[22] 2 Wolves

11.4K 521 204
                                    

Sudah 3 minggu lamanya Enola hidup dengan keluarga baru yang sangat menyayangi dirinya. Dan, hari ini Enola sudah mulai melanjutkan aktifitas yaitu bersekolah.

Saat ini, Enola menjadi pusat perhatian di kantin, sesampainya di sekolah baru, Enola langsung di dekati oleh banyak orang, bagaimana tidak, paras nya sangat memikat, ditambah semua barang yang di kenakan oleh Enola adalah barang yang memiliki nama.

Sudah dipastikan Enola adalah anak orang terpandang.

"Berdiri!"

Saat Enola meminum jus alpukat milik nya, Ia dikejutkan dengan kedatangan Brian yang tiba-tiba, cowok itu tanpa permisi menitahnya untuk segera berdiri. Untung saja Enola tak tersedak.

"Kak?" bingung Enola.

"Berdiri Enola," titah Brian penuh penekanan.

Melihat tatapan tajam yang dilayangkan oleh Brian, mau tak mau Enola berdiri, Ia menatap sekitar nya yang terdapat teman barunya. Enola menatap mereka canggung.

"Kak, kenapa?" tanya Enola sedikit berbisik.

"Ikut Kakak."

"Ehhh!" kaget Enola.

Tanpa aba-aba, Brian meraih tangan Enola, menarik gadis itu untuk mengikuti langkah nya. Kedua mata Enola membulat sempurna, tapi tak ayal Ia tetap mengikuti langkah kaki Brian, karena tangannya ditarik.

Segera saja Enola menoleh ke belakang, Ia menggerakkan bibirnya, berkata 'maaf' kepada teman barunya tersebut, karena Ia pergi begitu saja.

"Kak Ian, Enola belum selesai makan," protes Enola dengan nada pelan.

Walaupun sebenarnya Enola ingin marah, Ia hanya protes dengan nada yang terbilang lembut, karena bagaimana pun Brian adalah Kakak nya, Ia harus santun kepada yang lebih tua, tapi tak ayal Enola seperti ini pun karena takut kepada Brian.

"Kak...." panggil Enola seraya berusaha melepaskan cekalan tangan Brian.

"Tunggu di sini!"

"Aduhh...." ringis Enola pelan.

Enola memegangi tangan nya yang baru dilepaskan oleh Brian, walaupun tenaga yang di keluarkan Brian hanya 10%, tapi menurut Enola itu seperti 70%.

"Ishh, kenapa sih?" gerutu Enola sedikit kesal.

Manik indah Enola menatap sekitar nya kesal, bukan tanpa alasan, tapi sekarang Ia berada di pojok kantin, lebih tepatnya di meja paling belakang dan terhalang tihang penyangga bangunan, sehingga tempatnya terpencil.

Enola tak habis pikir dengan Brian, bisa-bisa nya Kakak nya itu menarik dirinya hanya untuk pindah meja saja.

Selain kesal, Enola pun sedikit risih karena semua orang yang ada di kantin sempat memperhatikan dirinya tadi.

"Duduk," titah Brian.

Brian yang baru kembali segera menitah Enola duduk, dan langsung dituruti oleh Enola. Entah kenapa Enola selalu refleks patuh pada perintah Brian.

"Kakak kenapa bawa Enn ke sini? kan Enn lagi makan sama temen."

"Makan."

Tanpa menjawab pertanyaan Enola, Brian malah menyuruh Enola untuk memakan makanan yang baru di pesan Brian tadi. Cowok itu duduk seraya menatap Enola dengan tatapan elang yang tak pernah berpaling sedetik pun dari gadis dihadapannya.

Bukannya menurut, Enola malah menggelengkan kepala nya, membuat Brian menaikkan salah satu alisnya.

"Kakak jawab dulu," ucap Enola.

ENOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang