Episode 10
Happy reading.
Pagi harinya, Seojin langsung meminta anaknya untuk membangunkan Jaesung di kamarnya ketika berangkat sekolah. Dia juga meminta anaknya untuk berangkat sekolah menggunakan bus. Seojin langsung bersiap untuk ke kantor polisi.
"Ketua, meraka sudah menemukan pelakunya, cepat sekali," ujar Tae-ho sambil memperlihatkan sebuah artikel yang memberitakan sebuah kasus pembunuhan yang terjadi kemarin. Seojin melihat layar ponsel itu dengan seringai kecil. Dia langsung menghubungi anak buahnya untuk merencanakan pembebasan pelaku itu.
"Pria yang tidak memiliki latar belakang keluarga, ditambah dengan hanya seorang tunawisma, dijadikan kambing hitam tentang kasus ini, dan sejak kapan harta korban di ambil? Perampokan dan pembunuhan maksud mereka?" ujarnya sambil berjalan ke arah ruangannya.
"Ketua harus hati-hati sekarang, kalau mereka tahu tentang anda yang sebenarnya," ujar Yeon-jin.
"Tenang saja, aku bisa membalikkan keadaan jika mereka mengulik latar belakangku," ujar Seojin. Dia menekan perkataannya sambil melirik ke bawah mejanya yang terdapat perekam suara. Tiba-tiba saja ada panggilan telepon seluler. Tae-ho segera membalas panggilan itu, Seojin langsung keluar dari ruangannya.
"Halo, ini dari detektif divisi pemerkosaan dan pembunuhan, ada yang bisa saya bantu?"
"..."
"Iya, dengan nama siapa dan dimana?" Ujarnya sambil mengambil penanya dan selembar kertas.
"..."
Tut tut tut tut.
"Halo, ini dari detektif divisi pemerkosaan dan pembunuhan, tolong lacak panggilan terakhir," ujar Seojin. Dia langsung meminta Sunghan untuk ikut dengannya dan meminta ketiga anak buahnya itu mencari informasi sebanyak mungkin tentang siswi itu.
Selama Seojin berjalan ke mobilnya, dia menelpon anak buahnya untuk melindungi siswi itu. Seojin langsung menjalankan mobilnya menuju ke tempat dimana orang yang menghubungi mereka tadi. Sedangkan Sunghan melihat wanita itu dengan heran, bukankah tadi malam dia melihat ketuanya itu minum bir dengan kandungan alkohol yang tinggi.
"Seharusnya ketua sekarang istirahat di rumah, bukankah hari ini adalah hari libur ketua?"
"Sebenernya aku ingin istirahat di rumah, tapi ada seseorang yang membuatku ingin ke kantor," balasnya tanpa menoleh ke samping. Sunghan mengangguk-anggukkan kepalanya paham.
Sesampainya mereka di sebuah tempat telepon umum, mereka langsung mengecek nomor yang tertulis di dalam ruangan telepon umum itu. Sunghan melihat ke sekelilingnya, lalu melihat ada cctv atau tidak di daerah itu. Ada beberapa cctv yang terpasang di daerah itu, dan juga tempat itu ramai. Bisa jadi siswi itu di tarik oleh seseorang dari ruang telepon sebelum menyelesaikannya. Seojin dan Sunghan dan Seojin berpencar mengecek cctv.
Seojin tak sengaja bertemu dengan anak buahnya, langsung menganggukkan kepalanya. Dia memberikan tanda ke anak buahnya itu untuk melakukan tugasnya dengan baik. Seojin langsung mencari keberadaan siswi itu. Setelah menemukan keberadaannya, dia langsung saja menemui siswi itu dengan beberapa anak buahnya yang menolongnya.
"Syukurlah kamu baik-baik saja, nah, jangan takut sama dia atau beberapa orang lainnya, kamu akan dilindungi mereka, dan ketika aku memanggilmu untuk di interogasi, jawab dengan jujur yaa, jangan takut sama siapapun okey?" ujarnya dengan nada semangat dan juga senyuman manisnya. Tidak ada nada membentak ataupun menekan kata-katanya. Seojin tahu perasaan siswi itu, itulah kenapa dia bersikap sangat hati-hati dan baik ke siswi itu.
"Nyonya, bagaimana kalau kami langsung memberinya pelajaran?"
"Jangan, biarkan semua orang tahu perbuatannya dulu, barulah kalian membantu mereka semua," ujar Seojin santai. Dia langsung saja membawa siswi itu ke mobilnya. Disana Sunghan sudah menunggu mereka dan menyapa siswi itu dengan ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice ✓
AçãoBukan novel terjemahan. Kisah masa lalu yang kelam membuat Seojin harus ekstra sabar dan kuat dalam menghadapi kehidupannya. Pilihan menjadi pelacur bukanlah sebuah masalah baginya, toh keperawanannya memang sudah hilang sejak lama. Bahkan, ketika...