19. Hari Yang Ditunggu

127 21 0
                                    

Apa-apaan ini!

Ibu memang mengurungku selama tiga hari tanpa membiarkanku bertemu orang lain. Aku seperti dikurung seperti seorang penjahat!

Para pelayan berdatangan dan menyeretku untuk bersiap-siap. Hari ini adalah hari dimana aku akan bertunangan dengan seorang laki-laki yang tidak ku kenal. Aku hanya pasrah saja saat semua orang melakukan sesuatu pada tubuhku. Meriasku, menata rambutku, dan menyulap tanganku menjadi lebih cantik.

"Nona, ini gaun anda!"

Hmm...

Apa ini?

"Apa ini? Aku tidak mau memakainya! Tempat ini terlalu dingin memakai baju ini!" Aku menolak keras gaun yang akan kupakai.

Gaun putih biru ini dengan banyaknya hiasan yang berkilauan. Mataku sangat silau melihatnya. Apa-apaan ini? Siapa yang akan memakainya? Ibu membuka pintu dan menatapku tajam. Baiklah, aku menyerah. Terserah saja!

💐💐💐

"Kau sangat cantik, Lynelle!" Puji Briley disampingku.

"Jangan memujiku! Aku sangat tertekan, semua orang sudah datang ke acara ini. Bagaimana aku bisa keluar dan berjalan menuju Marquess Egmond? Ini pertama kalinya aku harus melakukan seperti ini. Bagaimana ini? Apa Rain datang?" Tanyaku pada Briley.

"Dia datang bersama Pangeran Achille!"

Syukurlah! Aku tidak apa-apa jika dia datang! Marquess Egmond tidak akan melihatku! Aku memegang erat tangan Briley, aku memiliki banyak keberanian setelah mendengar Rain berada di tempat ini. Dia juga harus tahu bahwa aku akan bertunangan sebentar lagi. Pintu terbuka lebar, aku berjalan bersama Briley. Semua orang memperhatikan kami berdua. Aku melihat seorang pria yang berdiri disana sembari tersenyum melihatku. Apa dia Marquess Egmond?

"Kak? Apa dia Marquess Egmond?" Tanyaku.

"Iya, di luar dugaan dia sangat menyukaimu!" Briley melepaskan tanganku.

Marquess Egmond berjalan dan mengulurkan tangannya untukku. Dia masih sangat muda saat usianya 27 tahun. Aku menyentuh tangan Marquess Egmond yang hangat. Kenapa aku berdebar-debar seperti ini? Dia memang tampan walau tidak setampan Pangeran Achille. Tapi dia memiliki aura yang terus membuatku terus menatapnya. Aku menahan debaran jantung dan meliriknya yang terus melihatku.

"Se-nang ber-temu dengan-mu! A-ku sudah menunggumu se-jak la-ma."

"Pfttt..." Aku menutup mulutku saat dia berkata begitu gugup.

"Maaf!" Dia menunduk dengan wajah memerah.

"Saya Lynelle! Senang bertemu dengan anda, Marquess Egmond. Pertemuan pertama kita jutsru berada di tempat ini." Aku berdiri menghadap wajahnya yang memerah.

"Apakah aku membuatmu terbebani?" Tanyanya.

"Tidak apa-apa! Saya menerima anda!" Aku tersenyum padanya.

"Kuharap kau tidak marah padaku yang memintamu untuk bertunangan denganku. Mungkin aku terburu-buru untuk meminta ayahmu menikahkan kita berdua, bisakah kau menikah denganku satu tahun lagi?" Tanyanya.

Satu tahun lagi? Aku akan menikah satu tahun lagi? Aku melirik ayah yang menangis bersama ibu. Tidak ada harapan untuk mereka.

"Ah... Kenapa anda ingin menikah dengan saya?"

"Entahlah, aku jatuh padamu sejak lama." Marquess Egmond mencium tanganku.

"Sejak lama? Apakah anda bertemu dengan saya, ini pertama kalinya bagi saya bertemu dengan anda."

Marquess Egmond hanya tersenyum dan menyematkannya cincin ditanganku. Itu artinya kami pernah bertemu sebelumnya, tapi dimana? Kapan? Aku mengambil cincin dan menyematkan di jarinya. Tidak mungkin pria ini jatuh cinta padaku, mari kita lihat apakah dia akan bertahan setelah melihat Rain. Aku tersenyum padanya.

I Wish You Leave Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang