Part 15

8 2 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!




Run Away

👑

Ia menengadah. Mencoba menghalang buliran air yang hendak turun tanpa diminta. Namun, apa daya, air tersebut tetap saja tumpah.

Begitu sesak. Tenggorokannya seolah ada yang mengganjal. Ia hapus bekas air mata di kedua pipinya.

"Hai, Bunda, istriku yang cantik. Maaf, menunggu lama," ucap Arzan parau seraya mengelus batu nisan di depannya. "Ayah kangen."

"Ayah sedang nggak baik-baik aja, Bun. Ayah khawatir sama Lynne. Tapi, Ayah nggak bisa bantah keinginan Lynne untuk membantu orang itu. Ayah nggak bermaksud buat mengusir dia, tapi ... dia orang asing." Arzan menunduk sejenak.

Arzan tersenyum miris. "Bunda baik-baik di sana, ya. Nanti Ayah nyusul ke sana, tapi nggak tau kapan. Ayah masih punya tanggung jawab besar. Ayah nggak mau ninggalin Lynne."

"See you, Bunda Sayang."

Kemudian Arzan beranjak dari sana. Meninggalkan area pemakaman yang sepi karena hari masih siang.

Arzan menyempatkan diri datang ke pemakaman saat jam istirahat kantor. Tak masalah ia tak makan, ia begitu rindu mengunjungi sang istri.

Meski tak melunturkan rasa rindu, Arzan tetap lega dan senang mengunjunginya. Arzan setia pada satu pasangan. Ia tidak berminat untuk mencari istri lagi. Toh, buat apa?

Satu istri saja cukup. Rasa cintanya pada mendiang istri sangatlah besar. Walaupun hampir saja Arzan dibuat gila akan kepergian sang istri.

Arzan punya Lynne. Lynne yang amat cantik. Hadiah terindah yang selamanya akan tetap ia syukuri dan sayangi kehadirannya.

Arzan menatap lama gawainya yang menampilkan foto sang istri dan Lynne dulu. "Ayah mencintai kalian berdua. Maafkan Ayah."

Arzan meletakkan kembali gawai di dashboard. Lalu, melajukan mobilnya menuju kantor.

Di sisi lain, Lynne baru selesai makan siang. Giliran ia berjaga sementara Rainy makan siang. Lynne langsung menyambut ketika ada seorang pelanggan datang.

Rupanya yang datang Zevan. Lynne balas seutas senyum tipis pada Zevan. Zevan memilih bunga apa yang hendak ia beli.

Bohong jika Lynne tidak penasaran. Tumben sekali pemuda satu itu membeli bunga. Apakah untuk kekasih barunya?

Run Away (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang