"Siang, Istri.""Siang juga, Suami."
Jam dinding menunjukkan pukul dua belas siang, di mana itu jamnya orang-orang istirahat untuk makan siang dan lainnya.
Sama halnya dengan Sori, dia mendapatkan jam istirahat di kantornya-uh, enggak. Dia 'kan pemilik kantornya, bebas. Nah, jam istirahat siang ini ia memutuskan pulang saja ke rumah untuk melihat [Name]. Karena tadi pagi ketika Sori sudah siap untuk ngantor, [Name] masih berada di alam mimpinya.
Mungkin kecapekan bekas semalam. Tadi saat waktu fajar, [Name] sempat bangun sebentar untuk melakukan ibadah, lalu kembali tidur lagi. Berbeda dengan Sori yang langsung mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
"Enak, ya? Baru bangun jam segini."
Aduh, [Name] jadi keingat ibunda tercinta.
"Hehehe, ini namanya capek, Sor. Lagian kamu tumben gak di kantor?"
"Aku mau ketemu kamu. Hari ini kamu belum ngeluarin suara―makanya aku pulang ke sini, aku mau denger suara [Name]!"
Singkatnya, Sori pulang karena rindu dengan suara [Name]. Bagi Sori, suara wanitanya ini sangat enak didengar di telinganya. Padahal kalau kata yang lain, suaranya mirip kucing kejepit pintu. Emang agak laen Sori ini.
"Aku tadi pagi masak nasi goreng, soalnya ada nasi sisa semalam. Dari pada kebuang, dipake buat nasi goreng aja, deh. Kamu belum sarapan karena tidur berjam-jam, kan? Mau makan nasi goreng? Kalo iya, aku hangatin."
Iya, ucapan [Name] dengan Bunda waktu itu serius, kok. Setelahnya yang masak selalu Sori. [Name] paling bantu bagian makan aja.
"Maaau! Tapi aku mandi dulu."
"... Perlu dibantu, enggak?"
Malu. Mendengar ucapan [Name], Sori teringat kembali tentang semalam. Walau memang lembut, tapi siapa tahu tetap menyakitkan bagi [Name].
"... Enggak usah, aku bisa sendiri. Kamu hangatin nasi gorengnya aja sambil nunggu aku mandi. Makasih, ya, Suami!"
"Okey, Istri!"
Sebenarnya, panggilan baru mereka ini diterjemahkan dari bahasa Inggris, gitu. Waktu itu ada akun ti*tok orang lewat, dia nyapa istrinya tuh kayak gini, "morning, Wife!" dari situ, lah, Sori dan [Name] terinspirasi. Hanya diterjemahkan ke bahasa Indonesia saja.
――BESTIE。
Selesai mandi siang, [Name] langsung turun ke bawah tanpa menaruh handuknya terlebih dahulu. Aroma nasi goreng sudah tercium di indra penciumannya, sih. Kan [Name] jadi terburu-buru.
"Sudah dipanasin?" tanyanya ketika melihat Sori tengah menata nasi goreng di atas piring cantik milik mereka. Lucu sekali, dibentuk menjadi beruang dan kelinci.
"Sudah. Aku hias-hias dulu, biar lucuu. Buat nasi gorengmu, kutambahin sosis biar bisa bikin telinga kelincinya."
Samar-samar, [Name] terkekeh. Suaminya ini kalau membuat sarapan ataupun makan malam pasti selalu dibentuk menjadi lucu. Kemarin pagi saja, Sori membentuk ayam katsu dan nasi menjadi kucing. Katanya, biar [Name] jadi tak tega untuk makan, dengan begitu, [Name] makannya jadi lama, deh.
Sengaja, karena Sori ini tipe orang yang kalau makan itu lama. Sedangkan [Name] kebalikan dari Sori. Dirinya selalu cepat jika makan, jadi Sori sering ditinggal makan sendirian kalau [Name] sudah selesai makan. Nah, ini deh ide Sori biar [Name] makannya enggak begitu cepat.
"Habis ini kamu balik kantor?"
"Iya. Kenapa? Kamu mau ditemenin?"
Jangan salah, walau agak dongo tapi Sori itu lumayan peka. Tak seperti saudara ataupun sepupunya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
bestie; b. sori [√]
Fanfiction╰──> ˗ˏˋ BoBoiBoy Sori x Reader 𝘕𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘵𝘪𝘦? 𝘞𝘢𝘩, 𝘨𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘵𝘶𝘩? 𝘚𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘭𝘦𝘦𝘱𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘨𝘢𝘬? 𝘏𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘭𝘪𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘨𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢? 𝘛𝘦𝘵𝘦𝘱 𝘬𝘦𝘭𝘪𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘴𝘵𝘪𝘦...