"Sepertinya sebentar lagi akan memasuki waktu fajar."
-
Kapal menurunkan jangkar di dermaga perbatasan. Semua pasukan bersorak gembira sebelum turun dari kapal. Mereka begitu senang atas keberhasilan misi kali ini.
Meski harus kehilangan orang yang menggerakkan rencana ini, mereka tetap harus kuat. Pengorbanan Eren benar-benar tak bisa dibalas hanya dengan kalimat terima kasih.
"Semuanya, tolong dengarkan aku!" Teriak Hange seraya menaiki meja.
"Eren dan Zeke sudah melakukan gerakan yang berpengaruh besar bagi Eldia! Sebagai penghormatan untuk mereka, Ratu akan menggelar upacara penghormatan di pemakaman saat kita tiba di Eldia nanti. Dan untuk berterima kasih atas bantuan dari beberapa teman kita yang berasal dari Marley, Ratu akan memberikan hadiah penghargaan untuk mereka. Sekarang marilah kita beri mereka tepuk tangan yang meriah atas pencapaian kita!"
Seluruh penumpang di dalam kapal bertepuk tangan dengan meriah kecuali Levi. Ia tak tertarik sama sekali dengan itu.
"Baiklah! Sekarang kalian sudah boleh turun."
Armin menuntun Mikasa untuk turun karena Mikasa merasa sedikit tak enak badan. Mereka turun lebih dulu dibanding prajurit lain.
"Hati-hati dengan tangganya.." Tutur Armin.
Armin melepas genggaman dari Mikasa lantaran meninggalkan sesuatu di kabin. Ia meminta Mikasa untuk turun sendiri.
Setelah sampai di anak tangga terakhir, Mikasa tak melanjutkan langkahnya. Ia tertegun kaku menatap seseorang dengan syal merah kesayangannya di hadapannya.
"Kau melupakan syal mu, Mikasa."
"Eren.."
Mikasa langsung berlari menuju Eren yang sudah membuka tangannya. Ia tersenyum hangat sejak Mikasa masih berusaha menuruni anak tangga tadi.
"Aku sangat merindukanmu!" Ujar Mikasa diiringi dengan air mata.
"Aku juga sangat merindukanmu, Mikasa." Balas Eren seraya memeluk Mikasa erat.
Sementara di sisi lain, Armin dan Annie sedang memandang ke daratan dan mendapati Mikasa bersama Eren disana.
Mata Armin berbinar ketika melihat sosok itu. Ia bersorak gembira
"Eren masih hidup!"
Tak buang-buang waktu, Armin segera turun dan menghampiri kedua sahabatnya.
"Ereeenn!" Teriaknya dari jarak yang masih cukup jauh.
Mereka berpelukan.
Pelukan yang begitu lembut dan hangat.
"Semua orang sudah menangis karena kau mengorbankan dirimu, tau! Dasar Eren bodoh!"
"Maaf sudah membuat kalian khawatir.."
Pelukan itu terlepas setelah yang lain mulai berkerumun.
"Besok setelah sarapan akan aku ceritakan mengapa aku bisa disini. Sekarang kalian beristirahatlah, pasti kalian sangat lelah." Tutur Eren saat Hange baru saja ingin bertanya.
Setelah memberi selamat kepada Eren, satu per satu pasukan Eldia mulai bersiap untuk tidur sejenak seraya menunggu matahari terbit.
"Mikasa, apa kau tidak bisa melepas Eren dari pelukanmu?" Tanya Armin.
Gadis ini memang masih menempel pada Eren. Ia tak mau melepaskannya meski satu detik pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here With Me [Armin x Annie]
Fanfiction[FAN FICTION] Armin Arlert, seorang bangsa Eldia yang terdampar di pulau musuh setelah terkena ledakan bom saat berada di perairan. Ia diselamatkan oleh seorang gadis rupawan bernama Annie Leonhart dan berakhir menjadi sandera di tanah lawannya, Mar...