Episode 11

18 6 3
                                    

Episode 11

Happy reading.

Selama Seojin hidup, dia hanya belajar bagaimana berdiri di kaki sendiri dengan lantai yang penuh dengan pecahan kaca. Ditambah dipundaknya terdapat harapan serta kebahagiaan anak satu-satunya. Dengan melihat semua kejahatan yang pernah ada, tanpa adanya kekuatan untuk menolong korban. Kadang dia bingung jika diberikan kasus pembunuhan.

Pelaku yang membunuh korban dengan alasan, korban pernah memperkosa dan membunuh kekasihnya. Seojin bingung waktu itu, antara mau membela korban ataupun membela pelaku. Akhirnya dia hanya bisa memberikan laporan tentang apa yang terjadi sebenarnya ke hakim.

"Ketua, bagaimana keadaan Hyera sekarang?" tanya Sunghan.

"Dia baik-baik saja, ada informasi baru tentang kasus pemerkosaan Hyera?"

"Ada, ternyata pelaku tidak hanya satu, ada 14 remaja, dan yang paling menarik, teman laki-laki dari ke-dua perempuan itulah yang merekomendasikan tempat apartemen kedua perempuan itu, ditambah lagi dia tidak menolong kedua korban," jelas Tae-ho memperlihatkan hasil dari kerjanya.

"Astaga, 14 remaja laki-laki? Dan semua orang tua dari remaja itu meneror Hyera untuk menarik laporannya?" balas Seojin terkejut.

"Segera minta semua informasi tentang kasus ini dari detektif yang bertugas sebelumnya, jangan hiraukan peringatan dari pemimpin, aku akan melakukan sesuatu agar dia bertekuk lutut di hadapanku," ujar Seojin serius menatap wajah semua anggota tim dengan tajam. Dia tinggal duduk di ruangannya sambil menunggu hasil kerja anggota timnya.

Itulah enaknya ketika menjadi seorang ketua tim detektif, tinggal menyuruh anggota tim yang melakukan perkejaan. Sebenarnya tidak juga, ketua tim bertanggung jawab penuh atas apa yang dilakukan oleh anggota timnya. Dia yang akan mendapatkan hukuman paling berat ketika salah satu anggota timnya melakukan kesalahan ataupun pelanggaran terhadap peraturan kepolisian.

Seojin lantas melihat ke layar ponselnya, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Tidak ada yang tahu tentang hal itu, dan juga hari kematian ibu dan sang adik. Seojin merasa hari dimana dia lahir adalah hari kesialan baginya. Dia tidak pernah sekalipun ingin merayakan hari ulang tahunnya. Tidak pernah, memasak sup rumput laut pun tidak pernah ingin dia lakukan. Yang dia langsung hanya mengunjungi tempat pemakaman sang ibu dan Sangjin.

Seojin langsung mengelap air matanya dengan tangan, lalu bangkit dan berjalan keluar dari ruangan. Seharusnya dia tidak wajib di ke kantor, hanya saja kasus permerkosaan itu membuatnya geram dan ingin segera menyelesaikannya. Detektif yang menangani kasus itu lama bertindak dan malah bersantai-santai ria, padahal si korban di teror oleh keluarga pelaku.

Yeon-jin dan Sungmin yang melihat wajah ketua tim itu langsung saling pandang. Mereka langsung melihat kalender yang ada di meja kerja masing-masing. Alangkah terkejutnya mereka melihat kalendernya.

"Sekarang adalah hari ulang tahun ketua tim, bagaimana kalau kita buat kejutan untuk besok? Kalau sekarang aku yakin pasti dia akan memarahi kita," usul Yeon-jin.

"Ide yang bagus, nanti kita bicarakan dengan Tae-ho dan Sunghan," balas Sungmin.

"Aku melupakan sesuatu, seharusnya aku memberikan laporan tentang informasi yang ketua butuhkan terkait kasus pembunuhan berantai Hongdae," lanjut Sungmin ketika melihat ada berkas di mejanya.

"Siapa pelakunya yang asli?"

"Tentu saja si preman kepolisian," ujar Sungmin dengan santai. Dia langsung saja menghubungi Seojin, memberitahukan bahwa dia sudah mengumpulkan informasi tentang kasus pembunuhan berantai Hongdae.

"Pantas saja, semua korban seorang wanita yang berumur berkisar antara 20-26 tahun, kebanyakan dari mereka itu memiliki masalah ekonomi yang sama," jelas Yeon-jin.

Choice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang