Sangjin. Sangjin mengangguk paham, lalu tersenyum manis dan memeluk lengan Seojin. Seojin pun mencium kening sang adik.

Mereka berdua pun berbincang-bincang dengan santai. Sangjin yang semangat menceritakan tentang teman-temannya datang menjenguk dirinya. Seojin juga mendengarnya dengan antusias. Saat jam pasien istirahat, Seojin pun langsung meminta Sangjin untuk tidur. Dia juga berpamitan untuk bekerja. Dia berbohong kepada adiknya, bahwa dia mendapatkan shift malam.

Setelah memastikan bahwa adiknya tertidur dengan pulas, Seojin pun langsung keluar dari ruang inap itu. Dia pun langsung menghubungi seseorang, katanya ada yang menyewa dirinya satu malam. Yang katanya akan membayarkan dengan 100juta won. Seojin membelalakkan matanya melihat nominal uang itu.

Dengan perasaan senang pun Seojin menyetujuinya. Dia langsung pulang ke apartemennya dan bersiap-siap untuk segera saja mempersiapkan dirinya. Berdandan dengan cantik dan berpakaian sexi. Seojin pun memberitahukan kepada sopir taksi itu untuk membawakannya ke hotel.

Seojin pun turun dari mobil taksi itu, melihat gedung hotel itu, membuatnya terpana. Segera saja dia bertemu dengan pria kaya itu. Dia pun masuk dan meminta bantuan resepsionis, resepsionis pun memberitahukan kepadanya beserta dengan kunci kamar.

Setelah berterimakasih kepada resepsionis, Seojin pun langsung berjalan menuju ke kamar hotel yang di maksudkan pria kaya itu. Dia pun masuk ke dalam kamar itu, lalu melihat sekeliling kamar.

"Beginikah kehidupan orang kaya? Sebelum-sebelumnya tidak semewah ini," gumamnya terpesona oleh interior hotel bintang lima. Segera saja Seojin mempersiapkan kamar itu, memberikan wewangian ruangan. Dia pun membersihkan diri agar bisa memberikan pelayanan terbaiknya. Tinggal menunggu pria itu untuk datang.

Pintu kamar terbuka, dan terlihatlah pria yang ditunggu oleh Seojin. Seojin terheran, ketika pria itu justru menatapnya tajam. Dia langsung meletakkan kertas di atas meja dengan kasar membuat Seojin terkesiap.

"Sepertinya dia belum memberitahu tentang yang sebenernya aku inginkan," ujar pria dingin. Seojin pun langsung mengambil kertas itu dan membacanya. Alis Seojin terangkat sebelah membaca tulisan yang ada di kertas itu.

Choice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang