BK Ghazi Al Haidar
Kakak ipar, lo harus pulang. Bang Fatih masuk RS. Dia dirawat di RS tempat kerjanya.
Aku yang sedang asyik makan camilan sambil memainkan ponsel, secara otomatis berdiri. Ponsel dan toples yang berisi kue kering yang terbuat dari terigu, gula, dan pewarna makanan dengan bentuk menyerupai kacing itu berhamburan. Teh Widia yang semula sibuk mengelap pernak-pernik di lemari kaca yang tidak jauh dariku, terpogoh-pogoh menghampiri.
Rasa lemas menguasai diriku. Diiringi detak jantung yang menggila. Sakit di pergelangan kaki tak lagi terasa. Melihatku limbung, Teh Widia bergegas membantu untuk duduk.
"Ya Allah, kenapa Neng?"
Mataku mengerjap berusaha menghalau air mata yang menggenang. Aku takut. Sangat takut jika Mas Fatih kenapa-kenapa.
"Mas Fatih masuk rumah sakit, Teh," jawabku tersendat.
Ya Allah lindungilah Mas Fatih.
"Kok bisa?"
Aku menggeleng. Itu juga yang belum aku ketahui. Saat seperti ini, otakku tidak bisa berpikir jernih.
"Sabar, ya, neng. Tenang dulu. Memangnya siapa yang memberi kabar?"
"Ghazi, Teh."
"Coba neng tanya bagaimana keadaannya?"
Betul. Aku harus bertanya.
Shanum
Kenapa bisa masuk rumah sakit?
Sekarang bagaimana keadaan Mas Fatih?
Centang satu. Tak ada tanda-tanda Ghazi akan membalas. Kuputuskan untuk menelepon. Nomornya tidak aktif. Buntu.
"Shanum harus segera pergi, teh."
"Lho, tapi kaki neng belum sembuh betul."
"Enggak apa-apa. InsyaAllah Shanum baik-baik saja. Tolong bilang ke papa dan mama, teh. Nanti Shanum juga akan mengabari."
Teh Widia mengangguk. Pasrah. "Neng hati-hati di jalannya."
Kubalas dengan anggukan. Percakapan tak berlanjut. Setelah selesai berkemas dibantu Teh Widia, aku segera menuju taksi online yang sudah menunggu di depan.
Selama perjalanan sampai di area rumah sakit, nomor Ghazi masih tidak bisa dihubungi. Begitu juga dengan bunda, nomornya tidak aktif.
Ya Allah apa semengkhawatirkan itu keadaan Mas Fatih?
Tunggu, ada yang belum kuhubungi. Mbok Sum. Baru saja aku akan melakukan panggilan, muncul pesan dari Ghazi.
BK Ghazi Al Haidar
Sorry, tadi batrai hp gue habis. Pas mau ngabari pake hp bunda, ternyata bunda lupa bawa. Gue baru sampe rumah nganter bunda pulang dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Shanum
SpiritualMemasuki satu tahun pernikahan, tiba-tiba saja sebuah fakta terungkap. Shanum tidak pernah menduga jika Fatih berniat menikah lagi. Parahnya dengan perempuan yang selama ini sudah dianggap adik sendiri oleh Fatih. Mampukah Shanum menerima kehadiran...