[13]

102 8 1
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

Setelah mengajak Aby liburan di pantai dan menjadi kekasihnya, tentu Fairuz sangat menjaga pria imut itu dari orang lain, apalagi dengan Jessica dan juga mamahnya.

Hari yang begitu cerah, kini Aby berada didalam kelasnya bersama dengan Novia dan temannya yang lain.

Sejak pagi Aby hanya memandang cincin pemberian dari Fairuz, dia bahkan tersenyum sendiri hingga membuat Novia sedikit bingung dengan tingkah Aby.

"Kok dari tadi kamu senyum terus?... Terus cincin itu dari siapa?"

Aby tersadar mendengar perkataan dari sahabatnya, ia pun segera menyembunyikan cincin itu dengan tangan sebelahnya.

"A-apa?... t-tugas kamu udah selesai?"

"Ooh jadi sekarang kamu udah sembunyiin rahasia dari sahabatmu sendiri?"

"T-tidak Nov a-aku..."

"Ayolah katakan dari siapa cincin itu?"

Karena tidak ada pilihan lain terpaksa Aby mengatakan yang sebenarnya, ia merasa bersalah kepada sahabatnya sendiri karena tidak merahasiakan hal ini darinya.

"Tapi kamu harus rahasiain ya, soalnya aku masih takut Nov"

"Iyaa apaa?" Disaat ini Novia sangat penasaran apa yang akan dikatakan oleh Aby, dan pikirannya sudah kemana-mana.

"Sebenarnya cincin ini pemberian dari kak Fairuz dan..." Aby tampak ragu mengatakannya.

"Dan apa Aby?" Novia semakin semangat ingin mendengar lanjutan dari kata Aby yang terpotong.

"Aku sudah berpacaran dengan kak Fairuz?"

"AAPAA?" Teriak Novia mendadak membuat seisi kelas menolah kearah mereka berdua.

"Aduuh Nov pelankan suaramu, nanti mereka tau"

"Hehe maaf" Novia menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal.

"Kalian berpacaran? Sejak kapan? Udah berapa lama?"

"Nov tenang-tenang aku akan menjelaskan semuanya tapi sebelum itu kamu harus janji tidak akan mengatakan hal ini ke orang lain"

Novia mengagguk menanggapi perkataan dari Aby, dia pun menutup rapat mulutnya dan lebih mendekat ke Aby.

"Iya kami berpacaran, kami memulai hubungan ini sejak kemarin, udah puaskan?"

Setelah menjawab pertanyaannya Novia sangat bahagia akhirnya sahabatnya Aby bisa mendapatkan seorang pasangan.

Tapi Novia mengingat kalau Fairuz sudah memiliki sseseorang yang akan menjadi calon tunangannya, siapa lagi kalau bukan Jessica.

"By tapi kamu ingatkan kak Fai sudah punya kak Jessica, lalu kenapa kamu menerima cintanya?"

"Itulah yang aku takutkan Nov, sebelumnya aku menolak cintanya dengan alasan dia sudah punya kak Jessica, tapi kak Fai mengatakan kalau dia tidak mencintainya"

"Selain itu kak Fai sudah membuat merasa nyaman ketika di dekatnya, jadi aku ingin mencoba membuka hati kepada kak Fai"
Jawab Aby sambil mengelus cincin yang ada di tangannya.

"Aby... mendengar kabar ini aku sangat bahagia, aku merasa legah karena akhirnya ada juga yang bisa menjagamu" Jawab Novia sambil mengusap kepala Aby seperti mengusap kepala adiknya.

.
.
.

Di sebuah rumah besar nan mewah, Fairuz duduk di sofa sambil melipat tangan di dada bidangnya. Dia tampak seperti menahan emosi dalam dirinya.

"Kami sudah menetapkan tanggal pertunangan kalian, jadi bersiaplah"

"Apa yang mamah katakan?, menetapkan tanggal pertunangan tampa persetujuanku? Kenapa mamah selalu memaksaku menikah dengan wanita itu, bahkan aku sama sekali tidak menyukainya?"

"Fairuz mamah tidak memaksamu tapi ini demi kebaikan kamu nak"

"Itu sama mah, aku sudah dewasa mah... Dan aku juga berhak menentukan siapa yang akan menjadi pasanganku"

"Pokoknya mamah tidak mau tau, kamu harus menikah dengan Jessica"

Fairuz mengeraskan rahangnya, dia tak tahan lagi dengan perbuatan mamahnya yang terlalu egois.

"Maaf mah walaupun mamah memaksaku aku tidak akan menikah dengan Jessica, lagi pula aku sudah mempunyai pasangan yang akan menikah denganku"

Clarissa sangat terkejut melihat cicin yang mengikat di jari manis Fairuz.

"Siapa dia?"

"Dia orang yang pernah mamah maki di rumah sakit"

Mata Clarissa membelalak mengetahui pasangan Fairuz ternyata Aby, saat itu Clarissa sangat marah mendengar apa yang di katakan oleh anaknya.

"Apa kau sudah tidak waras? Dia itu laki-laki nak, mana mungkin kamu bisa mendapatkan keturunan kalau menikahinya, dan lagi mamah menginginkan cucu"

"Walaupun dia laki-laki seperti Fai, aku akan tetap menikahinya, terserah mamah mau katakan apa karena aku sangat mencintai Aby"

Fairuz meninggalkan mamahnya di ruang tamu dengan perasaan yang sangat marah, dia akan menentang perjodohan konyol itu.

Namun Clarissa tidak akan menyerah begitu saja, dia memiliki rencana untuk memisahkan Fairuz dan Aby.

Di sebuah kantor yang begitu besar dan menjulang tinggi, disana Fairuz menghabiskan waktunya untuk bekerja, setelah ia sedikit marah kepada mamahnya.

Fairuz memijat keningnya karena begitu banyak tugas yang harus ia selesaikan dan masalah pernikahan membuat kepala Fairuz terasa pusing.

"Aby bagaimana pun caranya kau akan menjadi istriku, tidak dengan orang lain"

Fairuz melihat foto Aby tersenyum manis saat mereka sedang liburan di pantai. Pria kekar itu merasa damai setelah melihat wajah Aby, ia pun kembali bekerja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BIG BOY [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang