36. Senyuman Yang Hangat

119 19 0
                                    

"Hahaha... Putra mahkota anda benar-benar payah!" Aku melihat putra mahkota yang tidak memiliki poin lebih tinggi dari Marquess Egmond.

"Apa yang kau katakan pada putra mahkota kerajaan ini? Aku mau mati?" Tanyanya marah.

"Apa anda harus diajari cara melakukannya?" Aku mengambil kayu pemukul darinya dan bersiap untuk memukul besi ini.

Permainan ini sering kumainkan dengan Briley dan Sir Hans. Rain akan menonton dan bertepuk tangan untuk kami. Tanganku terangkat dan memukul besi sekuat tenaga. Tentu saja aku yang akan unggul dari kedua orang itu!

Tringgg...

Aku mendongak dan melihat nilaiku menjadi nilai sempurna. Aku menatap semua orang, ini baru namanya cara memainkan permainan ini. Mereka sangat payah melakukannya!

"Dimana hadiahku?" Tanyaku.

"Hah... Nona anda sangat hebat, ini hadiah anda!"

Boneka? Aku memeluknya yang begitu lembut dan besar. Aku mendapatkannya lagi! Sepertinya aku akan menambah koleksi boneka di rumah. Bagaimana jika aku memainkan permainan lainnya? Kenapa dua orang ini yang diam saja? Apakah mereka tidak mau bermain lagi?

"Marquess, saya ingin memainkan permainan lainnya. Putra mahkota mari bertarung lagi, sepertinya saya akan menang telak dari anda!"

"Pfttt... Aku akan mendukungmu!" Marquess Egmond mendorongku menuju permainan lainnya.

Bagaimana jika itu? Aku juga sering memainkannya! Mungkin aku yang bersenang-senang hari ini. Aku tersenyum dan mengambil busur dan panah.

"Marquess apa yang anda inginkan?" Tanyaku ingin tahu.

"Bagaimana dengan itu!" Tunjuk Marquess pada sebuah benda aneh. Apa seleranya seperti itu?

"Memangnya kau bisa melakukannya?" Tanya putra mahkota di sampingku.

"Saya akan tunjukan pada anda!"

Takkk...

Anak panah melesat dan menjatuhkan benda yang diinginkan Marquess Egmond. Aku tersenyum dan melihat wajah Marquess Egmond yang terlihat senang.

"Marquess Egmond, apakah anda menginginkan benda seperti itu lagi?"

"Kenapa kau sangat hebat memainkannya?" Tanyanya mencubit kedua pipiku.

"Saya sering memainkannya bersama kakak dan Sir Hans. Di selatan kami sudah terbiasa memakai busur seperti ini. Saya akan membawa banyak hadiah untuk anda!"

Takkk... Takkk...

Takkk... Takkk...

Semua anak panah melesat menjatuhkan benda-benda yang kuinginkan. Sejak kecil ayah mengajariku menggunakan senjata ini. Hidup di selatan memang sangat tidak normal untuk anak-anak. Tanganku terangkat setelah menghabiskan seluruh anak panah. Sayang sekali, sepertinya aku sudah membuat marah pemilik tempat ini.

"Apa kalian tidak ingin memainkannya?" Tanyaku melihat mereka semua yang diam saja.

"Cukup, Lyn! Kau sudah membawa banyak hadiah, apakah kau ingin pulang sekarang?" Marquess Egmond mengusap rambutku.

"Hmm... Sir Hans, bawa semua hadiahnya! Putra mahkota, kami harus kembali sekarang. Salam yang mulia!" Aku tersenyum dan memegang tangan Marquess Egmond.

Hari ini cukup sampai disini saja. Aku sudah bertemu banyak orang. Rasanya justru aku yang bersenang-senang. Harusnya aku dan Marquess Egmond bisa menikmati waktu lebih lama hanya berdua. Aku merasa gagal.

"Marquess Egmond! Bisakah kita pergi ke tempat lain? Saya merasa kita belum bersenang-senang bersama. Ada tempat yang saya ingin kunjungi bersama anda!"

"Aku juga merasa kita selalu diganggu oleh seseorang."

"Putra mahkota itu menyebalkan!"

"Kau benar, Lyn! Kita harus berhati-hati lagi agar dia tidak mengikuti kita berdua pergi. Kita harus melewati jalan lain sampai dia tidak akan mengikuti kita." Marquess Egmond tersenyum dan mencium pipiku cepat. Biarkan saja, aku sudah terbiasa akan tindakannya. Tapi untuk apa putra mahkota mengikuti kami? Apa dia tidak memiliki pekerjaan lain?

Dasar pengganggu!

💐💐💐

Benar- benar!

Aku menggeram marah melihat putra mahkota di tempat ini. Bahkan aku dan Marquess Egmond melewati tempat lain agar tidak bertemu dengan putra mahkota. Bagaimana dia bisa di tempat ini? Danau ini hanya beberapa orang yang tahu saja. Tidak mungkin dia asal menebak saja datang. Sialan! Sialan! Aku sangat kesal sampai rasanya untuk menceburkannya di danau ini.

Apa dia mengikuti kami? Aku berjalan ke arah putra mahkota yang duduk dengan begitu santai. Apa maunya?

"Lynelle? Kau disini?" Putra mahkota tersenyum padaku.

"Apa anda mengikuti kami?"

"Apa maksudmu? Aku datang lebih dulu daripada kalian."

"Benarkah? Apa yang anda inginkan sebenarnya? Saya tidak mengerti kenapa anda bersikap seperti ini. Yang mulia saya bukan orang bodoh." Aku menatapnya tajam.

Memangnya aku akan takut?

"Kau seperti kuda poni!" Putra mahkota memegangi kedua ikatan rambutku.

Apa? Kuda poni?

"Yang mulia!"

"Lynelle, lalu kenapa jika aku seperti ini? Aku tidak mengganggumu bersama Marquess Egmond. Aku hanya diam saja tanpa mengganggu kalian"

"Pfttt... Yang mulia, anda tidak mungkin tertarik pada saya bukan?" Aku menunjuk dadanya.

"Tertarik? Denganmu?"

"Anda tidak mungkin sampai melakukan hal seperti ini tanpa tertarik pada saya atau anda tertarik pada Marquess Egmond? Saya sangat bingung dengan sikap anda. Apa dimata anda saya memiliki nilai yang mulai?" Aku menyentuh dada putra mahkota.

Tidak mungkin dia tertarik padaku. Tapi sesaat tanganku menyentuhnya, aku merasakan debaran jantung yang begitu cepat. Aku mendongak dan melihat wajahnya yang memerah. Yang benar saja! Apa yang dia pikirkan tentangku?

"Lepaskan tangan anda! Saya bukan kuda poni!" Pintaku padanya. Aku tidak akan lagi menyentuhnya sembarangan. Semua ksatria sedang menatap kami berdua.

Putra mahkota Vilvfred melepaskan tangannya. Aku tidak menyangka dia benar-benar bertindak sangat bodoh seperti ini. Apa sekarang dia bosan mengejar Rain dan dia merasa aku sangat membuatnya terhibur? Aku bisa saja tertawa kencang menertawakannya. Apa ini disebut sebuah karma untuknya?

"Semoga anda menikmati danau ini. Saya tidak tahu siapa yang memberitahu anda tapi danau ini adalah danau yang sering dikunjungi oleh rakyat biasa. Mereka sering berdatangan saat hari mulai sore. Karena saat itu matahari memantulkan cahaya yang sangat indah. Anda harusnya datang ketika itu. Salam yang mulia!" Aku menunduk dan berjalan kepada Marquess Egmond yang menungguku.

"Jadi kau ingin menunjukkan ku akan hal itu?" Bisik Marquess Egmond.

"Lain kali kita harus datang lagi! Hari ini aku ingin pulang dan menikmatinya kue bersamamu!" Aku mengambil tangan Marquess Egmond dan menciumnya.

Aku sudah memiliki pasangan, aku bukan seseorang wanita yang akan berpaling dari pasanganku karena sebuah kekuasaan atau harta. Lebih dari apapun aku hanya menginginkan cinta dari orang ini. Aku jadi mengkhawatirkan satu hal. Saya perayaan ulang tahun putra mahkota, aku akan memilih sakit saja daripada datang ke tempat itu. Apa yang dilakukan putra mahkota sebenarnya? Sialan, aku masih bisa merasakan detak jantungnya.

💐💐💐

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

I Wish You Leave Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang