Kedua orang yang ada disampingku kini berjongkok kesakitan, sepertinya benda yang dilemparkan Gilang adalah benda yang keras dan sempurna menghantam kontol mereka berdua. Aku yang saat ini memiliki kesempatan segera berlari menghampiri Rey yang terkapar kesakitan akibat pukulan keras di wajahnya. Setibanya disana, aku bertanya pada Rey apakah dia baik-baik saja, Rey menjawab kalau dia merasa sedikit pusing dan pipinya amat sakit akibat pukulan tadi. Akhirnya Aku menyuruh Rey untuk segera bersembunyi di tempat aman, namun Rey menolak.
"Hey, Adit dan Rey. Pergilah selagi sempat, biarkan mereka berdua aku yang urus". Suara teriakan Gilang di seberang sana menyuruhku dan Rey untuk lekas pergi melarikan diri. "Enggak, gue bakalan bantu loe" sanggah aku. "Baiklah, kalau begitu kepung mereka berdua". Pinta Gilang padaku. Tanpa pikir panjang, aku segera berlari memutar ke arah samping dari kedua orang yang terkapar itu. Tak terduga, Rey pun melakukan hal yang sama, dia berlari berlawanan arah ke arah samping sisi satunya dari orang yang terkapar. Kini kami bertiga sudah siap mengepung dua orang yang menyerangku tadi.
"Selanjutnya gimana, Gilang?" Teriak Rey pada Gilang. "Incar celana mereka dan lepaskan!". Saut Gilang. "Hah, emang apa rencana loe?". Aku menempali keheranan. Tanpa menjawab pertanyaanku, Gilang memberikan aba-aba kepada kami untuk berlari menyerbu kedua orang yang kami kepung, kedua orang tersebut mulai mencoba untuk berdiri dan hendak melarikan diri. Terlihat benda hitam mirip bola yang tadi dilemparkan oleh Gilang sekarang ada di bawah tanah dan ditinggalkan begitu saja. Aku buka kedua tanganku, begitupun Rey untuk menangkap kedua orang itu, sedangkan Gilang mencoba meraih dan memungut bola yang tadi dilemparkan.
Aku memblokade satu orang yang hendak melarikan diri ke arahku, sedangkan Rey memblokade satu orang yang hendak melarikan diri ke arahnya. Berlari ke kanan dan ke kiri hendak menangkap dan melepaskan celana mereka sesuai perintah Gilang.
"Cepat, incar celananya dan lepaskan!". Teriakan Gilang kepada kami berdua, akupun semakin terpacu untuk meraih celana mereka. Hingga akhirnya pada satu momen, aku berhasil memegang salah satu celana, dan dalam kesempatan itu, aku menarik paksa celana tersebut dengan sangat kuat, hingga bagian sampingnya robek sejadi-jadinya.
"Sialan loe, lepasin gue bangsat!". Teriak salah seorang yang kupegang celananya. Namun aku tidak menggubrisnya, kutarik celana itu semakin kuat hingga akhirnya celana super pendek yang sama seperti yang Aku gunakan itu berhasil robek dan membuat kontol dari orang itu terlihat.
"Bagus, Adit". Teriak Gilang lagi.
Tak lama kemudian, Gilang melemparkan bola hitam dan mengarahkannya tepat pada kontol orang yang sedari tadi mencoba melepaskan cengkraman di celananya.
PLOP
Sungguh tak terduga, bola yang dilemparkan Gilang sekarang tepat mengenai kontol dan entah mengapa mencengkram kontol tersebut dengan keras, membuat orang yang kupegang menjerit kesakitan.
"Aaaaark".
Orang itu terjatuh ke tanah dan terkapar. Jika aku perhatikan kontolnya tertutupi oleh bola hitam yang tadi dilemparkan oleh Gilang. Bola itu sempurna mencengkram kontol orang tersebut dan sepertinya alat itu otomatis mencengkram jika mengenai sasaran.
Setelah kejadian itu, terdengar Gilang berteriak kepada salah seorang yang hendak melarikan diri dari Rey.
"Berhenti melawan kau yang ada disana! Jangan lari atau temanmu yang terkapar ini akan kehilangan kontolnya untuk selamanya". Ancam Gilang.
Namun sepertinya, ancaman Gilang tidak digubris, hingga akhirnya entah bagaimana. Gilang menekan sesuatu di jam tanggannya dan sesaat itu pula, orang yang terkapar di tanah kembali berteriak dengan sangat kerasnya, lebih keras dari pada yang sebelumnya. Rupanya dia amat sangat kesakitan dengan sesuatu yang dilakukan oleh Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX, SURVIVE & GAME
Teen Fiction**GAY ALERT** HOMOPHOBIA, SILAHKAN PERGI!!! Perkenalkan namaku Aditya Al Rhysjad. Sebenarnya aku tidak pernah tahu, apa yang terjadi pada diriku saat ini. Semuanya seperti percampuran antara kenyataan dan mimpi. Aku tidak tahu lagi, siapa yang harus...