VII

297 15 1
                                    

Dini hari, Zeke datang mengetuk pintu dengan tergesa.

"Ada apa, Zeke-san?"

"Armin kau sudah bertemu Eren, kan?"

Armin mengangguk.

"Sekarang pergilah ke rumah sakit, kremasi korban tsunami kemarin. Ketika sudah selesai, temui Yelena di gudang markas. Dimana Annie?"

"Annie, Zeke-san mencarimu.." Panggil Armin.

Tak lama, Annie muncul dengan wajah bantalnya.

"Annie, aku turut berdukacita atas kepergian Leonhart-san. Maaf aku tidak bisa menyelamatkan nyawa nya."

"Tidak apa-apa."

"Reiner tidak ingin bertemu denganmu, dia ketakutan setengah mati sampai tidak bisa tidur semalaman."

"Lihat saja nanti jika aku bertemu dengannya, akan kupatahkan tangan dan kakinya."

"Seramnya.. Oh ya, Annie kau sudah melakukan tugasmu dengan baik. Aku sangat berterima kasih padamu, kau bisa hidup dengan damai sekarang. Dimana tempat yang ingin kau tuju? Aku akan mengantarmu kesana."

"Aku masih belum memikirkan itu, akan kuputuskan setelah rencana Eren berhasil nanti."

"Annie akan pindah? Kemana?" Tanya Armin menyela.

"Aku dan Annie membuat perjanjian. Setelah Annie melaksanakan tugas dariku, aku akan memberikan kehidupan tenang yang selama ini didambakan oleh Annie. Dia sudah bertarung sejak usianya masih 10 tahun, Annie pasti lelah."

Armin menatap Annie yang sayu.

"Baiklah jangan lupa tugasmu ya, Armin! Aku pergi dulu. Bye~"

Zeke segera berlari dan saat itulah Armin baru teringat akan pertanyaan yang sudah memutar di kepalanya sejak malam tadi.

"Ah.. Aku lupa menanyakannya pada Zeke-san." Dengusnya kesal.

Annie kembali masuk untuk melanjutkan tidurnya. Ia benar-benar kelelahan karena perjalanan kemarin.

Sementara Armin, ia mandi dan bersiap untuk berangkat ke rumah sakit.

🌤

Pagi ini, matahari kembali bersinar dengan cerah. Ia seolah ingin menghibur korban tsunami lampau hari dengan cahayanya yang hangat.

"Huuft, akhirnya selesai juga! Aku sebagai Marleyan ikut berduka atas kematian separuh populasi Eldian disini.."

Armin tak menghiraukan siapapun yang berbicara padanya hari ini. Ia bergegas mengganti pakaian dan membawa abu Leonhart pulang.

Armin memberikan itu pada Annie sesampainya di rumah.

"Terima kasih, Armin."

"Iya.."

Annie terus memperhatikan wajah Armin yang murung. Ia tak ragu langsung bertanya.

"Ada apa?"

"Tidak.. Aku akan bersiap-siap ke gudang."

"Aku ikut."

Setelah selesai berkemas, Armin serta Annie mulai melangkah keluar dari ruangan. Namun mereka mendapati kehadiran Pieck tepat di depan pintu.

"Pieck..?"

"Annie!"

Pieck langsung memeluk Annie meski pelukan itu segera dilepas oleh Annie.

Here With Me [Armin x Annie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang