BAB 29

72 14 44
                                    

Follow Instagram : @me_li805 atau @nonasenduu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow Instagram : @me_li805 atau @nonasenduu

Supaya kalian tau informasi, tentang kelanjutan hello future atau karya-karya lainnya dari aku.

✈️✈️

Keesokan harinya, beberapa orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing; Lee Ji Eun duduk di sebuah kursi, bersebelahan dengan Min Yoongi. Keduanya begitu teliti menyusun dan menempelkan beberapa kayu, yang sudah dipotong sesuai bentuknya, setelah dihaluskan oleh Kyong dan Kim Seok. Sementara, Ha Joon sangat fokus menggambar kerangka pada selembar kertas putih, sesuai dengan desain yang diinginkannya. Beraneka macam bentuk, dan bangunan yang dibuat oleh Ha Joon, semakin membangkitkan semangat Park Jaehwa, dan para anak Fakultas Seni Rupa, untuk menjualnya di halaman kampus.

Kegiatan itu bertujuan untuk mengumpulkan dana dari para mahasiswa-mahasiswi di sana, agar dapat membantu biaya pendidikan Lee Bit Na di semester akhir. Sebab, tanpa beasiswa dan bantuan dari mereka semua, Lee Bit Na tidak akan mendapatkan gelar sarjana, dan menikah dengan Kang Jeon Hyun. Sehingga, Lee Ji Eun pun mengusulkan ide tersebut, untuk membuat beragam miniatur, dan gantungan kunci yang dapat dijual dan menghasilkan uang.

Satu per satu kerajinan yang mereka buat, akhirnya sudah terjual habis-menghasilkan uang yang cukup untuk membantu masalah Lee Bit Na-dalam memenuhi biaya kuliahnya. Usai menjual beraneka macam kerajinan di halaman kampus, mereka semua kembali memasuki ruang kelas untuk mengikuti pelajaran di jam pertama. Namun, tidak dengan Lee Ji Eun yang justru memilih rehat di atas rooftop seorang diri, menghirup perlahan udara yang masuk melewati lubang hidungnya, kemudian terembus keluar dari mulut.

"Udah mulai nakal, ya?" Suara serak basah itu, telah menganggu konsentrasi Lee Ji Eun saat sedang menikmati pemandangan indah, dari atas rooftop.

Lee Ji Eun pun berbalik, memicingkan mata ke arah seseorang yang datang mendekat. "Bukannya udah masuk jam kuliah? Kenapa bolos?" Pertanyaan itu kembali terdengar, dari sang pemilik suara serak basah di sana.

"Hum," deham Lee Ji Eun, mengangkat satu alisnya sembari melipat kedua tangan di atas perutnya.

"Bapak sendiri kenapa ada di sini? Bukannya Bapak harus mengajar pagi ini di kelas saya?" tanya Lee Ji Eun balik, membuat laki-laki di hadapannya semakin mendekat. Lantas, berdiri tegak di sampingnya yang berada di tepi tembok rooftop.

"Saya nggak bisa mengajar, kalo salah satu murid saya nggak ada di kelasnya," ujarnya tanpa melihat paras Lee Ji Eun, yang sibuk mengamati lekuk bibir meronanya itu.

"Wae? Kenapa?" tanya Lee Ji Eun singkat, dengan kedua alis terangkat. Kemudian, dibalas tatapan olehnya-Min Yoongi.

"Ilmu yang saya berikan nggak akan berguna, kalo cuman sembilan belas anak aja yang mendapatkan ilmu itu. Sementara, ada satu anak yang nggak mendapatkan ilmunya. Jadi percuma saya mengajar, kalo salah satu anak nggak ada di kelas," katanya membuat alis Lee Ji Eun berkerut kali ini.

HELLO FUTURE from 38.000ft [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang