Happy ReadingAlarm berbunyi dengan nyaring, memberikan tanda untuk pemilik kamar bangun. Xiao Zhan yang saat ini yang saat ini tengah tertidur sambil terlentang hanya bergerak sedikit untuk menggaruk punggungnya sebelum akhirnya tertidur lagi.
Selimut yang semalam rapih menutup tiga per empat tubuh Laki-laki ramping tersebut sudah berantakan dan hampir jatuh ke lantai, tidak menutupi tubuh Xiao Zhan sedikitpun.
Sering ke dua alarm berbunyi, namun kali ini Xiao Zhan tidak bergerak sama sekali. Tampak seperti patung. Malam sebelumnya dalam rangka mengusir kebosanan, ia menonton film hingga larut malam sampai saat ayam ingin berkokok matanya baru terpejam.
Dering alarm ke tiga tampak lebih kencang, seakan-akan jika alarm tersebut mempunyai tangan dan kaki maka alarm tersebut akan berjalan dan memukul Xiao Zhan sampai bangun.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.45, dan saat itulah sosok yang seperti orang mati bangun. Mengusap wajahnya dan duduk sambil menguap lebar.
Ia melihat alarm dan menguap sekali lagi. Bangun dari tempat tidur dengan santai, lalu berjalan ke kamar mandi untuk mandi.
Saat orang tuanya pergi keluar kota, Xiao Zhan akan lebih banyak terlambat. Sudah tidak asing baginya melihat alarm yang menunjukkan angka kematian.
Telah rapih menggunakan seragamnya, ia keluar dari kamar sambil menggendong tas. Karena terlalu lelah, ia memutuskan untuk pergi sekolah menggunakan mobil.
Ia masuk kedalam mobil, meregangkan otot nya yang kaku. Membiarkan supir mengendari sedangkan dirinya tertidur untuk kedua kalinya.
Jam sudah menunjukkan pukul 07.10. lewat 10 menit semenjak bel masuk. Tapi Xiao Zhan belum sampai di depan gerbang sekolah. Salahkan karena populasi mobil di daerah ini, dan kakinya yang terlalu malas untuk berjalan.
Walaupun seperti itu, ia tetap santai. Memasuki sekolah dengan perasaan tak bersalah. Langkahnya yang ringan berhenti saat mendekati gerbang sekolah. Mengingat hari apa sekarang.
Xiao Zhan menepuk dahinya, merasa sial. Dia lupa jika hari ini yang menjaga gerbang adalah Wang Yibo. Guru galak itu akan sangat menyebalkan jika menjaga gerbang siswa-siswi terlambat.
Ia memang mulai menyukai sosok itu, tapi tidak sepenuhnya! Xiao Zhan sudah mengkategorikan debaran jantungnya menjadi dua macam. Yang pertama adalah debaran karena menyukai Wang Yibo, dan satu nya adalah debaran takut di pukuli atau di bakar seperti nasib buku-buku pornonya.
Buku kuduknya berdiri, mendekat pada barisan orang yang ada di tengah lapang. Wang Yibo memandang nya sebentar dengan tatapan mematikan sebelum akhirnya memalingkan wajah, tidak bertanya mengenai alasan keterlambatannya.
Kali ini, hukuman yang di berikan untuk siswa terlambat adalah membersihkan taman sekolah. Xiao Zhan tengah mencabut rambut liar pada kumpulan tanaman hias saat tiba-tiba seseorang datang.
Wajahnya tampan dan dia benar-benar putih, terlihat seperti tuan muda kaya.
"Cao Yuchen, jangan dekat-dekat!" Xiao Zhan mendorong sosok tinggi besar itu menjauh sedikit.
Cao Yuchen menghela nafas, menepuk bagian seragam yang terkena tanah. Ia ikut mencabuti rumput liar di dekatnya. Xiao Zhan memicingkan matanya, curiga.
"Apa yang kau inginkan? Tingkahmu benar-benar mencurigakan."
Mendengar nada penuh curiga tersebut, Cao Yuchen memutar matanya jengah, "Aku ingin mengajakmu pergi ke pelelangan. Ada beberapa benda-benda bagus, dan aku akan pergi ke British library juga."
Xiao Zhan berpikir, orang tuanya sedang tidak ada di rumah dan mereka tidak selalu bertanya keadaannya. Jadi, dia bisa ikut bersama Cao Yuchen. Ketika keduanya tengah berdiskusi bayangan dan suara muncul dari belakang, Keduanya otomatis terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]Wang Laoshi! Wo Ai Ni [YiZhan]
FanficXiao Zhan benar-benar membenci Wang YiBo, laki-laki yang dengan keji membakar buku berharganya. Buku-buku porno kesayangannya.Teori Benci jadi Cinta apakah akan terjadi di Antara Xiao Zhan dan Wang YiBo? Bagaimana Xiao Zhan melancarkan aksi balas de...