Hal 14: Taman

774 79 9
                                    

Selamat membaca...

Freya POV

Gak kerasa hari udah minggu aja, berarti aku juga sudah seminggu bergabung dengan ekskul band.

Aku mendapatkan cukup banyak ilmu di seminggu pertama ku. Kak Vivi mengajarkan ku banyak hal. Tapi dalam seminggu itu juga, kami belum menentukan nama band yang cocok.

Di hari minggu ini aku dan kakak ku pergi untuk ziarah ke makam kedua orang tua ku. Aku dan kakak ku bergantian untuk bercerita. Di banding kakak ku, aku lebih lama untuk bercerita. Sampai aku terbawa suasana.

"Ceritanya seneng, kok kamu malah nangis sih?" Tanya Kak Iky.

"Maaf kak, ma, pa. Aku cuma kangen kita ngumpul kayak gini. Walau sekarang caranya udah beda."

"Tuh ma, pa, anaknya masih cengeng."

"Apaan sih kak! Gak ma, pa, aku udah gak cengeng!" kesal ku.

"Hahaha yaudah iya. Sini peluk dulu."

Kami berdua berpelukan. Entah kenapa walau tak terlihat, aku juga merasakan mereka juga ikut memeluk kami.

"Kami pamit dulu ya, ma, pa. Tenang Freya aman kok sama Iky. Kalo ada yang macem-macem, Iky langsung eksekusi."

"Sok banget! Freya juga pamit ya. Makasih ma, pa."

"Assalamualaikum..."

Aku dan Kak Iky kesini dengan menggunakan motor. Kak Iky meminjam motor milik ibu kos.

"Kamu free kan Fre?"

"Iya, emang kenapa?"

"Jalan-jalan yuk! Kakak suntuk kalo cuma di kosan terus."

"Lah motornya gimana kak?"

"Tenang, Kak Iky udah minta izin agak lama kok."

"Yaudah terserah Kakak aja. Aku ngikut aja."

Aku dan Kakak ku hanya mengelilingi jalanan, sambi sesekali bercanda. Walaupun kadang suka gak kedengeran dia ngomong apa. Entah kenapa aku merasa senang, padahal hanya sekedar menaiki motor dan mengelilingi jalan.

Tiba-tiba Kak Iky berhenti di kawasan taman yang cukup besar. Di sana juga ramai, mungkin karena hari libur.

"Kita nyantai-nyantai di sini dulu ya. kebetulan ada tukang jualan juga."

Aku hanya menurutinya. Kami mencari spot yang nyaman untuk duduk. Setelah dapat, Kak Iky pamit untuk membeli sesuatu.

Aku menunggunya di sebuah bangku. Aku melihat ke sekitar, tapi pandangan ku tertuju ke satu arah. Aku seperti melihat dua orang yang aku kenal.

Karena kepo, aku berusaha mendekati dua orang itu. Semakin dekat, aku semakin yakin itu memang benar mereka.

"Bagus juga Kak lukisannya." tegur ku.

"Iya nih mba tinggal di detail....inalillahi!"

Orang itu terkejut hingga terjungkal. Sang perempuan yang menjadi modelnya itupun terkejut dan langsung membantu laki-laki yang jatuh itu.

Anayerf Diary (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang