Menikah dengan seorang bangsawan seperti Diluc benar-benar terasa seperti mimpi. Kamu merasa seperti menjadi seseorang yang paling beruntung karena bisa mendapatkannya, sementara wanita lain di luar sana hanya bisa mengagumi Diluc dari kejauhan tanpa bisa memilikinya. Namun, ada salah satu wanita yang membuatmu gelisah. Salah satu dari sekian banyaknya wanita yang mengincar Diluc, Donna, si penjual bunga. Wanita itu sangat cantik, memiliki ‘ukuran aset’ yang besar, cukup jauh dengan milikmu. Kamu takut wanita itu berhasil merebut Diluc darimu, jadi kamu selalu merasa gelisah memikirkan ini.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan sosok Diluc yang hanya mengenakan bathrobe dan handuk di bahunya. Diluc sadar kamu termenung seperti sedang memikirkan sesuatu. Dengan langkah pelan, Diluc berjalan ke arahmu lalu mengejutkanmu dengan cara memelukmu dari belakang. Tubuhnya yang dingin itu memelukmu dengan nyaman hingga membuat pikiran negatifmu barusan menghilang.
“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Diluc lembut.
Suara beratnya yang berbisik di telinganya itu membuatmu salah tingkah. Wajahmu seketika memerah disertai jantungmu yang berdebar hebat.
“Tidak ada.” jawabmu berbohong.
Diluc dengan gemas mencubit hidungmu hingga kamu susah bernapas, “Aku tahu kamu berbohong. Jangan ragu bercerita. Aku suami mu sekarang.” ucapnya.
“Suamimu.”, satu kata yang berhasil membuatmu lagi-lagi memerah. Tuhan, betapa kamu mencintai pria ini.
Bukannya menjawab, kamu justru malah membalikkan badan agar menghadap Diluc. Karena Diluc yang tidak siap, kamu berhasil membuatnya terbaring telentang di atas ranjang dengan kamu yang berada di atasnya, mengurungnya seakan tak membiarkannya pergi.
"Aku sudah bilang, aku tidak memikirkan apapun. Aku hanya bersyukur karena aku adalah orang yang beruntung berhasil menikah denganmu. Aku berhasil memenangkan hatimu meskipun ada banyak orang diluar sana yang mengincarmu." ucapmu sembari mengembangkan senyum.
Diluc menghela napas sambil menggelengkan kepalanya pelan, "Kamu juga sudah berani menaikiku ya ternyata." ucap Diluc.
[ Kinda nsfw scene ]
Kamu bukan orang yang peduli dengan gengsi. Kamu akan menunjukkan semua yang kamu rasakan tanpa rasa malu. Kamu bahkan tidak merasa malu melakukan hal ini pada Diluc, karena kamu sendiri sudah lama memimpikan ini terjadi.
Tiba-tiba posisi kalian berbalik. Diluc kini berada di atasmu, sementara kamu di bawahnya sedikit kaget dengan perlakuan Diluc yang tiba-tiba itu. "Mau melakukannya?" tanya Diluc, menggodamu.
"Aku tidak punya alasan untuk menolak. Jadi, kenapa tidak?" balasmu, tak mau kalah menggoda Diluc.
Diluc terkekeh. Dia langsung 'melahap' mu hingga beberapa saat.
***
Diluc mengenakan bajunya, mengikat rambutnya gaya ponytail. Kamu hanya diam memperhatikannya dari ranjang. Kalian baru saja selesai melakukannya. Diluc ternyata cukup bersemangat malam ini sehingga kamu hampir tidak bisa mengimbangi permainan Diluc.
Meski begitu, setelah kalian melakukan itu, Diluc membantumu mandi dan dia juga mandi lagi untuk membersihkan diri. Bukannya istirahat, Diluc justru malah ingin pergi keluar untuk alasan patroli. Tapi tetap saja, ini sudah malam. Diluc juga masih harus bekerja besok, dia tidak seharusnya berpatroli di malam hari karena sudah ada para Knight of Favonius yang menjaga Mondstadt. Tetapi Diluc selalu membantah dengan alasan anggota Knight of Favonius yang sekarang itu tidak berguna sehingga dia harus ikut turun tangan untuk melindungi Mondstadt. Kalau begini, kamu juga jadi tidak bisa melarang Diluc untuk tidak keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Genshin Men x Reader [Angst AU]
Teen FictionWARNING ! • Semua karakter berasal dari game Genshin Impact. • Semua karakter milik Mihoyo/Hoyoverse. • Might be OOC. • All Genshin Men x Reader (Saya tidak menyebutkan secara spesifik gender readernya, jadi sebebas imajinasi kalian yang membayangka...