DRAMA (VIKTOR SIDE)

340 25 28
                                    

Kredit untuk para kreator Ejen Ali, Wau Animation.

Harap kebijakan pembaca!

Selamat membaca :)

.
.
.
.
.
.
.
.
.

E.A.F.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Viktor Ong, seorang siswa SMA kelas tiga A jurusan Teknik Teknologi, kini tengah menghela napas lelah mendengar percakapan teman-temannya mengenai pertunjukan seni tahunan sekolah.

Padahal biarkan saja. Mereka kan sudah kelas tiga, sudah mau lulus. Tidak perlu repot-repot memikirkan pertunjukan, sebab mereka tidak diwajibkan untuk ikut karena takut mengganggu jam tambahan belajar mereka untuk menghadapi ujian kelulusan.

Tapi tentu saja dalam rangka memenuhi hal-hal solidaritas, maka kelas A kali ini sangat berisik berdiskusi mengenai penampilan mereka.

"Teman-teman, bagaimana jika kita bernyanyi saja? Ramai-ramai satu kelas!" usul Nurul, salah satu gadis di kelasnya.

Imran selaku ketua kelas menggeleng tidak setuju. "Jangan. Tahun lalu kita sudah bernyanyi, sekarang ayo tunjukan citra yang baru!"

"Citra apa? Memangnya mau menampilkan apa?" tanya Ali.

Viktor diam-diam setuju dengan pertanyaan teman sepermainannya itu. Citra seperti apa yang mau mereka tunjukan? Kelas mereka saja tidak kompak.

"Ya tidak tahu. Tapi setidaknya jangan terus-menerus menggunakan rumus yang lama, kita pakai rumus yang baru." jawab Imran.

Dari matanya, Viktor dapat melihat Mia akan mengangkat tangannya. Sepertinya gadis itu memiliki usulan.

"Imran!" Mia memanggil sang ketua kelas dengan sedikit lembut. Gadis itu mengusulkan, "Bagaimana jika drama saja?"

Drama?

Ya... boleh juga.

Pemuda Ong itu menyetujui usulan Mia, bukan karena ia sekarang tertarik dengan pertunjukan drama kelas mereka. Tetapi karena ia ingin mengusulkan gadis itu menjadi tokoh utamanya, sebab Mia akhir-akhir ini terlihat suka berakting.

"Baiklah, apa ada yang tidak setuju?" Imran menatap sekeliling. Pemuda itu tidak menemukan satupun dari teman-teman sekelasnya yang mengangkat tangan, menandakan bahwa seluruh anggota kelas menyetujui usulan Mia.

"Kita mau menampilkan drama genre apa?" tanya Imran lagi.

Segera setelah pertanyaan itu, Viktor dapat melihat seluruh teman-temannya berpikir. Sepertinya hanya ia yang ingin mengikuti alur di kelas ini, bahkan Ali saja ikut berpikir. Meskipun Viktor tidak tahu apakah temannya itu benar-benar berpikir atau tidak.

Ali biasanya hanya bergaya sedang berpikir saja, hanya pencitraan. Nyatanya Pemuda Ghazali itu biasanya tidak benar-benar memikirkan persoalan yang dihadapi.

"Drama tema romantis saja. Akhir-akhir ini aku sering melihat murid sekolah kita menonton film romantis di bioskop," usul Nurul lagi.

Ejen Ali Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang