Bab 2: Jadilah Pacarku

69 35 16
                                    

"Haduh... Salam kenal, bocah lemah... Namaku Ruby. Karena kita akan bertemu lagi, maka sampai jumpa besok." Gadis aneh bernama Ruby itu langsung mengambil langkah untuk meninggalkan Tyo.

Lah, gadis itu benar-benar pergi tanpa melakukan apapun? Dasar cewek aneh.

××××××

Di kelasnya, Ruby benar-benar bosan. Mendengar materi yang berulang kali diajarkan dari SD itu sangat membosankan. Inilah salah satu mata pelajaran yang paling ia tidak sukai. Pelajaran Matematika. Masalahnya matematika menjadi pelajaran yang amat mudah bagi Ruby.

Ia malah terpikir dengan cowok pendek yang ia ajak bicara kemarin. Cowok itu benar-benar imut. Astaga, Ruby tak bisa menahan dirinya. Di sekolah ini, Ruby memang terkenal sebagai murid yang dingin dan cuek. Tapi ia benar-benar tak tahan kalau ada sesuatu yang imut. Apapun itu. Meski itu boneka, baju, hewan peliharaan atau bahkan orang sekalipun.

'Kalau aku bertemu dengan orang itu, akan kupastikan dia akan menjadi pacarku!' batinnya dengan semangat 45.

Ruby benar-benar berniat menjadikan cowok imut yang ia temui kemarin sebagai pacarnya. Jadi, ia harus mengumpulkan berbagai macam informasi tentang cowok itu. Siapa nama cowok itu, ia dari kelas apa, apa makanan kesukaannya juga wajib ia tanyakan.

"Nah... Anak-anak, sekarang buka halaman 172 dan kerjakan yang latihan soal mengenai fungsi kuadrat. Dari soal nomor satu sampai dua puluh. Bapak tinggal dulu. Setelah pulang sekolah, ketua kelas harus menyetorkan semua buku tugas ya..."

"Baik..."

Semua anak di kelas itu langsung mengerjakan tugas yang diberikan. Maklum, anak murid di kelas itu adalah anak-anak yang masuk lewat zona prestasi. Tapi, sebenarnya mereka punya prinsip. Semakin cepat mereka mengerjakan tugas, maka akan semakin cepat pula waktu istirahat mereka.

Setelah tugas ini selesai, mereka pasti akan melakukan konser di dalam kelas. Kelas yang tadinya tenang dan sunyi langsung berubah menjadi berisik. Beberapa anak juga akan diutus untuk membelikan Snack untuk semua anak di kelas. Menyenangkan sekali.

Inilah kelas XD. Kelas yang prestasinya paling jos dan sekaligus merupakan kelas yang paling solid.

"Hai everybody..."

"Hah? Loh, kok kamu dah selesai. Kamu ngerjain apa? Kok cepet banget? Padahal soalnya ada 20 loh..."

"Tenang... tenang... Aku ada kunci jawabannya kok. Aku sudah pernah mengerjakannya di tempat les." sahutnya sambil mengipas-ngipas dirinya sendiri. Ia merasa bangga lah tuh.

"Widih... Fotoin terus kirim ke grup dong..."

"Okay."

Di bangkunya, Ruby hanya duduk sendiri. Sebenarnya semua orang malah akan senang sekali kalau bisa bersama Ruby. Apalagi Ruby amat cantik, pintar dan berbakat. Tapi Ruby-nya saja yang tak mau. Kenapa? Karena dia tidak ingin memiliki teman. Baginya, teman itu pasti akan berpisah di kemudian hari entah itu karena pindah kelas atau kelulusan. Jadi, buat apa berteman kalau mereka akan berpisah?

Namun, kali ini Ruby harus mengurangi gengsinya. Ia ingin tahu tentang pria itu. Pria imut yang kemarin dirundung oleh gerombolan siswa bermasalah. Ia penasaran. Ia ingin tahu namanya, ia ingin tahu cowok itu berasal dari kelas apa dan makanan kesukaan lelaki itu. Rasanya ia ingin tahu segalanya.

Kenapa ya? Kenapa ia ingin tahu segalanya tentang lelaki itu? Jantungnya bahkan berdetak amat kencang ketika bersamanya. Seakan-akan ketika ia bertemu dengan cowok itu, aliran darah langsung dipompa kencang.

Gadis itu kemudian mendekati seseorang yang berada di sebelah bangkunya. Ia mengetuk meja orang itu sebanyak tiga kali.

"Ada apa?"

Ruby and Saphire [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang