Alternative Ending [ 03 ]

601 24 3
                                    

[ Ayato's Alternative Ending ]

Jam pertama kamu bolos kelas. Tidak ada yang tahu kamu kemana. Tapi seseorang dari anggota OSIS yang kebetulan sedang berkeliling kelas untuk melakukan razia mendapati dirimu menangis di atap. Cowok itu panik dan berjongkok di sebelahmu.

Cowok berambut pirang itu seketika terkejut ketika dia menyadari siapa dirimu. "Kamu..."

Kamu masih sesenggukan. Butuh waktu untuk bisa menjawab dia. "Thoma.." gumammu sambil menghapus air matamu dengan kasar.

"Apa aku tidak sepantas itu untuk seorang Kamisato Ayato?" tanyamu tanpa melihat ke arah Thoma yang masih terkejut.

"Tunggu.. kamu.. kamu kan yang pernah berpacaran dengan Tuan Ayato?" tanya Thoma. Kamu hanya mengangguk pelan.

"Aku tau dan mengerti perasaanmu karena kamu diputuskan secara sepihak, tapi.. aku kesini karena peraturan sekolah untuk melakukan razia. Sebagai murid teladan dan berbakti, aku tetap harus membawamu ke ruang OSIS. Tapi tenang saja, kamu hanya akan diintrogasi sedikit." ucap Thoma. Kamu menoleh ke arah Thoma sambil menatapnya dengan tatapan datar.

"Aku kagum dengan rasa percaya tinggi dan narsismu itu. Tapi kamu tidak bisa membaca situasi. Aku sedang terpukul, lalu kamu datang dengan tidak tahu malunya ingin meraziaku." cibirmu hanya membuat Thoma tertawa.

"Hey, ayolah. Aku punya rencana bagus! Aku punya alasan lain kenapa aku tetap meraziamu." ucap Thoma diakhiri dengan seringai mencurigakan. Kamu menyadari seringai Thoma, kamu menatap curiga pada Thoma. Entah kenapa kamu memiliki firasat buruk tentang ini.

***

Kamu dibawa ke ruang OSIS. Thoma membawamu yang berjalan cangung memasuki ruangan itu. Bagaimana pun, pergi ke ruang OSIS berarti kamu juga akan bertemu Ayato. Kamu sendiri sebenarnya tidak siap bertemu dengan Ayato, tapi Thoma mengatakan kalau dia memliki rencana bagus tentang ini. Jadi kamu memilih untuk ikut saja sambil dalam hati, kamu terus mengingatkan dirimu untuk jangan pernah goyah ketika melihat Ayato, dan teruslah mengingat kalau kamu sudah bukan pacar Ayato lagi.

Thoma mempersilahkanmu duduk ke salah satu sofa di ruang OSIS. Sambil menunggu Thoma berjalan ke ruang belakang entah untuk apa, kamu melihat ke seluruh sudut ruangan, mengamati setiap foto dan penghargaan yang dipajang di dalam lemari khusus.

Kamu memutuskan untuk berdiri, berjalan mengelilingi ruangan ini sambil mengamati setiap foto yang terpajang. Ada tiga, bahkan lebih foto yang dipajang menampakkan Ayato yang berhasil meraih prestasi. Dengan tatapan sayu kamu menatap foto Ayato yang dipajang, merasa sakit hati dan kecewa.

Tepat sebelum kamu berlari ke atap tadi pagi, Ayaka dan Kuki memberitahumu sebuah kabar dimana selama ini Ayato sering bermain di belakangmu. Ayaka dan Kuki juga sebenarnya tidak tega mengatakan ini, tapi mereka harus mengatakannya supaya kamu tidak perlu mempertahankan laki-laki brengsek seperti Ayato.

Bahkan Ayaka yang notabennya adik kandung Ayato sendiri merasa kesal. Ia tak habis pikir dengan pola pikir kakaknya. Hingga teringat bahwa Ayato pernah mengatakan sesuatu padanya.

"Wanita itu murahan. Mudah sekali mendapatkan mahkota mereka. Hanya modal wajah menarik, dibumbui sedikit gombalan manis, mereka akan jatuh dan memberikan apapun yang bisa mereka beri, termasuk mahkota yang seharusnya mereka berikan pada malam pertama dengan kekasih."

Ayaka yang mendengar kalimat itu langsung berlari, menangis menuju kuburan mendiang Ayah dan Ibunya, menceritakan apa yang dibicarakan Ayato seolah kedua orang tua mereka masih hidup. Ayaka juga menceritakan apa yang dia dengar padamu hari ini melalui pesan di salah satu aplikasi sosial media. Ini hal yang cukup sensitif untuk dibahas langsung sehingga Ayaka memilih untuk menceritakannya di pesan pribadi.

All Genshin Men x Reader [Angst AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang