댄스 [Dance]
17 ; Car, Kiss, and Cuddle_____________________________________________
Suara kendaraan yang saling sahut menyahut menyapa indra pendengaran Taeyong dan juga Jaehyun. Mereka kini tengah terjebak macet saat sedang dalam perjalanan menuju kerumah orang tua Jaehyun. Ini semua adalah rencana Jaehyun yang ingin memperkenalkan Taeyong sebagai kekasihnya. Dengan tujuan bahwa Daddynya bisa mengerti dan berhenti menjodohkan dirinya dengan Cherin walau dalam berbagai alasan yang bermacam-macam.
Awalnya, Taeyong sangat tidak menyetujui permintaan yang Jaehyun inginkan. Karena baginya, itu akan membuat dirinya terlibat dalam masalah yang besar. Dia akan terlibat dalam lingkupan orang-orang yang berpengaruh. Padahal seharusnya, Taeyong tidak usah ikut campur dalam masalah itu. Ataupun kalau bisa, dia seharusnya menghindari lingkupan itu.
Namun dia tidak dapat menolak permintaan itu saat Jaehyun mengancam dirinya dengan sesuatu. Akhirnya mau tidak mau Taeyong mengiyakan permintaan Jaehyun demi keberlangsungan hidupnya yang lebih baik kedepannya.
Taeyong saat ini sedang terdiam sembari memainkan jari jemarinya dengan perasaan yang gugup. Pandangannya menatap keluar jendela untuk menikmati kemacetan jalan raya. Rasa syukurnya kian membuncah saat merasakan bahwa kepadatan jalan raya hari ini sangat mendukung keterlambatan mereka menuju ke rumah orang tua Jaehyun. Diam-diam, Taeyong menghela nafas lega karena hal itu.
Dari balik kursi kemudi, Jaehyun mengeram kesal sambil terus membunyikan klakson mobilnya dengan keras. Namun hal itu justru tidak menghasilkan apa-apa untuk Jaehyun. Sebab kendaraan di depan sana masih setia untuk berdiam diri dan tidak mau bergerak barang sedikitpun.
Sudah hampir 10 menit mereka berdua terjebak dalam kemacetan yang tidak kunjung selesai ini. Dan itu semua membuat Jaehyun benar-benar merasa muak. Haruskah dia membeli mobil terbang supaya bisa terhindar dari kemacetan?
"Kenapa mendadak macet begini sih?" Gerutu Jaehyun yang langsung memilih untuk menyandarkan dirinya pada kursi pengemudi yang ada di belakang. Sebelum kekesalan dalam dirinya semakin memuncak, Jaehyun memutuskan untuk memejamkan mata dan mengatur emosi yang sudah hampir menguasai setengah dari dirinya.
Kalau jalan raya terus-menerus seperti ini, kendaraan tidak mau bergerak dan polisi sama sekali tidak becus untuk mengurusi masalah kepadatan jalan, bisa-bisa saja mereka baru akan sampai di rumah kedua orang tuanya pada pukul tengah malam. Hal itu tentu akan mengundurkan waktunya untuk memperkenalkan Taeyong kepada kedua orang tuanya. Terutama kepada Daddynya, si tua bangka yang sialnya pagi tadi sudah mengirim benalu ke perusahaannya.
Maaf jika Jaehyun masih membahas tentang hal itu. Karena jujur saja, rasa dendam tentang hal yang terjadi pagi tadi masih meliputi hati dan juga diri Jaehyun. Cherin yang sudah buruk di matanya, semakin terlihat buruk saat dengan seenaknya menjatuhkan diri dalam dekapan Taeyong yang seharusnya hanya dia yang bisa merasakan itu.
Omong-omong tentang hal itu, Jaehyun sama sekali belum memberikan hukuman untuk Taeyong. Entah kapan dia akan memberikan kucing nakal ini sedikit pelajaran sebagai sebuah peringatan. Mungkin akan dia berikan setelah pulang dari rumah orangtuanya. Dan jika itu memungkinkan.
"Taeyong" panggil Jaehyun secara tiba-tiba dengan mata yang terpejam.
Taeyong yang sedari tadi berdiam diri dan menatap kemacetan jalan raya bahkan saat Jaehyun sibuk menggerutu, mengumpat, dan menekan klakson mobilnya dengan keras, seketika langsung menoleh ke samping saat mendengar suara Jaehyun yang memanggil dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
댄스 [Dance] '' JAEYONG
Fanfiction"One night stand denganku, Lee Taeyong!" Taeyong, penari di dalam sebuah bar. Membuat tertarik Jaehyun, CEO dari sebuah perusahaan. "Saya di sini hanya menari, bukan menjual diri." Taeyong menolak, "Kena kau, Lee Taeyong." Dan Jaehyun semakin men...