BAB 36

81 10 90
                                    

Follow Instagram : @me_li805 atau @nonasenduu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow Instagram : @me_li805 atau @nonasenduu

Supaya kalian tau informasi, tentang kelanjutan hello future atau karya-karya lainnya dari aku.

✈️✈️

Perlahan, kedua kelopak mata dengan bulu yang lentik mengerjap. Sebelum benar-benar terbuka, dan dapat memandang keseluruhan ruangan di sana.

Kemudian, Lee Ji Eun pun menangkap sosok Park Jaehwa yang tengah duduk sambil mendesis di sebelahnya. “Tidurnya nyenyak banget, ya? Udah mimpi apa aja?”

Mendengar pertanyaan itu pun, Lee Ji Eun semakin tersadar. Bahwa, sejak tadi ia tertidur di dalam kelas. Terlebih lagi, ketika telapak tangannya merasakan sesuatu yang lengket, dan basah; ternyata air liurnya tanpa sengaja sudah mengotori gambar, yang berada di buku tulis itu.

“Shibal! Sial!” umpat Lee Ji Eun, telah mengundang pandangan para teman-teman kelasnya. Suara yang cukup keras itu pun, membuat laki-laki tampan berkulit putih, yang tadinya mempunggungi para murid kini berbalik, dan tetap berdiri tegak di depan kelas.

Laki-laki itu memandang Lee Ji Eun dengan senyuman miring, dan berkata, “Ireonasseo? Kamu udah bangun?” Sehingga, bola mata Lee Ji Eun pun membelalak saat mengetahui keberadaannya di sana.

Lalu, laki-laki itu menunjuk Lee Ji Eun dengan salah satu tangannya. “Neo narang gachi gaja sueop kkeunnago, ikutlah dengan saya setelah kelas selesai,” lanjutnya, membuat bulu kuduk Lee Ji Eun terangkat. Dengan degup jantung melambat, lalu melirik pada Park Jaehwa yang juga sedang menatapnya, sambil mengusap bibir kasar.

“Joayo, oneul sueobeun kkeunnasseoyo. Gamsahamnida. Naeil joreopssik ttae bwayo. Baik, pelajaran hari ini udah selesai. Terima kasih. Sampai jumpa di wisuda besok,” ucapnya lantas merapikan buku-buku di atas meja guru, untuk segera pergi dari ruang kelas itu. Disusul oleh Lee Ji Eun, yang berjalan ke luar dengan langkah tergesa-gesa.

“Pak, tunggu! Tunggu sebentar.” Lee Ji Eun mempercepat langkah kakinya, supaya dapat mengejar kepergian laki-laki yang saat ini berada cukup jauh darinya.

“Pak Yoongi! Pak, tunggu sebentar!” panggilnya lagi, dan kali ini mampu membuat langkah laki-laki itu berhenti. Kemudian, menoleh ke belakang dengan raut datar. Namun, hanya sebentar dan kembali melanjutkan langkahnya.

“Mianhae! Maafkan saya!” teriak Lee Ji Eun di pertengahan kooridor kelas yang sepi, sementara Min Yoongi tetap angkuh berjalan menjauh darinya. “MIANHAE! JEONGMAL MIANHAE! MAAFKAN AKU! AKU SANGAT MENYESAL!” “MIANHAEYO! AKU BENAR-BENAR MINTA MAAF!” Suara dari Lee Ji Eun masih menggema di penjuru kooridor, sebab ia terus berteriak sembari berlari mengejar kepergian Min Yoongi. Hingga, salah satu kakinya tersandung dan membuatnya tersungkur ke lantai.

Lee Ji Eun merintih, saat memegang lututnya yang memerah. “Ah, apeumnida. Ah, sakit.”

Pandangan itu tiba-tiba menangkap telapak tangan lunak, yang terulur di depan Lee Ji Eun. Sehingga, membuatnya mendongak sempurna. “Saya bantu,” tawarnya dengan suara yang terdengar halus.

HELLO FUTURE from 38.000ft [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang