[ TW : bullying ]
Terdengar suara air cukup keras di halaman depan sekolah. Kamu didorong seseorang hingga jatuh ke kolam hias. Tidak ada yang selamat dari basah, termasuk tasmu yang berisi buku. Meski begitu kamu tetap berusaha menyelamatkan tasmu dengan mengabaikan bajumu yang sudah basah kuyup.
Keluar dari dalam kolam, kamu tak mengeluarkan sepatah kata pun. Kamu tak membawa baju ganti sama sekali, sementara rok dan kaus kakimu serta sepatumu sudah basah kuyup. Perlahan kamu menatap dingin ke arah orang yang kamu duga sudah mendorongmu ke kolam hias.
"Ihh takut banget..." ejek cewek itu sambil bersikap seolah sedang ketakutan kamu tatap tajam seperti itu.
Mengabaikan cewek itu, kamu berjalan melewatinya memasuki sekolah. Tanpa mengganti sepatumu di loker, kamu langsung berjalan menuju WC sekolah untuk mengeringkan bajumu.
Baru saja memasuki salah satu bilik di WC, tiba-tiba air yang berasal dari atas menyiram mu. Tak lama setelah itu kamu mendengar lagi gelak tawa beberapa orang dari luar bilik WC. Kini tak hanya rok mu yang basah, baju sampai rambutmu pun jadi ikut basah.
Kalau sudah seperti ini, lebih baik pulang. Benar-benar tidak ada yang selamat dari basah kuyup. Lagipula kamu juga tidak mungkin belajar dengan baju basah dengan air kotor. Akhirnya kamu memutuskan pulang saja. Masih ada hari esok untuk sekolah.
Keesokan harinya, kamu tak lagi didorong ke kolam hias atau disiram air. Tapi hari ini kamu mendapati meja mu di kelas sudah dicoret-coret, kursi mu sudah ditempeli permen karet, laci meja mu terdapat banyak sekali sampah basah. Kamu yang terdiam melihat itu mengundang gelak tawa para pembullymu.
Ayah... Aku capek...
***
Perlahan matamu terbuka dan kamu mendapati dirimu tertidur di bawah pohon rindang di halaman belakang gedung kampus. Kamu ingat kamu sedang belajar sendirian di sini sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Tiba-tiba suara grasak grusuk di sebelahmu mengganggu ketenanganmu hingga membuatmu menoleh.
"Ah, aku membangunkanmu?" tanya orang itu.
Itu adalah Kaveh. Entah kenapa kamu bisa berteman dengan kakak tingkatnya ini, padahal kamu sudah berusaha mengabaikannya, menganggapnya tidak ada, bahkan berusaha menjauhinya. Tapi orang ini selalu saja mendapatimu seakan tak membiarkanmu pergi.
"Apa yang sedang kakak lakukan disini?" tanyamu. Suaramu sedikit serak karena baru bangun tidur.
Kaveh menghela napasnya, "Aku menemanimu. Tadi ku lihat kamu tidur sendirian di sini, bahaya."
Kamu memutar bola mata sambil menggeleng kecil, "Aku bahkan tidak peduli kalau aku berada di situasi berbahaya."
Kaveh nampak tak terima, "Tapi aku tidak bisa membiarkanmu berada dalam situasi berbahaya."
Merasa malas meladeni, kamu memutuskan kembali fokus ke buku yang sedang kamu pelajari. Kaveh hanya diam memperhatikanmu sambil merasa kagum dengan dirimu yang lebih memilih membaca buku pelajaran daripada novel.
"Kamu sering membaca buku seperti ini, apa kamu pernah baca novel?" tanya Kaveh penasaran.
"Pernah baca, semua novel yang aku baca aku tidak bisa relate. Karena semua yang terjadi di novel tidak pernah ku rasakan semua." jawabmu. "Membaca novel seakan menghina hidupku yang tak pernah merasakan semua itu." lanjutmu.
Kaveh sempat terdiam, dia menatapmu prihatin. "Kalau novel yang kamu baca itu kamu tidak relate, lalu cerita macam apa yang bisa membuatmu merasakan hal yang sama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All Genshin Men x Reader [Angst AU]
Ficțiune adolescențiWARNING ! • Semua karakter berasal dari game Genshin Impact. • Semua karakter milik Mihoyo/Hoyoverse. • Might be OOC. • All Genshin Men x Reader (Saya tidak menyebutkan secara spesifik gender readernya, jadi sebebas imajinasi kalian yang membayangka...