Alternative Ending [ 02 ]

655 20 1
                                    

[ Zhongli's Alternative Ending. ]

Pagi harinya kamu terbangun dari tidur dengan seluruh tubuhmu terasa hancur. Untuk membenarkan posisi tiduranmu pun kamu sudah tidak sanggup. Seakan separuh nyawamu hilang, tenaga mu terkuras habis. Teringat kejadian semalam hanya membuatmu sakit hati.

Teringat kembali bagaimana Zhongli memperlakukanmu sangat kasar tadi malam membuat hatimu sakit. Kamu hampir saja menangis jika bukan karena pintu kamarmu yang tiba-tiba terbuka perlahan. Di sana Zhongli menampakkan dirinya, di belakangnya ada seorang pelayan yang juga masuk sambil membawa beberapa pakaian baru. Zhongli baru sadar kamu sudah bangun ketika dia hendak menghampirimu.

"Oh, kamu sudah bangun. Tunggu disitu, aku sudah minta pelayan untuk menggantikan bajumu." ucap Zhongli. Kamu hanya diam menatap Zhongli dan pelayan secara bergantian.

Sebelum Zhongli berbalik badan, berniat ingin meninggalkanmu berdua dengan pelayanmu, Zhongli menolehkan kepalanya sedikit, "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu kalau kamu sudah selesai." ucapnya pelan sebelum pergi meninggalkan kamarmu. Dia bahkan tidak repot-repot menunggu jawabanmu.

Setelah pelayanmu selesai mengganti pakaianmu, tepat seperti yang dikatakan Zhongli sebelumnya, begitu pelayanmu keluar, Zhongli langsung masuk ke kamarmu, tak lupa menutupnya kembali, bahkan menguncinya. Kamu memilih untuk melihat ke arah lain, kemana pun asal jangan melihat Zhongli.

Zhongli meraih kursi dan meletakkannya di sebelah ranjangmu, lalu duduk di sana menghadapmu. Dia menghela napas sebelum angkat bicara.

"Bisakah.. kamu melihatku?" tanya Zhongli. Dia menatap penuh harap padamu. Tentu saja kamu menolak karena kamu masih ingat sekali bagaimana dia memperlakukanmu tadi malam. Sikapmu yang seperti membuat Zhongli sekali lagi menghela napas.

"Aku tahu kamu marah, kamu berhak membenciku, tapi setidaknya.. dengarkan aku dulu.." ucap Zhongli. Suaranya terdengar sangat sedih, hampir seperti menangis malah. Karena kamu juga masih mencintai Zhongli, akhirnya kamu luluh dan menolehkan kepalamu untuk melihat ke arah Zhongli.

Begitu melihat ke arah Zhongli, kedua matamu terbuka lebar karena shock melihat ekspresi tak biasa Zhongli. Dia menangis tanpa suara, tapi air matanya mengalir begitu deras seperti air terjun. Seketika kamu merasa panik. Ingin bangkit duduk tapi rasa sakit di pinggulmu menyerbu membabi-buta hingga membuatmu kembali berbaring sambil meringis.

"Aku.. tadi malam kasar sekali ya. Aku minta maaf.." ucap Zhongli sesenggukkan. "Seandainya aku semalam tidak mabuk.. kamu tidak akan menjadi seperti ini.." lanjutnya.

Kamu kehabisan kata-kata. Zhongli yang notabennya dikenal sebagai seorang raja yang tegas, senyumnya hanya untuk para selirnya itu ternyata hari ini menangis karena dirimu. Belum lagi cuaca di luar sedang hujan begitu derasnya diiringi dengan petir yang menggelegar.

"Tidak perlu sampai menangis seperti ini.." ucapmu berusaha menenangkannya. Tapi sepertinya sia-sia. Zhongli masih menangis.

Kamu menghela napas. Perlahan kamu mengarahkan tanganmu menuju pipi Zhongli untuk menghapus air matanya. "Jangan menangis. Yang sakit di sini aku, bukan kamu." ucapmu.

Perlahan tangisan Zhongli memelan, hanya tersisa sesenggukan. Kamu menghela napas lega. Butuh waktu beberapa saat sampai akhirnya Zhongli bisa membuka mulutnya lagi.

"Seharusnya aku menggunakan satu saja.. bukan dua.." ucapnya dengan suara kecil, tapi masih bisa kamu dengar. Salah satu alismu turun ketika mendengar ucapan Zhongli barusan.

"Apa?" tanyamu, kurang menangkap maksudnya. Sekali lagi Zhongli berkata, "T-tadi malam.. aku.. memasukimu.. dua.."

Belum selesai Zhongli berbicara, kamu langsung menutup mulutnya. "Baiklah aku mengerti, jangan dilanjutkan." Ucapmu, canggung.

All Genshin Men x Reader [Angst AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang