17 - Calon Suami Inayat?

57 6 144
                                    

"Salam, Nyonya." Mohit dan Raghav menyatukan kedua tangan di depan dada saat berdiri di hadapan seorang wanita tua yang merupakan Ibu Yash.

Wanita tua itu memberikan senyum tipisnya. Keadaannya acak-acakan dan terlihat sekali masih terguncang karena kepergian mendadak putranya.

Mohit dan Raghav pun berjongkok di hadapan wanita itu, karena posisinya wanita itu duduk di kursi ruang tunggu rumah sakit tempat jenazah Yash disimpan.

"Nyonya, kami ingin menanyakan beberapa hal pada Anda soal mendiang Putra Anda, apa Anda tidak keberatan?" Mohit memastikan terlebih dahulu. Meskipun itu tugasnya, tapi menanyakan kesiapan saksi juga penting.

"Tanyakan saja apa pun itu, Pak. Yang penting beri Yash-ku keadilan. Dia tak mungkin bersalah," ujarnya.

Mohit mengangguk saja. Semua ibu jelas akan mengatakan itu. Bahkan para pendukung Inayat juga selalu berkata kalau Inayat tak bersalah.

"Nyonya, maaf, pernikahan mendiang Yash dan Preeti karena cinta atau perjodohan?"

"Cinta. Tidak tahu racun apa yang diberikan wanita ular itu pada Yash-ku, sampai-sampai Yash-ku begitu terpikat padanya," jawab Ibu Yash itu. Dari sorot matanya saja sudah cukup memperlihatkan seberapa tidak suka ia pada menantunya.

"Kalau boleh tahu ... kenapa, Nyonya? Kenapa Anda sangat tidak menyukai Nyonya Preeti?"

"Dulu pekerjaannya adalah seorang penari di sebuah bar. Dia menari di depan para pria dengan pakaian yang begitu terbuka. Memang tidak punya malu."

Mohit dan Raghav saling lirik sesaat, kemudian mengangguk-angguk lagi. Ternyata benar yang dikatakan Preeti, awal mula kebencian ibu mertuanya adalah karena profesinya.

"Tapi ... dia pasti berhenti dari pekerjaannya itu setelah menikah dengan Yash, kan?"

"Ya. Memang berhenti. Tapi aku tetap tidak suka. Aku selalu ingin punya menantu seorang gadis yang sederhana, selalu tersenyum, baik, ramah, bukan macam dia. Lihat saja wajahnya, kapan dia pernah tersenyum."

Benar-benar kebencian wanita ini pada Preeti sudah mendarah daging. Padahal mau senyum atau tidak, menantunya sudah secantik itu.

"Dan ... maaf sebelumnya. Kenapa kau menyebutnya ... tukang selingkuh? Apa dia ...."

"Ya. Benar sekali. Dia sudah selingkuh dari putraku. Padahal apa yang kurang dari Yash-ku? Dia pria yang begitu baik dan setia. Semua dia lakukan demi keluarga kecilnya, tapi penyihir itu? Dia dengan teganya berselingkuh dari putraku!" jelas wanita itu menggebu-gebu, sampai air matanya turut hadir lagi. Raghav segera memberikan sapu tangan yang ia bawa.

"Umm ... apa Anda tahu siapa selingkuhannya?"

"Seorang komisaris polisi."

Mohit dan Raghav sedikit tercengang. Ternyata Ibu Yash sudah tahu soal hubungan spesial antara Preeti dan Abhinav. Pantas saja wanita tua itu benar-benar mengamuk. Tapi dari mana dia tahu soal ini? Bukankah kata Muskaan sangat rahasia?

"Dari mana Anda tahu soal ini, Nyonya?"

"Dari putraku sendiri. Dia sudah lama menyelidiki tentang tingkah istrinya itu."

"Sejak kapan?"

"Sudah lama, mungkin sudah berbulan-bulan, lalu sekitar tiga bulan lalu, semuanya terbukti."

"Lalu mengapa mereka masih bersama?"

"Yash masih menunggu waktu yang tepat dan bukti yang cukup untuk membongkar semua itu dan menceraikan Preeti. Yash juga bodoh, dia bisa-bisanya tetap bertahan meski sudah diselingkuhi."

DELHI NIGHT (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang