18

574 9 0
                                    

Setelah makan malam, Zia bersantai di ruang keluarga bersama Jihan dan dama sembari menonton tv.

"Gimana sekolah kamu hari ini" tanya dama lalu menyeruput secangkir teh hangat.

Zia menoleh pada dama, "baik pah" jawab Zia. "Papa tau ga?, Aku punya teman. Mereka baik banget sama aku, mereka sering bantu aku. Kadang mereka jemput aku buat berangkat sekolah bareng" Zia sangat antusias menceritakan tentang teman barunya itu.

Dama dan Jihan tersenyum hangat melihat Putri mereka yang sangat senang menceritakan tentang teman barunya. Ini pertama kalinya Zia menceritakan tentang teman sekolahnya.

Saat ini mereka berkumpul santai selesai makan malam. Ini kebiasaan Jihan dan dama selalu bertanya tentang bagaimana Zia bersekolah tiap hari. Itu memang sudah menjadi kebiasaan mereka.

Jika biasanya Jihan maupun dama bertanya Zia hanya menjawab, baik. Jawaban yang sangat singkat, terkadang juga Zia tidak menjawabnya. Ia akan pergi dari ruang keluarga.

Tapi saat ini jawaban Zia sangat berbeda. Ini pertama kali ia menjawab pertanyaan dama dengan antusias.

"Teman kamu itu berapa orang?" Tanya Jihan.

"Dua orang mah, mereka cantik cantik banget, udah gitu baik lagi. Kadang aku merasa ga pantas jadi teman mereka. Tapi mereka selalu yakini aku kalo aku pantas jadi teman mereka. Mereka terima aku tanpa melihat fisik aku"

"Kamu juga cantik sayang. Kamu harus yakin kalo kamu pantas jadi teman mereka. Perlihatkan pada semua orang kalo kamu punya teman" ucap Jihan sambil mengelus rambut Zia.

"Kamu harus perlihatkan sama semua orang, bukan hanya cantik saja yang punya teman tapi orang sederhana juga punya teman" sahut dama.

Zia mengangguk beberapa kali, mendengarkan semua yang di sampaikan oleh Jihan dan dama.

Zia menutup mulutnya mengunakan tangannya saat ia sedang menguap. Matanya sudah merasa berat Karena menahan ngantuk.

"Zia duluan tidur mah, pah. Good night" lalu mencium pipi dama dan Jihan bergantian.

"Iya sayang" jawab Jihan.

Jihan dan dama sangat bersyukur karena akhirnya Zia memiliki teman di sekolah. Meraka memang tau jika Zia tidak memiliki teman selama ia bersekolah di SMA Garuda.

Jihan dan dama ingin bertemu dengan teman Zia, meraka ingin mengucapkan terimakasih karena sudah mau menerima Zia sebagai teman, tanpa melihat fisik Zia.

Zia pergi dari ruang keluarga. Ia berjalan menaiki tangga menuju kamar nya. Ia Memasuki kamarnya langsung menuju kamar mandi guna sikat gigi dan mencuci kaki.

Setelah beberapa saat Zia keluar dari kamar mandi, langsung saja ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dan Zia mulai terlelap dalam tidurnya.

••••••••••••

Saat ini Al sedang merasakan kebosanan yang sangat menyiksa. Dina melarang Al untuk keluar malam ini. Karena al masih di hukum oleh Dina.

Tidak ada yang bisa Al lakukan. Ia hanya berguling tidak jelas dia atas kasur. Saat ia membuka ponselnya tapi tidak ada yang menarik bagi Al.

Saat Membuka WhatsApp, tidak ada pesan yang penting hanya ada pesan dari gc dan beberapa dari nomor yang tidak di kenal. Al tidak tau siapa saja yang mengirim pesan padanya, tapi dilihat dari pesan yang mereka kirim, Al yakin kalau mereka perempuan.
Bahkan ada juga dengan terang terangan ia menyatakan perasaannya pada Al.

"Anjing, sumpah bosan banget gue" Al merubah posisinya menjadi duduk menarik rambutnya merasa frustasi dengan kebosanan yang sedang melanda dirinya.

Ting

QUEENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang