VIII

292 16 3
                                    

"Eren ada di balai, ia membaur dengan penduduk. Aku akan menemuinya, kalian pergilah temui Yelena. Dia pasti
sudah menunggu kalian."

"Mikasa, pastikan dirimu dan Eren baik-baik saja."

Mikasa mengangguk pelan.

Mereka berpisah di persimpangan. Armin dan Annie segera berlari demi mempersingkat waktu.

"Berani juga kau melawan Magath." Ujar Yelena setelah berhadapan dengan Armin dan Annie.

Gadis itu hanya diam.

"Armin, sumbunya ada dibawah pohon palm itu." Tutur Yelena seraya menunjuk sebuah pohon yang tak jauh dari tempat mereka berdiri dan melempar korek api.

"Ada beberapa penjaga yang menuju tempat ini. Aku akan menyingkirkan mereka secepat mungkin. Setelah matahari terbenam sempurna, nyalakan."

"Aku akan membantumu." Sahut Annie pada Yelena.

"Kalian berhati-hatilah."

"Jangan sampai gagal ya! Kita hanya punya 1 kesempatan!" Teriak Yelena seraya pergi menjauh diikuti oleh Annie.

Setelah kedua wanita itu menghilang dari pandangan, Armin mulai melangkah menuju tempat yang ditunjuk oleh Yelena. Ia terus mengatur nafasnya agar tetap tenang.

Dari jarak yang tak terlalu jauh itu, Armin dapat mendengar pertengkaran yang didalangi oleh Yelena serta Annie. Matanya juga tetap fokus memandang matahari yang tinggal beberapa detik lagi menghilang ditelan gelapnya malam.

Tak lama,

Suara pertengkaran itu hilang, diikuti oleh matahari yang juga ikut menghilang. Suasana sangat senyap karena memang kediaman Tybur jauh dari pemukiman penduduk lain.

Dengan cepat, Armin memantik api namun ia terlalu gemetar. Berulang kali api mati sebelum menempel pada sumbu. Keringatnya terus mengucur deras dan nafasnya begitu memburu. Armin mencoba menenangkan dirinya,

dan akhirnya itu berhasil.

Api mulai menyulut sumbu.

Pria itu berjalan mundur menjauh dari lokasi awal.

BUUUUUUMMMM!!!

Ledakan yang begitu luar biasa kuatnya begitu memekakkan telinga. Armin dapat dengan jelas mendengar teriakan semua orang yang ada di kediaman Willy Tybur termasuk anak-anaknya. Teriakan yang terdengar begitu menyakitkan.

"AAAAAHH TOLOOONGGHH! TOLONG AKU!?"

Tubuh Armin melemas. Ia bersandar pada sebuah pohon seraya menselonjorkan kakinya.

Armin bernafas dengan rakus.

Dadanya terasa begitu sesak mendengar semua kejahatan yang ia lakukan barusan.

"Hah! Hah! Hah! Hah!"

Armin terkena serangan panik. Suara teriakan itu terus memutar di kepala dan Ia tak dapat menggerakkan tubuhnya. Pandangannya mulai gelap, masih dengan nafas yang hampir tak dapat lagi ia dapatkan.

Sementara itu, Annie berlari kembali ke tempat Armin berada. Ia tetap berdiri kokoh meski tubuhnya dipenuhi dengan luka-luka. Firasatnya benar-benar tak enak.

"Armin!!" Teriaknya memanggil.

Tak ada jawaban yang didapat. Namun Annie terus berjalan mencari keberadaan Armin didalam hutan itu.

Gadis ini akhirnya menemukan Armin. Bersandar dengan tatapan kosong dan nafas yang tersengal.

"Armin! Apa yang terjadi denganmu.."

Here With Me [Armin x Annie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang