VI

318 16 3
                                    

Setelah hujan dan badai yang luar biasa kencangnya
malam tadi, pagi ini matahari bersinar cerah.

🌤

Hari ini Armin libur bekerja karena akhir pekan. Jadi ia menghabiskan setengah harinya dengan membersihkan seluruh ruangannya.

Armin selesai pada saat matahari tepat berada di atas kepala. Ia mandi dan pergi keluar untuk mencari udara segar.

Namun,

keadaan diluar tampak kacau.

Banyak sekali benda-benda bertebaran di jalanan. Pohon-pohon tumbang dan beberapa rumah kehilangan atapnya. Armin menghampiri Reiner yang kebetulan ada disana, membantu salah seorang penduduk.

"Reiner, apa ini semua akibat badai malam tadi?"

"Ah Armin, syukurlah kau disini. Pergilah ke rumah sakit, medis membutuhkan bantuanmu. Banyak sekali korban tsunami di kawasan pantai."

Armin mengiyakan perintah Reiner dan segera berlari menuju rumah sakit. Pikirannya mulai tak tenang. Kawasan pantai sangat dekat dengan lokasi pembuangan, rumah Annie.

Untungnya pusat kota tidak sempat tersentuh oleh tsunami itu lantaran berada di dataran yang cukup tinggi. Jadi kebanyakan hanga orang-orang Eldia saja yang menjadi korban.

Begitu sampai di rumah sakit, Armin beserta beberapa dokter dikerahkan untuk mengevakuasi korban di lokasi pembuangan.

Mereka sampai dengan cepat.

Angin berhembus kencang menerpa wajah Armin yang masih tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.

Tempat yang semula padat dengan rumah, kini rata. Hanya ada beberapa helai kayu dan dinding yang masih berdiri.
Bahkan rumah Annie pun sudah tak berwujud lagi.

"Satsuki-San, kapan tsunaminya terjadi?" Tanya Armin.

"Kalau tidak salah sekitar pukul 2 pagi, gempa begitu kencang apa kau tidak merasakannya?"

"Tidak. Aku sempat demam malam tadi, mungkin tidurku terlalu nyenyak."

"Astaga.. Sudah ayo kita bantu tim penyelamat mencari korban."

Beberapa bantuan medis mulai berpencar membantu tim penyelamat mencari korban-korban lain yang belum ditemukan.

Tsunami menelan begitu banyak korban, ada yang selamat namun hanya beberapa orang saja. Itupun mereka terbilang beruntung karena sedang berada jauh dari rumah.

Armin berjalan menuju suatu titik dimana ia melihat topi nya yang kemarin sore tertiup angin ternyata tersangkut di sebilah kayu.

Armin mengambil topi itu dan berdiam sejenak.
Ia seperti melihat sesuatu di antara reruntuhan dinding.

Sebuah wajah.

Armin menyingkirkan bebatuan dari tubuh itu dan ia menemukan fakta bahwa mayat itu adalah mayat Leonhart, Ayahanda Annie Leonhart.

Jantung Armin berdegup kencang.

Armin langsung berteriak memanggil bantuan dan dengan sigap disahut oleh tim medis. Mayat segera dibungkus dan dibawa menuju rumah sakit.

Sementara Armin, ia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mungkin saja itu orang lain yang mirip dengan Leonhart, begitu pikirnya.

"Armin, kembalilah ke rumah sakit. Bantu mereka menangani jenazah."

Armin segera naik ke ambulance yang juga diisi oleh beberapa mayat dan kembali ke rumah sakit.

.
.
.
.
.
.
.
.

Here With Me [Armin x Annie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang