CEMBURU (ALI VER.) Pt. 1

741 38 21
                                    

Kredit untuk para kreator Ejen Ali, Wau Animation.

Mohon kebijakan pembaca!

Latar diambil sama dengan chapter sebelumnya, namun kali ini menggunakan sudut pandang Ali.

Selamat membaca :)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

E.A.F.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rumah Farhan cukup luas untuk mereka berempat yang tengah sibuk bermain setelah menyelesaikan kerja kelompok mereka.

Ding! Dong!

"Paket!"

Ali yang tengah duduk di ruang tengah sambil menonton televisi, langsung memanggil Farhan untuk mengecek ke luar rumah.

"Eh, Ali! Ayo main truth or dare!" ajak Arun.

"Wah... ayo, ayo! Seru juga!" Ali langsung tertarik. Pemuda itu lantas duduk di dekat kedua temannya, Arun dan Ammar.

"Kita tunggu Farhan dulu!" saran Ammar yang langsung disetujui.

Mereka bertiga akhirnya menunggu Farhan, teman mereka yang merupakan pendatang dari Indonesia. Melihat Farhan dan mendengar ceritanya tentang Indonesia, terkadang membuat Ali teringat pada Rizka semasa mereka di Arena dulu.

"Sedang apa kalian?" tanya Farhan begitu ia masuk ke dalam rumahnya sambil menenteng sekotak paket.

"Kami mau main truth or dare, ayo ikut main!" ajak Arun.

Farhan membulatkan matanya dengan antusias. Ia kemudian berbicara, "Aku baru saja membeli alat pendeteksi kebohongan yang sedang viral itu. Truth or dare sudah mainstream, ayo kita main menggunakan alat ini saja! Kita bisa tahu siapa yang bohong,"

Mendengar itu, ketiga anak SMA tersebut semakin antusias. Mereka semua mengangguk. Ali bahkan tidak peduli jika seandainya identitasnya terungkap karena alat tersebut.

"Baiklah, aku ambil botol dulu!"

Beberapa saat kemudian, keempat murid SMA Teknologi Cyberaya tersebut sudah memainkan putaran pertama pada permainan mereka.

Setelah berputar beberapa lama, akhirnya botol itu mengarah ke Ali. Lantas, Arun dan Farhan langsung memasangkan alat pendeteksi kebohongan itu kepada Pemuda Ghazali tersebut.

"Ali, kau sedang suka dengan seseorang, kan?" terka Ammar.

Ali spontan menggeleng. "Tidak!"

Namun entah karena rusak atau bagaimana, Ali merasakan sebuah sengatan di telapak tangannya. Sontak ia mendesis kesakitan.

"Wah... wah... Ali sedang menyukai seseorang! Siapa itu?" goda Ammar.

"Pasti Mia!" terka Arun dengan semangat.

Farhan langsung memukul pundak Arun. "Tidak mungkin, Mia kan sudah bersama Viktor. Masa' teman makan teman, sih?"

"Ya... habisnya, siapa lagi gadis yang dekat dengan Ali selain Mia?" tanya Arun.

"Hentikan! Hentikan! Aku kan sudah menjawab, lepaskan aku!" Ali memberontak.

Ejen Ali Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang