12. panggilan

1.2K 218 99
                                    


"Oh, jadi ini yang namanya Deden?"

"ADIT YA ANJINGG ADITTT, DEDEN SAPE?!"

"Thanks Gen, sudah mewakilkan Aa-mu."

_____

Sebulan setelah melahirkan Adit kesayangan kita semua, Sori dan [Name] memutuskan untuk menginap di rumah keluarga Sori. Berhubung sang ibu mertua juga ingin melihat cucu pertamanya lagi. Rindu.

Kebetulan Supra dan Sopan belum melihat secara langsung juga, hanya sekedar fotonya. Jadi ini menjadi pertemuan pertama Adit dengan kedua om kembarnya itu.

Sampai di rumah Sori, semuanya sudah heboh begitu melihat bayi yang berada di gendongan [Name]. Terutama si bunda. Beuh, baris paling pertama.

"Utututu, cucu Nenek lagi bobo, ya?"

"Hehehe, iya. Tadi di perjalanan dia tidur. Mungkin karena kena AC mobil, nyaman gitu terus malah bobo."

Sorry sorry aja nih, ya. [Name] kalau di depan keluarga Sori mendadak jadi soft, sopan, lemah, lembut gitu. Dia beneran jaim. Tapi beda lagi kalau di depan Sori. Aduh, reognya langsung keluar.

"Ya udah, taro aja di kamar Glacier, gih. Kamar yang lain berantakan soalnya."

"Lah, kamarku juga Bun? Kan Sori udah lama ninggalin rumah...."

"Iya lah. Emang kamu pikir kalo kamu pergi dari sini, kamarmu bakal diberesin? Enak banget kamu! Makanya, sebelum pergi tuh kamar diberesin dulu."

Heran Sori, tuh. Glacier pergi dua hari aja kamarnya sampai dibersihin. Lah, Sori yang notabenenya pindah rumah malah gak dibersihin. Kan lumayan kalo buat tamu tuh bisa. Ya, walau Sori gak sudi kamarnya dipake buat tamu.

"... Ya sudah, anter aja ke kamar Kak Ciel."

[Name] mengangguk paham. Dia pamit terlebih dahulu pada sang ibu mertua, lalu berjalan ke arah kamar Glacier; yang dulu sering menjadi tempat untuk kerja kelompok tiap kali sekelompok dengan Glacier.

[Name] ini dulunya anak IPS, sama kayak Glacier. Tapi di tengah-tengah kelas sebelas, dia linjur ke IPA. Akhirnya huhuhaha dan kuliahnya ketunda setahun, sama kayak Sori.

Kalau Sori ketunda setahun karena keras kepala banget, dia gak keterima di kampus impiannya, padahal udah sampe pake jalur mandiri. Akhirnya dia milih ulang tahun depan aja. Katanya sekalian temenin [Name] juga.

Saat sedang berjalan menuju kamar Glacier, [Name] tak sengaja berpapasan dengan Supra yang sedang mengambil air di salah satu dispenser rumah.

"Loh, [Name]?"

"Oh ... halo, Kak."

"Iya, halo. Halo juga Deden―"

"―ADIT COOKKK ADIT."

Entah asalnya darimana, tapi yang jelas tiba-tiba saja Gentar berteriak; mengoreksi ucapan Supra dengan emosi. Padahal Supra ngomongnya pelan banget, suaranya gak begitu nyaring. Kok bisa Gentar―entah dia sebenarnya di mana―sampe denger?

"... Panggilannya serius Adit?"

"Panggil Aidan juga gapapa, sih, Kak."

"Deden."

"Hah?"

"Deden bagus."

Setelahnya, Supra melewati [Name] yang diam begitu saja. Ia kembali masuk ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Sori.

"... Deden? UNSUR BAGUSNYA DI MANA ANJIRRR???" ―[Name] yang masih diam di tempat dengan otaknya yang sedang mencari  'bagus' dari Deden.

"Adit aja udah aneh banget, INI DEDEN LAGI. Gue nyesel banget ngebiarin Sori namain."

bestie; b. sori [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang