Happy ReadingXiao Zhan menunduk dalam dengan perasaan gugup. Jari-jari nya tanpa sadar diremas kuat saat ia cemas. Kedua orangtuanya kembali secara tidak terduga.
Merasa kedua orangtuanya tidak bicara, Xiao Zhan semakin tidak bisa duduk diam. Ia melihat orang yang ada di sampingnya, yang tampaknya jauh lebih tenang dengan punggung lurus tampak tidak terganggu oleh tatapan mengintimidasi ayahnya.
Walaupun Chanse Sanren cukup mudah untuk bergurau. Di saat tertentu seperti ini, dia agak cukup takut. Meski Wei Changze adalah laki-laki yang cukup longgar dalam membuat peraturan di rumah. Selagi masalah tidak melebihi batas toleransinya, tidak ada yang perlu dipikirkan. Namun, masalahnya Wei Changze sangat menyeramkan ketika marah.
Xiao Zhan benar-benar anak yang nakal, banyak hal yang dapat membuat Wei Changze hampir kehabisan akal. Tetapi tidak pernah sekalipun tingkah nya melewati batas toleransi.
Namun kali ini, sepertinya Xiao Zhan tidak akan lolos. Melihat bagaimana ternyata sosok yang dipercaya Wei Changze menjaga anaknya sebagai seorang guru, menjadi kekasih anaknya. Bukankah itu cukup tidak masuk akal?
Mengingat Wang Yibo tampak tidak menyukai anaknya yang bahkan kadang-kadang membuat Cangse Sanren sakit mata dengan tingkahnya itu.
Benar-benar seperti cerita yang ada di novel.
"Cangse, tolong ambilkan teh untuk tamu." ucap Wei Changze yang tiba-tiba.
Lamunan Cangse Sanren pecah ketika mendengar nya. Setelah hidup bersama selama 20 tahun, ucapan biasa seperti itu baginya memiliki beberapa makna tersembunyi.
Dia melirik suaminya yang masih menatap lurus pada Xiao Zhan dan Wang Yibo di seberang meja.
Cangse Sanren bangkit dari duduknya seraya berkata, "Zhan Zhan, ayo buat teh bersama. Ibu tidak bisa membuat teh sendiri."
Xiao Zhan meremas tangan yang ada di sampingnya. Berbeda dengan telapak tangannya yang berkeringat, pihak lain terlihat tidak gugup sama sekali. Bahkan suhu tubuhnya sangat normal. Apa Wang Yibo tidak takut dengan ayahnya?
"Zhan, cepat!"
Dia mencoba menelan rasa gugup dan cemasnya. Dengan terpaksa mengikuti Cangse Sanren pergi ke dapur. Sebelum pergi, ia masih sempat bertatapan dengan Wang Yibo. Sepasang mata itu balik menatapnya seakan-akan mencoba menenangkan nya.
Tinggallah dua orang duduk di satu ruangan yang sama. Suasana yang sebelumnya sudah cukup dingin, kini mencapai titik beku. Wang Yibo mau tidak mau menekan rasa gelisah dalam hatinya.
"Sejak kapan semua ini terjadi?"
Wang Yibo duduk dengan punggung lurus, kedua tangannya terkepal di atas paha. Seakan-akan berada di sesi wawancara pekerjaan.
"Itu sudah cukup lama paman."
Wei Changze menatap langsung ke matanya tanpa penghalang, mencoba mengintimidasi Wang Yibo.
"Apakah itu karena anakku menciummu dulu?"
Wang Yibo menjawab dengan tegas dan tanpa ragu, "Tidak."
"Aku sudah tertarik padanya jauh sebelum aku memutuskan untuk mengajar di Gusu, Paman."
Wajah penuh dengan ekspresi gelap sedikit mengendur, "Kamu tahu bahwa Xiao Zhan adalah seorang remaja yang akan tumbuh dewasa ."
"Anak itu selalu keras kepala dan sikapnya masih tidak stabil. Dia adalah anak yang selalu memberikan segalanya dan berusaha melakukan apapun untuk mendapatkan hal yang dia inginkan sejak kecil. Tetapi, anak itu cepat bosan. Terkadang ketika sudah jenuh dan dia memiliki minat lain. Tanpa perasaan dia akan meninggalkan barang yang sebelumnya dia dapatkan dengan sekuat tenaga."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]Wang Laoshi! Wo Ai Ni [YiZhan]
FanfictionXiao Zhan benar-benar membenci Wang YiBo, laki-laki yang dengan keji membakar buku berharganya. Buku-buku porno kesayangannya.Teori Benci jadi Cinta apakah akan terjadi di Antara Xiao Zhan dan Wang YiBo? Bagaimana Xiao Zhan melancarkan aksi balas de...