05. gentar

1.6K 262 88
                                    


"Eh ... [Name]?"

"Ah, Gentar...."

Niat [Name] ke pasar untuk membeli sayur, kebetulan tukang sayur tak keliling komplek hari ini. Nah, di sana―[Name] tak sengaja bertemu dengan Gentar. Yang mana dirinya juga ke pasar untuk membeli titipan Bunda.

Jujur saja, canggung rasanya. Walau masalah di masa lalu itu sudah selesai, dan sekarang dia sama Sori, tapi tetap aja rasanya canggung kalau bertemu lagi. Saat pernikahan [Name] dan Sori berlangsung saja Gentar tak begitu ribut. Alasannya satu, menghindari [Name].

Gentar sendiri bingung. Kalau dia ngomongin [Name] sama yang lain dia gak grogi, atau ngechat [Name] tuh, dia biasa aja. Tapi kalau ketemu seperti ini, Gentar pilih mundur.

"Ke pasar beli titipan Bunda?"

"Iya, HAHAHA! Gue tapi gabisa bawanya, sih. Titipan Bunda lumayan banyak soalnya. Kebetulan tangan lo kosong tuh, gue manfaatin buat pegang belanjaan Bunda, boleh lah ya."

[Name] menggelengkan kepalanya. Tak heran ia dengan Gentar, memang sudah dari dulu seperti itu. "Hahaha ya sudah sini, yang mana? Hitung-hitung sekalian bantu orang gak mampu bawa kresek kayak gini aja."

"Enggak usah gitu, lo. Dislek, dislek."

Gentar memberikan dua plastik berisi titipan Bunda pada sang Kakak Ipar. "Dua aja. Gue mau keliling lagi, cari pesenan Bunda."

"Bareng, boleh?"

"Mau minta dijajanin kan, lo?"

"ENGGAK, SUUDZON MULU DARI SMP."

Heran [Name], tuh. Dari dulu Gentar hobi sekali suudzon pada dirinya. Pokoknya kalau sudah ada [Name], pasti tu orang suudzon.

"Boleh, lah. Lo gak usah ngekor tapi [Name], jalan di samping gue aja gapapa."

"... Oke. Kita ke bagian mana dulu?"

"Gue ke kiri, sih. Lo?'

"Sama."

"Ya sudah, AYOK!"

Pria dengan baju coklat itu menarik tangan Kakak Iparnya ke sebelah kiri dengan erat. Takut-takut nanti dia hilang jika tak dipegang erat, katanya. Karena saat ini sedang banyak orang.

Duh, [Name] jadi teringat.

Hari itu....

---

Saat itu sedang Market Day, di mana para siswa dan siswi tingkat SMA yang berjualan, dan pembelinya adalah anak tingkat SD dan SMP. Perkelas, dibagi menjadi tiga kelompok. Kebetulan saat itu Gentar dan Sori satu kelompok, namun berbeda dengan [Name]. Sayang sekali ia berkelompok dengan orang yang sulit diajak kerja sama.

Saat pergi ke booth [Name], semuanya tak rapi. Berantakan. Boothnya tak dihias sama sekali, hanya bermodal kertas HVS dengan tulisan 'junkfood' ditempel di stand mereka.

Parahnya lagi, tak ada yang menjaga. Semuanya sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. 'Kan Gentar jadi bingung. Ini mereka sudah mulai atau belum, sih?

"[Name] ada?"

"Enggak, Ge."

"Kalian belom mulai?"

"Ya ... gitu."

Gentar mengerutkan keningnya bingung. Ini mereka niat berjualan tidak, sih? Feeling Gentar mengatakan jika hanya [Name] yang bekerja keras untuk acara Market Day kali ini.

"Oh ... makasih! Semangat lo pada."

Setelahnya, pemuda itu beranjak pergi dari sana. Mencari keberadaan sang gadis yang harusnya sudah berada di sekolah.

bestie; b. sori [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang