Part 20

12 3 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!




Run Away

👑

"Van?" Raja Tan yang saat itu berada di balkon kamar terkejut dengan kedatangan Van tiba-tiba.

Sebelum Tan memanggil para penjaga, Van lebih dulu berbicara. Membuat Tan bungkam mendengar penuturan anak sulungnya itu.

"Ayahanda tau bukan hukuman apa bila memfitnah orang? Terlebih pada anggota kerajaan."

"Tapi kamu kabur dari penjara sebelum masa pembebasanmu." Ucapan geram Tan tak digubris oleh Van.

"Aku memang tidak memiliki banyak bukti, Ayahanda. Tapi, ku pastikan aku akan bebas dari penjara dan namaku akan kembali bersih." Usai mengucapkan hal tersebut, Van langsung menghilang dalam sekejap.

Van bisa berteleportasi ke mana saja. Sejauh apa pun itu.

Kelebihan itu ia dapatkan dari gen sang ibunda. Ibunda Van tidak memilikinya, tetapi ayah sang ibunda yang memilikinya.

Sen tidak mendapatkan kelebihan itu. Malah Sen lebih banyak mendapat kelebihan otak cerdas, licik dan bakat berpedang dari ayahanda. Cepat tanggap dalam belajar juga.

Tan langsung menghubungi semua para prajurit untuk mencari Van. Sementara sang empu yang dicari berkunjung ke rumah kediaman kakek dan neneknya. Van terpaksa meminta bantuan dari mereka.

Sudah dua hari Van menginap di sana. Semua rencana telah Van susun, tapi ia masih meragukan keberhasilannya. Di tengah-tengah kebingungan itu, kediaman kakeknya kedatangan tamu.

Rupanya itu Kakek Pree dan Zevan. Mereka datang ingin membantu masalah yang dialami Van.

"Tidak, terima kasih Kakek Pree. Aku sudah banyak meminta bantuan, Kakek." Van menolaknya secara halus.

Kakek Pree tertawa kecil. Menepuk lengan kanan Van sembari berucap, "Sudah menjadi tugasku membantu orang lain. Tidak usah sungkan. Katakan, apa rencana yang sudah kamu susun."

Kakek Van mengangguk menyetujui ucapan Kakek Pree. Ragu-ragu Van memberitahu. Ruang tamu itu dilingkupi suasana tegang dan serius.

"Tidak mungkin adikmu itu menjalankannya sendirian," kata Kakek Pree sembari memegang dagunya.

"Memang benar. Dia meminta pada seorang penyihir hitam dari wilayah selatan," sahut Van.

"Flo? Astaga, aku tidak percaya ini." Kakek Pree menggelengkan kepala. "Tidak masalah. Kamu tidak perlu takut. Kita pasti bisa menghadapinya bersama."

"Baiklah, aku punya rencana lain," lanjut Kakek Pree yang kemudian memberitahu rencana miliknya.

Mereka membutuhkan diskusi yang amat panjang untuk mematangkan strategi. Kakek Pree dan Zevan bahkan disuruh menginap saja di sana agar tidak bolak-balik. Namun, Kakek Pree menolak halus. Ia masih memiliki banyak urusan di luar.

Hari di mana mereka membongkar segala perbuatan asli dari Sen terpaksa ditunda. Karena tiba-tiba Kakek Van jatuh pingsan saat itu.

Van melihatnya. Penyebab Kakek Van pingsan hingga berakhir sakit selama berhari-hari itu disebabkan oleh Sen. Tega sekali Sen melakukan hal tersebut padahal kakek mereka sama sekali tidak bersalah.

👑

Dua bulan kemudian.

Lynne termenung duduk di kursi halaman depan rumahnya. Ia menengadah menatap langit malam yang gelap.

Tak ada bulan dan bintang di sana. Adanya kilatan petir tanpa hujan.

Lynne dilanda kerinduan. Setiap malam Lynne selalu seperti ini usai kedua muridnya pulang. Arzan sampai tidak bisa membujuk Lynne.

Arzan turut sedih putrinya harus merasakan rindu pada seseorang. Tidak hanya pada Van, tetapi juga sang bunda.

Arzan menyamperi Lynne. Duduk di sampingnya seraya mengelus rambut belakang Lynne. Lynne tersenyum pada Arzan yang dibalas senyum kecut.

"Kamu menyukainya, Lynne?" Pertanyaan tiba-tiba dari Arzan sontak ditanggapi gelengan kuat dari Lynne.

"Tidak perlu berbohong. Ayah tahu dari cara kamu memandangi dirinya," lanjut Arzan yang seketika membuat jantung Lynne jumpalitan.

Benarkah Lynne menyukai, Van? Secepat itu? Ia saja tidak yakin pada perasaan dirinya sendiri.

Kembali Arzan mengusap rambut belakang Lynne. "Ayah harap kamu bisa melupakan rasa sukamu pada Van. Dia orang luar. Ayah enggak mau kamu termakan harapan palsu."

Lynne terdiam. Dia tidak bisa membantah ucapan Arzan. Jadinya Lynne hanya bergeming.

"Jangan sakiti dirimu, Lynne. Jika kamu tidak ingin merasakan yang namanya sakit hati, maka jangan membolehkan siapa pun melukai hatimu. Ingat, ya pesan, Ayah." Lantas Arzan memeluk Lynne penuh kasih sayang. "Ayah enggak mau Putri Ayah sedih karena ditinggal oleh orang yang disukainya."

"Terima kasih, Ayah," ucap Lynne seraya membalas pelukan dari Arzan.

Entah bagaimana nanti takdir berjalan, Lynne tetap akan menunggu Van. Seberapa lama ia akan bertahan menunggu Van? Jangan tanya Lynne, ia saja tidak tahu.

Namun, Lynne yakin bahwa suatu hari nanti Van akan mengunjungi dirinya lagi. Waktu yang akan menjawab semuanya.

👑

End




Yeay, akhirnya tamat juga (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)

Maaf jika tidak sesuai ekspektasi kalian (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Aku bingung bagaimana mau namatin ini cerita.

Jadinya seperti inilah akhir kisah Lynne dan Van.

Aku berharap kalian mengambil sisi positif dari cerita ini dan membuang sisi negatifnya.

Terima kasih telah membaca cerita 'Run Away' ini hingga akhir dan maaf kalau banyak kurangnya.

Kalian dapat cinta banyak dari Lynne dan Van. Terlebih dari Bapak Arzan ♥️♥️♥️

Love you, guys 🤍

Salam cinta, Lana.

(⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Run Away (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang