0.1

5.6K 227 4
                                    

Selamat membaca
(⁠づ⁠ ̄⁠ ⁠³⁠ ̄⁠)⁠づ





Setelah melewati hari yang melelahkan akibat di kejar oleh segerombolan lelaki asing.

akhirnya Cavo terbangun di atas kasur yang empuk dan lembut bagaikan kain sutra.

Ia mengerjapkan mata nya. kepala nya sangat pusing, bukan sedikit lagi tapi rasa pusing itu seolah memenuhi kepala nya.

"Ughh pusinggg" eluh cavo sambil memecit pelipis nya.

Cavo belum sadar ia sekarang lagi di mana karna rasa pusing yang memenuhi kepala nya, Cavo tidak ingin membuat kepala nya bertambah pusing jadi ia memutus kan untuk berbaring di atas kasur yang empuk dan lembut tersebut.

"Ughh pusing pala berbie pala berbie mau pecah... mending baring baring aja di kasur ak" belum sempat Cavo berbicara ia menyadari ada yang mengganjal dengan kamar nya.

Sejak kapan kamar nya berwarna crem dan lagi, ADA ANAK KECIL DI SEBELAH DIRIKU

"AAAAAAAAAAAAA" teriak cavo dengan histeris.

Akibat teriakan Cavo yang menjerit bagaikan ketemu artis, pelayan yang mendengar itu pun bergegas menuju ke kamar Cavo

TOKTOKTOK

"nona! anda kenapa! izinkan saya masuk non" tanpa persetujuan cavo pelayan itu masuk dengan tergesa gesa

Cavo yang melihat orang asing memakai baju ala ala maid segera bertanya

"s-siapa dirimu?!" tanya Cavo dengan ketakutan.

Pelayan yang mendengar itu mengerutkan keningnya dengan tatapan sedih.

"Nyonya? Oh saya pelayan anda nama saya 'mesa', tetapi nyonya kenapa anda melupakan saya? apakah akibat nyonya ingin bunuh diri nyonya menjadi lupa ingatan?" tanya pelayan yang bernama mesa itu dengan teliti.

"h-hah? b-bunuh diri? Apa yang dirimu ucapkan! aku tidak bun-" untuk kedua kali nya Cavo mengigat kembali awal yang semalam yang memenuhi kepala nya, di kejar oleh segerombolan lelaki asing dan akibat itu Cavo melompat dari jembatan yang tinggi dan di bawah sana sudah ada air sungai yang siap menghilangkan nyawa orang dengan Aliran sungai yang deras.

"Nyonya? Anda kenapa? Jika nyonya merasa kurang sehat biarkan saya memanggil kan dokter" ucap Mesa hampir meninggal kan Cavo sendirian

Cavo berpikir apakah ia sudah berpindah jiwa raga ke tubuh orang? Tapi....kenapa ini bisa nyata, banyak pertanyaan yang ada di benak nya yang belum terjawab kan.

"T-tidak aku merasa sehat, tetapi Mesa anak siapa yang ada di sampingku ini?" tanya Cavo dengan memandangi Bayi lelaki yang di sebelah nya, perkiraan Cavo bayi itu berusia eh baru lahir

"Ah nona seperti nya anda sakit. nanti biarkan saya memanggil dokter pribadi tuan Alvarez" ujar Mesa dengan memelankan suara nya saat menyebut nama 'tuan Alvarez'.

"Tuan Alvarez? Siapa dia? Apakah itu ayah bayi ini? Jawab aku Mesa! Kenapa bayi ini bisa ada di sisi ku!!" Cavo menatap tajam ke arah mesa.

"Ah iya nona maafkan saya nona, bayi yang di sebelah anda adalah anak anda dengan tuan Alvarez, teta-" belum sempat Mesa berbicara Cavo memotong nya

"H-hah? Anak diriku? Sejak kapan diriku mempunyai anak! Dan kemana lelaki tidak bertanggung jawab itu! Kenapa ia tidak berada di sini" tanya Cavo dengan nada suara yang sedikit marah akibat itu Cavo meringis akibat rasa sakit yang keluar dari arah kemalu4n nya.

"Shhhh m-mesa kenapa punya ku sakit sekali!!"

"Nona mungkin karna anda telah melahirkan tuan kecil, kejadian ini sudah pasti pernah di alami oleh setiap orang yang melahirkan, anda cukup diam nona"

"Kenapa dirimu berani memerintah kan diriku untuk diam!? Apa hak mu!" Sambil berbicara Cavo memegang perut akibat sakit di arah bawah perutnya.

"Maafkan saya nona maaf kan saya" ucap Mesa dengan nada memelas.

"Huek haaa ueekk" suara tangisan kecil itu berasal dari bayi kecil yang tengah di bedung dengan kain kain yang melilit badan kecil nya.

"Huh? bagaimana ini? Kenapa anak ini nangis!" Tanya Cavo dengan muka yang kebingungan.

"Nona yang saya tau kemungkinan besar tuan kecil alan sedang ingin meminum susu nona"

'oh ternyata bayi kecil ini bernama alan'

"Minum susu? Kenapa dirimu tidak membuat nya?" Tanya Cavo dengan heran.

"Non, kata dokter Alan harus meminum asi nyonya" jelas mesa sembari menunjukkan jari ibu nya ke arah bayi kecil Tersebut.

Cavo yang mendengar itu langsung shock.

"Apa? M-minum Asiku?".

"Iya nona, nona saya izin keluar sebentar" ucap Mesa dengan kepala menunduk dan membalik badannya untuk segera pergi meninggalkan kedua manusia tersebut.

"Pelay- ah mesa, tunggu sebentar dirimu belum menjawab pertanyaan ku!"

Mesa kembali ke arah cavo sembari tersenyum.

"nona? Apakah nona ingin bicara mengenai tuan Alvarez?" Tanya Mesa sambil mendongakkan kepalanya.

"Iya mesaa di mana dia? Di saat diriku seperti ini" tanya cavo sembari menepuk pelan bedung bayi agar sang bayi tak menangis.

"Nona tuan Alvarez dan anda sudah berpisah 3 bulan yang lalu, dan anak yang di samping nyonya adalah asli anak nona dan tuan alvares, tuan alvares dan anda berpisah rumah dan jarang bertemu, setelah anda dan tuan Alvarez berpisah siapa yang tau? Bahwa anda telah hamil anak tuan Alvarez, tetapi tuan Alvarez tidak percaya bahwa itu anak nya, tetapi setelah di tes DNA ia percaya bahwa itu anak nya, dan dia berpesan setelah nona bangun ia angkan datang menjenguk Tuan kecil"
Jelas Mesa.

Cavo yang mendengar perkataan Mesa dengan teliti akhirnya berbicara.

"Baiklah dirimu boleh keluar"

Lalu Mesa keluar dengan tergesa gesa

Cavo memandangi Bayi kecil yang tengah tidur sambil memainkan lidah nya Seolah sedang menyusui

Cavo teringat kata Mesa, bayi ini tidak boleh meminum susu lain selain susu asi Cavo

"Apakah aku boleh mencobanya?" Tanya Cavo dengan heran

*

**

***

Bersambung.....

Hai hai hai, gimana ceritanya di bagian ini? Para tokoh nya bakal aku up satu persatu nanti di bagian cerita selanjutnya

Guys, kalau kalian ber transmigrasi ke tubuh seseorang yang status nya seorang janda dan memiliki seorang anak gimana tanggapan kalian? Kayak si Cavo ini

Pesona Seorang JandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang