💃🏻 ; aku memang seorang pecundang

610 68 24
                                    

댄스 [Dance]
16 ; Aku Memang Seorang Pecundang

_____________________________________________

Jaehyun memijat keningnya sembari menghela napas jengah. Di depannya kini sudah terdapat tumpukan berkas-berkas yang membuat matanya lelah dan juga sakit. Semakin sakit lagi ketika ditambah dengan pemandangan sesosok wanita yang kini sedang duduk tenang di sofa yang tak jauh dari meja kerjanya.

Entah apa dan bagaimana motif dan caranya wanita itu bisa dikirim ke kantornya. Yang pasti, Jaehyun tahu, bahwa ini semua adalah ulah dari Daddynya.

Oh, astaga.. apakah tidak bisa jika satu hari saja si tua bangka itu tidak membuatnya sakit kepala?

Jaehyun menatap sinis dalam diam wanita yang sedang mengedarkan pandangannya pada keseluruhan sudut ruang kerjanya. Mulai dari pojok utara ruangan, sampai ke pojok barat laut sebelum kembali lagi ke utara, wanita itu menatap seluruh bagian ruangan Jaehyun dengan pandangan yang kagum. Matanya berbinar ketika melihat kemewahan ruangannya dengan mulut yang sedikit menganga. Entahlah mulut itu memang sengaja atau tidak dingangakan olehnya yang mungkin saja, agar bisa menambah kesan lucu pada dirinya sendiri. Tapi bagi Jaehyun, wajah itu tidak ada lucu-lucunya sama sekali. Ataupun faktanya, bolehkah Jaehyun meminta ijin untuk pergi ke kamar mandi dan muntah pada saat ini?

Menurut Jaehyun, wajah datar Taeyong bahkan jauh lebih lucu ketimbang wajah kagum yang dibuat-buat itu.

"Ruanganmu sangat mewah Jaehyun!" Katanya riang. Kedua netra matanya yang agak sipit itu menatap Jaehyun dengan lekat.

Jaehyun hanya memutarkan bola matanya malas. Dia sungguh malas jika disuruh untuk menanggapi ocehan wanita itu yang sama sekali tidak penting untuk dia tanggapi. Hanya membuang-buang waktu berharganya saja.

Atensinya kemudian memutuskan untuk beralih kembali pada berkas-berkas yang ada di depan. Walaupun rasanya bosan melihat tumpukan itu secara terus-menerus, tetapi tidak apa. Asalkan bisa membuatnya mengalihkan atensi dari cerocosan mulut wanita yang tak diundang itu.

Melihat tak ada respon yang menjawab perkataannya, si wanita itupun langsung mendecak samar. Dia menghela napas karena lagi-lagi gagal menarik perhatian Jaehyun agar mau bersikap baik kepadanya. Padahal, dia sudah mengandalkan segala cara. Dia bahkan merelakan waktunya kemarin malam untuk melakukan perawatan supaya bisa berpenampilan menarik di hadapan Jaehyun. Tapi, sekeras apapun usahanya, semahal apapun perawatannya, jika Jaehyun tidak mau maka dia akan tetap membuat keputusan seperti itu.

Tapi tenang saja, dia tidak akan menyerah semudah itu! Segala hal dan segala cara akan dia lakukan supaya Jaehyun mau melirik atensinya dan tergila-gila kepadanya.

Lagipula, dia ini adalah wanita yang menarik. Cantik, bermatabat, dan sederajat untuk menjadi pendamping lelaki bermarga Jung itu. Dia percaya bahwa akan ada saatnya Jaehyun tergila-gila kepadanya, namun tidak sekarang. Ada saatnya dan dia yakin hari itu pasti akan datang!

Selama beberapa menit, hening melanda kedua insan yang sedang sibuk dalam kegiatannya masing-masing.

Wanita yang duduk di sofa ruangan Jaehyun sedari tadi itupun menghela nafas jengah. Dia sudah berdiam diri di sini selama 30 menit dan tidak melakukan kegiatan apapun selain memandangi Jaehyun yang sedang sibuk dengan berkas-berkasnya yang menumpuk. Dia lalu menyenderkan tubuhnya pada tumpuan badan yang ada di belakang sofa. Tangannya dilipat di dada dengan raut wajah sebal yang sengaja dia tujukan untuk Jaehyun.

"Jaehyun-ahhh!! Kamu gak capek ya sama pemandangan berkas gitu? Mending kita jalan-jalan ke mall! Temenin aku belanja, mau gak?" Park Cherinーwanita yang sedari tadi semakin membuat mata Jaehyun menjadi sakitーmengeluarkan rengekan manja kepada Jaehyun sambil mengerucutkan bibirnya beberapa centi kearah depan.

댄스 [Dance] '' JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang