BAB 32

68 10 103
                                    

Follow Instagram : @me_li805 atau @nonasenduu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow Instagram : @me_li805 atau @nonasenduu

Supaya kalian tau informasi, tentang kelanjutan hello future atau karya-karya lainnya dari aku.

✈️✈️

“Oppa, Kakak,” ucap Lee Ji Eun pelan, bola matanya membulat dengan kepala yang mendongak—menatap lekat wajah Min Yoongi di dekatnya.

“Kamu mau saya bungkam mulutmu, supaya nggak panggil saya dengan sebutan itu lagi?” tanya Min Yoongi memelankan suaranya juga, karena berada di tengah-tengah keramaian.

Tiba-tiba suara gaduh memenuhi ruangan disusul dengan alunan musik, yang terdengar seperti di tempat hiburan malam. Padahal, itu musik klasik yang diputar keras. Sehingga, mereka semua mulai berdansa dengan pasangan masing-masing, mengikuti irama musik yang begitu menghanyutkan jiwa.

“Saya nggak bisa dengar!” raung Lee Ji Eun.

Min Yoongi pun berdecak, memalingkan pandangan ke arah lain sebentar. Sebelum kembali memandang Lee Ji Eun, yang tampak menyebalkan malam ini. “Dengarkan saja musiknya! Dan, berhenti panggil saya oppa!” kecam Min Yoongi, tetap mencengkeram lengan tangan Lee Ji Eun.

“Apa katamu, oppa? Musiknya di sini terlalu keras, jadi saya nggak bisa mendengar ....” Lee Ji Eun, lagi-lagi mengembalikan kekesalan Min Yoongi yang hampir mereda. Ia memandang Lee Ji Eun, yang hanya tersenyum padanya. Hingga, debar jantung mereka berdua beradu—ketika seseorang di festival musik itu, tanpa sengaja mendorong punggung Min Yoongi—membuatnya terhuyung ke depan, sontak kedua kelopak mata Lee Ji Eun pun mengantup sempurna—tepat saat bibir Min Yoongi menempel pada bibirnya.

Mengulum begitu lembut, terasa kenyal dalam sesaat. Hingga, Lee Ji Eun lebih dulu menghempaskan tubuh Min Yoongi—dengan cara mendorongnya kasar—usai kedua bibir tebal dan tipis itu bersatu tanpa disengaja. Lee Ji Eun menatap gusar Min Yoongi, yang sudah berada cukup jauh darinya, sembari mengusap ragu bibir yang masih terasa hangat—akibat ciuman mematikan itu.

“Ji Eun-ah!” panggil Min Yoongi panik, melihat kepergian Lee Ji Eun dari tengah-tengah kerumunan.

Sepasang kaki Min Yoongi berhenti perlahan, ketika menangkap Lee Ji Eun yang sedang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan, dan merunduk. “Mianhae, maafkan saya.” Lutut Min Yoongi mulai bergetar, saat akan mendekati Lee Ji Eun di sana—yang masih memperlihatkan punggungnya dan enggan berbalik menghadap pada Min Yoongi.

“Mian, maaf,” lirihnya dengan suara cukup halus.

“Gwaenchanayo, nggak apa-apa,” kata Lee Ji Eun, akhirnya dapat menurunkan kedua tangan dari wajahnya. Perlahan, mulai mendongak dan pandangan itu langsung tertuju pada stand makanan yang berjajar di dalam ruangan.

“Ya! Hei!” sergah Min Yoongi, berhasil meraih pergelangan tangan Lee Ji Eun yang akan pergi lagi.

Lee Ji Eun menoleh, dengan kedua pipi merah merona dan bola mata membulat; menatap Min Yoongi begitu dekat. “Kamu mau ke mana? Jangan pergi sendirian.”

HELLO FUTURE from 38.000ft [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang