7. bunga Dandelion

13 9 0
                                    

Haiiii haiii
Patrick kembali lagiiii

Plisss bingung mau nulis apaan
😭💞💕

Okaiii absen pens Zora

(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

Sejak pulang sekolah tadi. Rayen dan Kenzo langsung menuju ke tempat paling nyaman ke dua setelah rumah mereka. Yaitu telaga. Mereka berdua sekarang sedang bertukar cerita satu sama lain. Sejak dulu mereka berteman dimana Kenzo di situ ada Rayen. Kenzo dan Rayen lebih memilih untuk berteman berdua saja. Tapi sejak mereka bersekolah di ANGEL semua berubah satu persatu teman yang mereka anggap istimewa itu muncul untuk saling melengkapi dua remaja yang rapuh itu.

"Ray gue tiba-tiba kangen.." tutur Kenzo seraya menulis di buku tebal nya. Coretan demi coretan lama lama di buku itu Ter tulis sebuah kalimat bertema [Dear Rayen]

"Kangen Aruma?" Tebaknya sembari mengerjakan tugas. Rayen mendapatkan tugas dari gurunya pagi tadi dan harus di kerjakan lewat aplikasi. Sekarang ia sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Kenzo menggeleng lalu menghela nafas panjang.

"Kangen papa mama. Kira kira mereka masih kayak dulu atau udah berubah ya. Mungkin mereka ngiranya gue udah mati saat kecelakaan lima tahun yang lalu. Mereka juga nggak pernah cari tau keberadaan gue, se benci itu kah  mereka ke gue Ray?. Gue juga mau kayak anak anak lain yang di sayang sama orang tua mereka. Gue bersyukur bisa di pertemukan sama ayah bunda. Itu ngebuat gue merasa jadi anak paling beruntung di dunia. Tapi tetep aja gue ngerasa jauh dari orang tua asli gue" ucap Kenzo panjang lebar tanpa mengalihkan pandanganya dari buku itu ia masih saja menulis.

Rayen sangat tau keadaan Kenzo ia sangat peka dengan sahabat nya itu. Kenzo memang tidak pernah memperlihatkan kesedihannya kepada orang tua nya. Ia hanya memperlihatkan wajah yang ceria dan gembira di setiap saat bersama keluarga kecilnya. Ia sangat menyayangi mereka lebih dari dirinya sendiri. Rayen memandang Kenzo dari samping ia menatap nya lama dengan tatapan yang sendu.

"Apapun yang terjadi di kemudian hari. Janji sama gue Ken, Lo harus kembali ke gue lagi" Tutur Rayen lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas. Kenzo masih setia dengan tulisanya. Rayen tak ingin melihat Kenzo menulis apa karna Rayen bukalah tipe orang yang kepoan.

"Ken... Lo tuh ibaratnya bunga Dandelion. Dandelion itu sosok kuat meskipun tampak rapuh, tapi memiliki semangat hebat dalam mencari kehidupan baru di luar sana, mampu terbang tinggi, menjelajah luas, menentang angin, sampai akhirnya mendarat di tempat baru kemudian tumbuh menjadi jiwa yang baru, tujuan hidupnya hanya satu. Setelah ia terbang melintasi jagad raya, meniti kehidupan yang penuh kesulitan, suatu hari nanti sejauh apapun dia pergi,
Dia akan tetap kembali.." Rayen mengatakan itu bukan hanya sekata kata ucapan saja. Terdapat banyak makna di dalam kalimat nya itu.

Kenzo menoleh ke arah Rayen. Baru saja Rayen mengatakan kalimat yang sangat bagus menurutnya. Kenzo tersenyum simpul lalu merobek kertas yang tadi sudah ia tulis. Melipatnya kemudian ia berikan ke Rayen. Rayen mengerutkan keningnya. Pake acara surat suratan segala batin Rayen.

"Jangan di buka dulu, kalo udah di rumah baru boleh buka. Kalo Lo buka di tengah jalan. Nanti ada burung yang berak di baju Lo" celoteh Kenzo sambil menaik turun kan alisnya yang tebal. Rayen memutar bola matanya malas kemudian ia memasukkan surat yang di berikan Kenzo tadi ke dalam saku nya.

"Ray. Kalo di lihat lihat Lo ganteng juga" sarkas Kenzo sambil menghadap ke arah Rayen. Rayen yang mendengar ucapan yang keluar dari mulut Kenzo itu pun sontak membulatkan matanya. Gila.

"Gue masih normal, punya Ely nih" sahut Rayen lalu memalingkan wajah ia takut Kenzo tiba-tiba Kenzo berniat ingin menciumnya.

"GR Lo. Dah lah ayo pulang" titah Kenzo lalu bangkit dari duduknya. Ia menarik tangan Rayen agar bisa berdiri lalu berjalan keluar dari dalam hutan telaga. Sekarang Kenzo dengan Rayen sudah berpisah jalur arah rumah. Rayen menghentikan motor nya di dekat pohon karna matahari masih bersinar terik di atasnya. Ia mengeluarkan surat yang di tulis dari Kenzo tadi.

Sekejap ia mengingat perkataan Kenzo tadi.
"Jangan di buka dulu, kalo udah di rumah baru boleh buka. Kalo Lo buka di tengah jalan. Nanti ada burung yang berak di baju Lo" Rayen tertawa kecil mana mungkin ucapan Kenzo Yanga asal asalan tadi menjadi kenyataan. Baru saja Rayen ingin membuka lipatan surat yang pertama ia mengurungkan niatnya lantaran ia melihat ke arah pundak kanan nya yang terdapat noda putih sedikit berwarna hijau. Yang ternya itu adalah kotoran burung.

Rayen melotot lantas ia mendonggak ke atas. Dia sana terlihat ada sarang burung dan salah satu burung itu berak Semarangan di bajunya. Ucapan Kenzo menjadi kenyataan.
"Arghhhh!!!! Baju guee Kenzo sinting.
Ini burung pake acara berak segala lagi ihh jorokk" Rayen mendumel lalu menatap gas nya dan bergegas pulang.

Sesampainya di rumahm ia memarkirkan motornya di bagasi lalu masuk kedalam rumah.
"Darimana Lo? Itu apaan tai burung?" Tanya seorang remaja laki-laki seumuranya tapi sedikit lebih tua. Dia adalah Kakak Rayen alias Riyan mereka bukan anak kembar tapi namanya saja yang hampir mirip.

"Ck. Minggir gue mau mandi. Jangan banyak nanya mau Lo gue teplek pake ni tai?" Sambar Rayen lalu pergi dari hadapan Riyan. Riyan bergidik ngeri melihat adiknya yang terlihat kotor akibat terkena kotoran burung.

Selesai mandi dan berganti baju. Rayen cepat cepat membuka surat pemberian dari Kenzo tadi jiwa kepo nya sekarang malah meronta-ronta. padahal dia buka orang yang kepo tapi kenapa Sekarang ia malah ingin melihat surat apa itu.

Dear Rayen 💐

Untuk Rayen sobi gue paling tampan, tampanan gue sih tapi. Makasih banyak udah selalu ada buat gue, dari kecil sampe sebesar ini Lo selalu ada buat gue, gue nggak tau gimana caranya ngebales jasa Lo. Gue beruntung bisa di pertemuin sama Lo
Kalau aja malam itu gue enggak kecelakaan dan berkahir di adopsi sama ayah bunda mungkin kita nggak akan bisa ketemu dan nggak akan saling kenal. Sekarang Lo udah gede ya brow Lo udah punya Ely jaga dia yang bener jangan sampe lecet. Nanti kalo lecet Uma yang bakal marah.
Kalau di masa depan nanti sejauh apapun gue pergi. Seperti kata Lo gue ibarat bunga Dandelion. Kalaupun gue pergi gue akan tetap kembali.
Gue bakalan inget nama Lo sampai kapan pun. Cuma Lo Uma ayah dan bunda.
NAVARO ALTARAYEN ABIMANYU
ALZEUNA ARUMA LEVANYA
ANINDA GARLINE
DARREN ARTAJA
sosok terpenting di dalam hidup
Seorang SAHDAN KENZO ALEXANDER.

Form: Kenzo
To: Rayen.

Siapa sangka ternyata Kenzo mencurahkan isi hatinya lewat lembaran kertas ini hati kecil Rayen mearasa kasihan setiap ia mendengar keluh kesah sahabatnya itu. Ia tersenyum lalu menaruh keras tadi ke dalam sebuah kotak kayu yang ia beli beberapa hari lalu saat mengantarkan mamanya ke pasar modern di Jakarta. Ia tertarik dengan satu kotak kecil yang di jual di sana yang menurutnya itu sangat cantik. Dengan beberapa ukiran di sisi kotak itu yang menambah kesan estetik disnaa.

Rayen menyimpan kotak itu di dalam lemari nya menindihnya dengan beberapa baju agar tidak hilang.
"Kisah nya masih sangat panjang"
Gumam Rayen lalu tersenyum tipis sangking tipis nya Sampai tidak terlihat bahwa ia sedang tersenyum.






Tbc.

Wohooo momen epick
Nulis ku panjang bangete😭💞


Jangan lupa di kasih bintang and komen banyak banyakkk yaaa papayyyy

(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

DANDELIONS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang