Kamu sedang melayani pasien yang datang berobat. Anak kecil itu menangis sambil menutup mulutnya sembari menggelengkan kepalanya.
"Tidak mau makan obat! Obatnya Dokter Baizhu terlalu pahit! Aku tidak suka!" ucap anak itu.
Kamu hanya tertawa kecil, "Benar obat Dokter Baizhu memang pahit. Tapi, obatnya begitu manjur, loh. Adikmu pernah sakit kan? Tapi setelah dia minum obat Dokter Baizhu, dia besoknya langsung sehat 'kan?" bujukmu sambil tersenyum.
"Nanti setelah minum obat, cobalah makan manisan agar tidak terlalu terasa pahit di lidah." ucapmu lagi.
Anak kecil itu langsung diam, menghapus air matanya. Sepertinya bujukanmu berhasil. Kamu pun tersenyum sembari menatap Ibu dan anak itu pergi meninggalkan Bubu Farmacy.
Tak lama, Qiqi keluar dari belakang dengan membawa tas keranjang di punggungnya. Melihat itu, kamu pun menegurnya.
"Qiqi. Mencari tanaman obat lagi?" sapamu.
Detik berikutnya Baizhu keluar dari belakang juga membawa kantong kecil di tangannya. "Dokter Baizhu?"
"Ah, maaf (y/n), aku akan keluar menemani Qiqi mencari tanaman obat. Titip Bubu Farmacy sebentar ya." ucap Baizhu dengan suara lemah lembutnya.
Kamu tiba-tiba beranjak dari meja resepsionis dan mengambil kantong yang dibawa Baizhu di tangannya. "Dokter Baizhu di sini saja. Biar aku yang menemani Qiqi." ucapmu.
Baizhu terlihat sedikit tidak setuju, "Tapi aku takut kalau kalian ketemu bahaya di luar sana. Apalagi kamu tidak mempunyai Vision."
Kamu sedikit meringis. Memang iya, kamu tidak memiliki vision. Tapi kamu merasa kamu tidak bisa membiarkan Baizhu keluar. Karena kamu tahu...
Baizhu sedang sakit. Kamu tidak tahu penyakit apa yang diderita Baizhu, sementara Baizhu sendiri sepertinya tahu dia sakit apa. Tapi kalau dia tahu penyakit apa yang dia derita, lalu kenapa tidak membuat obat untuk dirinya sendiri agar dia sembuh? Sebenarnya penyakit apa yang diderita Baizhu?
Bicara tentang obat, sepertinya Baizhu juga sepertinya sudah berusaha membuat obat untuk dirinya sendiri. Pasalnya, setiap kali kamu menyapa Baizhu, selalu saja tercium bau obat dari badannya. Benar ucap anak kecil tadi, obat Baizhu terasa pahit. Terbukti dari baunya yang cukup tajam. Dengan obat sepahit itu, apakah Baizhu selalu meminumnya?
"Tenang saja. Aku akan mencari jalan paling aman dari para monster diluar sana." ucapmu.
Baizhu terdiam sejenak mempertimbangkan keputusannya. Dilihatnya Qiqi di sebelahmu, Baizhu menghela napas. "Baiklah. Kalian saja yang pergi. Tapi ingat untuk selalu berhati-hati." ucap Baizhu final.
Kamu menyunggingkan senyum, "Terima kasih Dokter Baizhu. Kami berangkat sekarang." ucapmu sambil menggandeng tangan Qiqi keluar dari Bubu Farmacy.
Setelah punggungmu dan Qiqi tak lagi terlihat dari mata Baizhu, batuk yang sedari tadi ditahan Baizhu akhirnya keluar dengan lepas. Changseng yang berada di bahu Baizhu pun menatapnya khawatir. "Kau yakin kau baik-baik saja? Belakangan ini batukmu semakin parah. Aku khawatir penyakitmu akan semakin parah."
"Tenang saja. Aku akan berusaha membuat obat yang lain lagi. Aku hanya belum menemukan ramuan yang pas untukku saja." ucap Baizhu.
Di tempat lain, kamu mengambil beberapa tanaman obat di atas gunung. Qiqi kamu suruh menunggu di bawah sana. Kamu pernah mendengar masa lalu Qiqi dari Baizhu, kamu hanya tidak ingin masa lalu Qiqi terulang kembali. Jadi kamu menggantikannya memanjat tebing untuk mengambil Violetgrass.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Genshin Men x Reader [Angst AU]
Teen FictionWARNING ! • Semua karakter berasal dari game Genshin Impact. • Semua karakter milik Mihoyo/Hoyoverse. • Might be OOC. • All Genshin Men x Reader (Saya tidak menyebutkan secara spesifik gender readernya, jadi sebebas imajinasi kalian yang membayangka...