ALTHAN 2 || 23

709 57 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA

AWAS TYPO

||||

Seminggu berlalu semenjak dimana kecelakaan itu terjadi, dan Althan sampai saat ini belum sadar. Alvan dan Heru sudah tidak di rawat lagi. Bahkan setiap pulang Sekolah Alvan selalu menemani Althan dan tak meninggalkannya barang sejengkal pun.

Zay juga yang baru pulang dari Bogor langsung bergegas ke Rumah Sakit setelah mengetahui bahwa Althan mengalami kecelakaan. Zay juga sudah berkenalan dengan Alvan, meskipun awalnya dia terkejut.

"Bang, kapan bangun sih? gw kangen tau, yaa meskipun kita baru deket beberapa waktu yang lalu. Tapi gw kangen banget sama lu. Bangun yuk, gak cape apa tidur terus?" itulah ocehan yang selalu Alvan ucapkan jika dirinya sedang menemani Althan

"Hfft, Mama sama Papa gak kelihatan seminggu ini. Gw gak tau mereka pergi kemana, padahal anaknya lagi sakit gini. Ohh iya, Ayah juga baik banget sama gw. Zay juga, awalnya dia ngira gw itu lu loh." lanjutnya seraya tertawa kecil

"Ayok dong bangun, gw kayak apaan ngomong sendiri gini. Gw yakin meskipun lu koma gini, tapi lu pasti denger semua yang gw omongin kan?"

Alvan terus mengoceh berharap dengan seperti itu Althan bisa bangun. Karena mengantuk, Alvan tertidur di sisi brankar Althan.

Tanpa dia sadari, mata Althan mulai mengerjap. Althan melihat sekitar dan berakhir menatap Alvan yang tertidur di sampingnya.

"Alvan," panggil Althan pelan yang tak mendapat jawaban. Althan kemudian mengusap lemah kepala Alvan yang sedang tertidur

Eunghh

Alvan terbangun ketika merasa ada yang mengusap kepalanya.

"Bang Althan?!" Alvan terkejut melihat Althan yang sudah bangun dan sekarang menatapnya seraya tersenyum

"Bang Althan udah sadar? Alhamdulillah ya Allah. Bentar gw panggil dokter dulu."

Dokter pun masuk kemudian memeriksa Althan. Tak lupa, Alvan memberitahu Heru juga yang lain jika Althan sudah bangun dari komanya.

"Gimana Dok?" tanya Alvan

"Alhamdulillah tidak ada yang perlu di cemaskan. Kondisi Althan sudah membaik hanya perlu istirahat saja." jawab Dokter itu. Setelah Dokter itu keluar, Alvan langsung duduk di kursi samping brankar Althan.

"Ayah mana?" tanya Althan

"Lagi dijalan kok Bang." jawab Alvan

"Kamu gak papa?"

"Alvan gak papa, yang harusnya di khawatirin itu kondisi Abang." ujar Alvan

Althan hanya tersenyum, dirinya masih lemas.

"Ohh iya, Alvan lupa gak nawarin Abang minum hehe." Alvan membantu Althan minum.

"Emm Abang, Alvan minta maaf atas perlakuan Alvan karena udah buat Abang kecelakaan. Alvan menyesal ngelakuin hal itu cuman karena rasa iri. Alvan minta maaf." ujar Alvan sambil menunduk.

Althan tersenyum, "Udah gak papa, Abang ngerti kok,"

"Tapi karena itu Abang jadi masuk Rumah Sakit." 

"Udah gak usah di pikirin lagi. Kalau kamu masih bahas itu, Abang marah lohh." kata Althan

"Iya iya Alvan gak bahas itu lagi."

BRAKK

"SAHABAT KU ALTHAN AKHIRNYA KAMU BANGUNNN. AAAA BETAPA RINDUNYA AKU PADAMU!!" teriak Firman yang baru datang diikutin Nando, Tristan di belakangnya.

"AAAA LU TIDUR LAMA BANGET ANJIRR!! GW KANGEN TAU!!"

"Goblok lu Firman, si Althan kesakitan itu." kata Nando sambil meringis ngeri melihat Firman yang memeluk Althan erat sekali

"Ehehe, maafin gw Al. Habisnya gw terlanjur senang kalau lu udah bangun. Jadi nanti kita bisa ngambil buah rambutan punya tetangga lu."

"Anak saya baru bangun, jangan kamu hasut yang aneh - aneh Firman." ujar Heru yang sudah ada di sisinya

"Astagfirullah Om, ngagetin aja. Sejak kapan juga Om ada disitu?" tanya Firman

"Sejak kamu ngajakin Althan ngambil rambutan."

"Ehehe, maafin saya Om. Saya cuman mau seruin suasana." Firman pun menyingkir memberi Heru ruang untuk melepas rindu dengan Althan

"Kamu tidur lama banget sih Al. Ayah kangen tau." ujar Heru sambil memeluk Althan

"Ciee kangen sama Al, jangan khawatir lagi Althan kan sekarang udah bangun." jawab Althan

"Lain kali kamu jangan tidur lama - lama yaa." Althan mengangguk

TUT

  Suara itu mengalihkan mereka dan menatap Firman yang hanya cengengesan tak jelas.

"Sialan lu Firman, ngerusak suasana aja." ujar Nando sambil menutup hidungnya. Yang lain hanya tertawa melihat kedua Orang itu. Diam - diam Althan tersenyum melihat Alvan yang sedang tertawa.

TBC

sengaja part ini di bikin gak ada sedihnya.

ALTHAN 2  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang